Penjual kaset lawas, berjuang di tengah gempuran musik digital
Merdeka.com - Siang itu langit tidak cerah, rintik hujan menetes satu per satu. Di pinggir trotoar sekitaran pasar burung Jatinegara, Jakarta Timur, terdapat hamparan harta karun di masa lampau. Tumpukan kaset yang sesak berserak menggambarkan ketidakberdayaan mereka melawan serangan era musik digital di jaman sekarang.
Dalam sejarah perkembangannya, kaset pita adalah suatu bentuk inovasi dari vinyl atau yang biasa disebut piringan hitam. Saat era kaset menjamur pada tahun '80-'90, para pedagang kaset laris manis dalam menjajakan dagangannya.
Salah satunya adalah Dani (58), pria paruh baya yang telah menjalani bisnis berjualan kaset sejak tahun 1987 hingga kini. Dani adalah perantau asli Jawa Barat, dia senang dengan musik dan berbisnis kaset adalah suatu bentuk kecintaannya pada musik.
-
Dimana Dani bekerja? 'Saya sendiri sebenarnya ditugaskan di bagian media sosial untuk promosi kolam renang Janti. Jadi kerjanya merencanakan ide konten, dan mengeksekusinya,' terang dia.
-
Bagaimana Dewi Perssik menghasilkan uang saat awal karir? Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ia pernah mencoba mengamen di jalan-jalan utama Jakarta.
-
Dimana dia berjualan? Saat ini ia rutin mangkal di Jalan Bulak Rantai, Kampung Tengah, Kecamatan Kramat jati, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
-
Bagaimana Dian Ayu Lestari tetap menggeluti hobinya? Dian Ayu Lestari juga dikenal publik sebagai salah satu artis perempuan yang suka mengendarai motor. Sebelum berhijrah mengenakan hijab, Dian sudah menggeluti kegiatan ini. Ia tetap melakukan hobinya sampai saat ini.
-
Bagaimana Dina memulai usaha? Dina benar-benar mulai dari nol, dia mempelajari resep dari internet dan YouTube. Dengan modal Rp300 ribu, Dina memproduksi roti Maryam di kos-kosannya.
-
Apa usaha Dina? Dina dan suami memutuskan untuk mencoba peruntungan di bidang kuliner. Suami Dina sudah resign lebih dulu dan mulai bisnis toko siomay. Sementara Dina memutuskan memproduksi Roti Maryam di sela-sela waktu luang.
"Saya sangat suka musik, maka dari itu berjualan kaset adalah media menyalurkan kecintaan saya pada musik," sebutnya.
Saat berbicara lebih jauh dengan merdeka.com , keuntungan penjualan kaset di jaman sekarang sudah kian meredup. Namun rezeki selalu ada setiap harinya.
"Per hari bisa mencapai Rp 300.000 saja sudah Alhamdulillah, karena harga perkasetnya hanya Rp 3.000. Jika akhir pekan jumlah konsumen meningkat bisa mencapai hampir Rp 500.000," tambahnya.
Pembeli kaset di lapak Dani ini beragam, mulai dari pelajar hingga kolektor yang membeli borongan, tanpa terkecuali genre dan artisnya.
"Biasanya yang beli anak sekolah, mahasiswa, atau kolektor musik jadul mas, karena kaset-kaset di sini rata-rata tahun '70 sampai 90an", celoteh Pak Dani.
Suka-duka sebagai penjual kaset trotoar telah dilewatinya hingga lebih dari 20 tahun, kucing-kucingan dengan satpol PP juga sudah sering terjadi.
"Kita buka setiap harinya jam 9 pagi, tapi liat situasi juga, karena tiap pagi suka ada oprasi jadi mesti hati-hati," tambahnya.
Dani mengaku mendapatkan kaset-kaset tersebut dari para kolektor yang meloak koleksinya, atau toko kaset yang sudah mau bangkrut tokonya, jadi bisa beli murah, biasanya di sekitaran blok-M, Jakarta Selatan.
Dani berharap agar industri kaset pita bisa mencapai puncaknya kembali dimasa yang akan datang, walau serbuan era digital sudah kian menggila, mengingat kemudahan mendengarkan musik di jaman sekarang tidak perlu menggunakan tape dan kaset, melainkan dengan akses internet.
Baca juga:
Jokowi batal lantik Budi Gunawan jadi Kapolri!
Ini rekam jejak Badrodin Haiti, calon Kapolri pengganti Komjen Budi
Ditunjuk jadi Kapolri, Badrodin Haiti jadi trending topic worldwide
Awas, ular cobra & sanca juga banyak berkeliaran di kota
Kisah Elang Jawa, aktivis pecinta alam yang tergila-gila dengan ular
Ibrahimovic Selebrasi Pamer Tato Kelaparan
Jangan lewatkan:
Humor lucu mahasiswi seksi rayu dosen biar dapat nilai A
Transfer dulu, foto bugil dan video hot bispak baru dikirim
Detik-detik ISIS penggal puluhan umat nasrani di pantai Libya
Perjalanan kasus pemalsuan dokumen hingga Abraham Samad tersangka
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Toko musik ini telah lama menjadi surga para penikmat musik lintas generasi khususnya di Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaDi usia muda, bahkan pria ini bisa meraup penghasilan lebih besar dari pada para pekerja kantoran.
Baca SelengkapnyaPerjuangan kakek Jagat penjual mainan keliling ini viral, mengaku sering pulang dengan tangan kosong.
Baca SelengkapnyaCerita Sidik Eduard memutar otak untuk menyambung hidup keluarganya
Baca SelengkapnyaToko buku lawas di gang Jalan Dewi Sartika ini masih terus eksis hingga kini.
Baca SelengkapnyaMasih ingat dengan artis senior Anna Shirley? Lama tak muncul di layar kaca, Anna menghebohkan dunia maya karena berjualan tahu Sumedang di pinggir jalan.
Baca SelengkapnyaItu dia fakta-fakta menarik Denny Caknan, dari terlilit utang 120 juta hingga meroket berkat lagu Kartonyono Medot Janji
Baca SelengkapnyaIntip yuk perjalanan karier Dewi Perssik, dari penyanyi jalanan hingga jadi penyanyi dangsut banyak dikenal masyarakat
Baca SelengkapnyaKehidupan pesinetron Sidik Eduard telah mengalami perubahan drastis dalam beberapa tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaBegitu mengagumkan, ia sangat senang jajan kaset lawas era 90-an.
Baca SelengkapnyaKisah di balik kehidupan musisi jalanan di Yogyakarta. Dari perjuangan sehari-hari hingga mimpi masa depan.
Baca SelengkapnyaSetelah lama menghilang dari dunia musik, Teamlo akhirnya muncul kembali dengan kabar mengejutkan.
Baca Selengkapnya