Pengelola tutup sementara Air Terjun Aling-aling karena turis tewas
Merdeka.com - Pihak pengelola objek wisata air terjun Aling-aling terletak di desa Sambangan, Sukasada, Buleleng memilih menutup lokasi itu menyusul kejadian tewasnya seorang turis asal Jakarta, Mustafa (30 tahun), asal Cilitan, Kramat Jati, Jakarta Timur. Dia meninggal akibat tersapu air bah saat sedang mandi di tempat itu.
Pengelola mengatakan sudah mengimbau wisatawan waspada dan tidak melakukan aktivitas mandi di air terjun sejak Sabtu (11/4) pagi. Sebab, arus dan luapan air bah dari ketinggian sepuluh meter kerap datang secara tiba-tiba.
"Air terjun ini memang jarang dikunjungi wisatawan. Karena letaknya yang jauh di pelosok. Bahkan sering kali air bah datang tiba-tiba. Kami sudah imbau penghentian kunjungan sementara," kata humas pengelola Wisata Air Terjun Aling-Aling, Armada Jaya, Minggu (12/4).
-
Dimana letak air terjun tersebut? Air terjun itu berada di Gunung Lushan.
-
Dimana letak air terjun ini? Letaknya berada di Desa Sarimarrihit, sekitar 15 km dari pusat Kabupaten Samosir.
-
Apa yang unik dari air terjun ini? Berbeda dari air terjun pada umumnya, Air Terjun Roro Kuning merambat pada bebatuan.
-
Bagaimana air terjun ini terbentuk? Air terjun ini mengalir dari tiga sumber yang berasal dari Gunung Wilis. Air ini merambat di antara bebatuan padas di bawah pepohonan hutan pinus dan membentuk trisula.
-
Siapa yang memberi nama air terjun ini? Resi Darmo mengabadikannya menjadi nama air terjun 'Roro Kuning.'
-
Apa yang menarik dari air terjun ini? Daya tarik utama dari tempat wisata ini pastinya air terjunnya yang indah dan memanjakan mata. Semburan air itu mengalir dari ketinggian 7-12 meter dengan debit air yang cukup besar. Derasnya debit air itu menjadi daya tarik wisatawan untuk mengunjungi tempat ini.
Bahkan menurut Armada, pihaknya sudah sering mengimbau para pemandu lokal buat sementara waktu tidak melakukan aktivitas selama kondisi tidak memungkinkan. Meski begitu, dia mengakui kejadian ini merupakan pembelajaran baginya dan kelompok wisatanya supaya lebih waspada.
Armada menyatakan, pengunjung tertimpa musibah langsung mendapatkan asuransi kecelakaan dari Jasa Raharja Putera. Tetapi menurut dia, tidak semua pengunjung mendapatkan asuransi ini. Sebab, hanya pengunjung terdaftar berhak menerima asuransi tersebut.
"Mereka dapat asuransi sebesar Rp 25 juta bagi yang meninggal, karena mereka teregistrasi kepada kami dengan membayar Rp 75ribu. Sedangkan yang selamat dapat Rp 2,5 juta. Tapi di luar asuransi itu, terpenting adalah imbauan itu. Nanti saya akan mengajak guide-guide lokal di sini untuk memberikan imbauan agar berhati-hati lagi, karena ini kejadian yang kesekian kalinya," ucap Armada.
Tiga orang terseret arus saat mandi di air terjun dikenal angker dan berbahaya ini. Satu turis tewas, sedangkan seorang pemandu hilang. Mereka sedang asyik bermain air terjun di lokasi pada siang hari dan tiba-tiba diterjang air bah menyeret ke dalam pusaran arus. Satu wisatawan lagi ditemukan dalam keadaan sudah tewas akibat benturan keras di kepala korban saat terseret arus. Diduga dia membentur batu.
"Masih satu orang lagi, katanya pemandu wisata belum ditemukan," kata salah seorang warga setempat di lokasi, sambil membantu menyisir setiap aliran air di Wisata Air terjun Aling-Aling.
