Penjelasan Polri Soal Langkah Humanis Tangani Konflik KKB di Papua
Merdeka.com - Aksi teror yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua terus terjadi. Terbaru mereka membakar gedung SMP Negeri Serambakom, Kabupaten Pegunungan Bintang, Selasa (14/12) yang disertai tembakan-tembakan.
Meski begitu untuk tetap menjaga keamanan di Papua dan Papua Barat, Polri tetap secara humanis dengan memakai pola preemtif, preventif dan penegakan hukum yang dijalankan secara bertahap dan situasional
"Kalau sudah terjadi misalnya penembakan segala macam tentu kita melakukan hal itu. Seperti kontak tembak senjata yang terjadi aparat kepolisian itu posisinya diserang, tentu terjadinya kontak tembak karena situasi aparat kita," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Kamis (16/12).
-
Mengapa KKB Papua menyerang Brimob dan TNI? Gerakan mereka lambat laun semakin meresahkan dan mengancam keselamatan warga Papua yang tidak tahu menahu dengan agenda aktivitas kelompok bersenjata tersebut.
-
Mengapa kekerasan di Papua meningkat? Sekretaris Gugus Tugas Papua UGM Arie Ruhyanto mengatakan bahwa angka kekerasan di Papua meningkat di tengah gencarnya proses pembangunan oleh pemerintah.
-
Di mana teror pembakaran terjadi? Pelaku pembakaran misterius di Kampung Tipar, RT 02, RW 06, Kelurahan Mekarsari Kecamatan Cimanggis, Depok mulai terungkap.
-
Di mana KKB menyerang? Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kelompok Egianus Kogoya kembali buat onar di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan.
-
Siapa pelaku pembakaran di Tanjung Priok? Pengungkapan kasus ini bermula dari peristiwa kebakaran Seorang paman bernama DZ (53), tega menghabisi nyawa remaja perempuan berinisial AZH (15) yang juga merupakan keponakannya di Jalan Sunter Permai Raya, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
-
Siapa yang menyerang sekolah PBB? Serangan tersebut ditujukan ke Sekolah Abu Hussein yang disponsori Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di kamp pengungsi Jabalia, kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
Sehingga pola humanis yang dilakukan Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). Dengan menerapkan pola preemtif akan terlebih dulu dijalankan, sebagai langkah pencegahan.
"Pola yg dilakukan adalah upaya preemtif, kemudian preventif patroli segala macam. Kemudian penegakan hukum, jadi kalau dia ditangkap akan diproses hukum," katanya.
"Polri kan aparat penegak hukum. Bukan dihajar bukan, tetapi kita proses penegakan hukum terhadap pelaku kelompok kriminal bersenjata tersebut," lanjutnya.
Menurutnya, meski Polri adalah aparat penegak hukum, namun peran melindungi dan melayani masyarakat juga harus dijalankan, termasuk dalam menangani konflik yang terjadi di Papua yang termasuk dalam pola preemtif.
"Mereka kan seorang warga negara yang melakukan Kriminal. tentu prosesnya adalah proses sesuai dengan perbuatan atau tindak pidana yang dilakukan, bukan diperangi, bukan," ucap Ramadhan.
Sementara apabila terjadi kontak tembak dengan KKB di Papua, Ramadhan memastikan hal tersebut adalah langkah pelindungan diri dari anggota, karena menerima serangan dari mereka.
"Jadi kontak tembak itu sebagai wujud perlindungan diri, bukan untuk menyerang. anggota kita tidak menyerang. Tapi ketika kita diserang kita melindungi diri. Tentu kita berusaha bila dia menyerang ditangkap diproses," ujarnya.
Sebelumnya, Kelompok bersenjata di Papua kembali berulah. Mereka membakar gedung SMP Negeri Serambakom, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Selasa (14/12).
"Aksi pembakaran yang diduga dilakukan KKB diawali bunyi tembakan, namun personel yang bertugas di wilayah itu tidak merespons," kata Kepala Polres Pegunungan Bintang, AKBP Cahyo Sukarnito, Selasa (14/12/2021).
Cahyo menjelaskan, tak berapa lama kemudian nampak asap hitam yang dari laporan masyarakat merupakan salah satu bangunan yang ada di SMP Negeri Serambakom.
Kebakaran dilaporkan terjadi sekitar pukul 09.00 WIT sehingga tentara dan polisi yang bertugas di Pos Serambakom mendatangi lokasi kebakaran itu untuk memindahkan warga.
Saat sedang memindahkan warga ke gereja Katholik Wambakon, mereka ditembaki kelompok bersenjata sehingga terjadi baku-tembak.
Kontak tembak yang terjadi dari pukul 09.50 WIT hingga 11.15 WIT itu tidak ada korban jiwa, kata dia, seraya menambahkan sekitar pukul 11.45 WIT asap kembali muncul dari sekitar lokasi.
Petugas gabungan di Serambakom masih bersiaga dan personel dari Polres Pegunungan Bintang belum dapat diturunkan ke Serambakom karena rawan gangguan kelompok bersenjata.
Sukarnito menyatakan, sebelumnya pada Minggu lalu (5/12/2021) kelompok bersenjata membakar gedung SMA Negeri 1 Oksibil.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pembakaran ini dilakukan saat sekolah tidak ada kegiatan belajar mengajar pada Jumat ini hari.
Baca SelengkapnyaTeror itu terjadi pada Jumat, 12 Juli 2024 dilakukan oleh anggota KKB Memokon, Jender Siktaop Alias Usoki, Aquino Kaladana, Yuni Mimin dan Enos Kakyarmabin.
Baca SelengkapnyaSituasi semakin memanas saat beberapa kali tembakan terdengar dari pihak KKB di sekitar Kampung Eromaga.
Baca SelengkapnyaKKB juga membakar bangunan pelayanan kesehatan dan tempat ibadah. Hal ini juga menambah rasa takut dan trauma warga Sugapa.
Baca SelengkapnyaImbauan itu sebagai bentuk antisipasi penembakan yang dilakukan KKB
Baca SelengkapnyaPembakaran gedung sekolah itu dilakukan Rabu malam (9/10) sekitar pukul 19.20 WIT.
Baca SelengkapnyaOrganisasi Papua Merdeka (OPM) dengan brutal membakar sekolahan di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan.
Baca SelengkapnyaGedung Bagunan Sekolah Dasar (SD) Negeri Inpres Pogapa, Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, kembali dibakar oleh KKB
Baca SelengkapnyaKKB juga sempat terlibat kontak tembak dengan TNI-Polri.
Baca SelengkapnyaTNI Polri akan bertindak tegas dengan penegakan hukum terhadap aksi KKB.
Baca SelengkapnyaAksi baku tembak aparat TNI-Polri versus KKB di Papua.
Baca SelengkapnyaBerikut potret rumah yang ditembaki dan dibakar oleh KST Papua.
Baca Selengkapnya