Korban meninggal bernama Mustafa (30 tahun). Dia merupakan warga Cilitan, Kramat Jati, Jakarta Timur. Jasadnya ditemukan di bawah Jembatan Desa Sangket mengarah ke Terminal Sangket berjarak sekitar dua kilometer dari lokasi kejadian. Saat ditemukan, jasad korban dalam keadaan tersangkut di sela-sela bebatuan, sekitar pukul 16.30 WITA. Sementara satu korban lagi, yakni Putu Bayu Prasetya alias Doglas (23 tahun), warga Desa Sambangan bekerja sebagai pemandu wisata masih dicari hingga saat ini.
Menurut penuturan korban berhasil selamat bernama Putu Selasnaya (pemandu), dirinya hanya dimintai bantuan oleh Doglas membawakan jaket. Sebab menurutnya, ketiga turis itu merupakan tamu Doglas. Dia menceritakan, ketiga tamu itu bernama Ria, Cika, dan Mustafa, berkunjung hanya ingin melakukan trekking dan sliding. Tetapi, Mustafa bersama dirinya dan Doglas sempat mandi di seputaran air terjun. Sedangkan dua perempuan itu memilih tidak mandi dan menunggu di pinggiran.
Saat mereka mandi, tiba-tiba datang air bandang dengan cepat. Seketika itu ketiganya terseret air bah. Beruntung saat kejadian, Putu berhasil memegang sebuah ranting kayu sehingga dia selamat.
"Sambil memegang ranting saya berusaha meraih pakaian kedua wanita itu (Cika dan Ria), hingga setelah penduduk datang kami ditolong," kata Putu.
Dikatakan Putu, saat memegang ranting pohon dan bergelayut pada Cika dan Ria, keduanya asal Jakarta, dia sudah dalam keadaan setengah sadar. "Terjangan air begitu deras, yang saya ingat hanya memegang erat ranting sambil merangkul kedua wanita itu," ujar Putu.
Hingga saat ini upaya pencarian masih terus dilakukan Tim SAR Buleleng bersama BPBD Buleleng dan kepolisian, dibantu masyarakat setempat. Mereka berusaha menemukan Doglas. Kepala Basarnas Buleleng, AA Alit Supartana mengatakan, pihaknya berjanji akan terus berupaya melakukan pencarian. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain memeriksa izin operasional Ayu Terra Resort, Dispar Bali akan mempertegas kesiapan dari segi keselamatan hotel.
Baca SelengkapnyaPengetatan prosedur ini bercermin dari kejadian atas Yodeka Kopaba yang belakangan diketahui ternyata baru pertama kali mendaki.
Baca SelengkapnyaPengelola selalu berdalih terkait perizinan objek wisata jembatan kaca cukup diurus ke pihak Kementerian PUPR.
Baca SelengkapnyaPolisi hingga saat ini masih melakukan olah TKP dan mencari alat bukti lainnya terkait kasus lift maut tersebut.
Baca SelengkapnyaSebanyak lima orang karyawan meninggal dunia akibat kecelakaan lift yang dinaiki oleh lima orang karyawan Ayu Terrace Resort.
Baca SelengkapnyaBanjir lahar hujan Gunung Semeru menerjang objek wisata air terjun Tumpak Sewu pada Rabu (30/1).
Baca SelengkapnyaWarga sekitar seringkali mewanti-wanti pengunjung agar tidak berenang di lokasi
Baca SelengkapnyaPengelola dinilai lalai dalam mengelola wahana jembatan kaca, sebab bahan kaca yang digunakan tidak memiliki izin.
Baca SelengkapnyaPara korban diduga terseret air hingga ke palung pasir sehingga sulit diselamatkan
Baca SelengkapnyaWarga sekitar mengungkapkan penyebab Batu Malin Kundang tenggelam
Baca SelengkapnyaPenyebab diduga tali seling baja tersebut tidak kuat menarik beban ke atas yang cukup berat dan safety pengganjal atau rem tidak berfungsi.
Baca SelengkapnyaPihak polisi masih menyelidiki spesifikasi kaca yang digunakan.
Baca Selengkapnya