Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Perhatikan, begini penyebaran antraks pada manusia harus diwaspadai

Perhatikan, begini penyebaran antraks pada manusia harus diwaspadai Apel antisipasi Antraks. ©2014 merdeka.com/imam mubarok

Merdeka.com - Beredar kabar penyakit antraks mewabah di kawasan Kulonprogo, Jawa Tengah. Bahkan disebut-sebut, ada belasan orang terjangkit antraks.

Mencegah korban terus berjatuhan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian meminta masyarakat waspada. Selain itu, diminta pula waspada dengan penyebaran antraks di lingkungan tempat tinggal mereka.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, I Ketut Diarmita, mengatakan penyakit menular yang umumnya ditularkan melalui hewan, contohnya sapi ternak. Cara penularan ada tiga macam.

"Antraks ada tiga penyerangannya, melalui kulit karena infeksi luka, melalui pernapasan, dan ketiga lewat pencernaan karena orang itu makan daging yang terkena antraks," kata I Ketut Diarmita di Jakarta. Demikian dikutip Antara, Selasa (24/1).

Diarmita mengatakan, infeksi luka pada manusia bisa menjadi media penyebaran antraks ke kulit. Sementara itu, paru-paru akan terserang jika spora antraks terhirup ke saluran pernapasan.

Ditambahkannya, sebagian wilayah Indonesia yang sedang dilanda musim hujan membuat intensitas sinar berkurang. Saat itulah, spora antraks dengan bakteri 'bacillus anthracis' menimbulkan penyakit dan naik ke permukaan dan memudahkan penyebarannya melalui hewan.

"Jika sapi tersebut makan rumput dan tidak ada kekebalan, sapi terkena antraks. Sapi yang terkena antraks jangankan dipotong, dibuka saja tidak boleh karena sporanya akan terbang dan jika kita hirup terkena paru-paru," kata dia.

Dia mengimbau masyarakat yang memiliki hewan ternak, baik sapi, kambing, maupun domba untuk berwaspada dan tidak menyembelih ternak yang mati mendadak. Diakuinya, antraks sebagai penyakit bersarang pada tanah itu memang sulit diberantas. Namun mudah dikendalikan karena penyebabnya bakteri, bukan virus yang mewabah.

Dinas Kesehatan serta masyarakat setempat pun harus bisa mengendalikan penyakit dengan memberikan vaksin hewan ternak setiap enam bulan secara berkala agar bebas dari antraks. Pencegahan antraks berkaitan dengan beredarnya di jejaring sosial media bahwa adanya beberapa orang terjangkit virus antraks.

Kasus tersebut muncul setelah tersebar surat pemberitahuan No.YK.01-02/I/1222/2017 dari RSUP Sardjito kepada Dinas Kesehatan Sleman, jika korban HA kelahiran 18 Maret 2008 tersebut meninggal akibat virus antraks.

Namun, Dinas Kesehatan Sleman maupun RSUP Sardjito membantah isi surat tersebut. Tidak hanya surat, pesan berantai di grup-grup warga pun bermunculan.

Pesan berantai tersebut meminta agar masyarakat menghindari wilayah Godean dan Sardjito. Dalam pesan berantai tersebut, warga dilarang untuk memakan daging sapi.

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Begini Ciri-Ciri Sapi Kena Antraks, Dagingnya Jangan Dikonsumsi
Begini Ciri-Ciri Sapi Kena Antraks, Dagingnya Jangan Dikonsumsi

Kemenkes mengimbau masyarakat waspada terhadap antraks. Masyarakat perlu mengenali ciri-ciri hewan terjangkit antraks.

Baca Selengkapnya
Cara Tangani Hewan Terkena Antraks, Dikubur Sedalam 2 Meter atau Dibakar
Cara Tangani Hewan Terkena Antraks, Dikubur Sedalam 2 Meter atau Dibakar

Kemenkes membenarkan bahwa saat hewan positif antraks mati, sporanya bisa bertahan di tahan.

Baca Selengkapnya
Bahaya Penularan Antraks dari Konsumsi Bangkai Hewan Terinfeksi
Bahaya Penularan Antraks dari Konsumsi Bangkai Hewan Terinfeksi

Antraks bisa menular melalui konsumsi daging atau susu sapi yang terinfeksi.

Baca Selengkapnya
Profesor UMM Bagikan Cara Penanganan Bangkai Hewan Kasus Antraks
Profesor UMM Bagikan Cara Penanganan Bangkai Hewan Kasus Antraks

Wabah antraks di Gunungkidul, Yogyakarta menjadi sorotan. Sekurangnya tiga orang meninggal dan 93 lainnya positif antraks setelah mengonsumsi daging sapi.

Baca Selengkapnya
Mengenal Antraks: Gejala, Proses Penularan dan Cara Mengobatinya
Mengenal Antraks: Gejala, Proses Penularan dan Cara Mengobatinya

Antraks umumnya menyerang hewan herbivora seperti sapi, kambing, hingga domba. Namun, bakteri tersebut juga bisa melompat ke manusia.

Baca Selengkapnya
Gejala Antraks, Penyebab, Komplikasi, dan Cara Mencegahnya
Gejala Antraks, Penyebab, Komplikasi, dan Cara Mencegahnya

Gejala antraks muncul tergantung pada bagaimana kita terinfeksi oleh bakteri penyebabnya, bisa melalui kulit, pernapasan, hingga jarum suntik.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut Pasien Antraks Tak Perlu Karantina, Ini Alasannya
Kemenkes Sebut Pasien Antraks Tak Perlu Karantina, Ini Alasannya

Kemenkes mengatakan, pasien antraks tak perlu dikarantina karena penyakit tersebut tidak menular kepada orang lain.

Baca Selengkapnya
Menkes: Hewan Terkena Antraks Harus Dibakar, Tidak Boleh Dimakan
Menkes: Hewan Terkena Antraks Harus Dibakar, Tidak Boleh Dimakan

Budi mengingatkan, bila ada hewan yang mati mendadak, masyarakat perlu memanggil petugas untuk mengetahui apakah terpapar antraks atau tidak.

Baca Selengkapnya
Waspada! Antraks Bisa Picu Kematian pada Manusia dalam 24 Jam
Waspada! Antraks Bisa Picu Kematian pada Manusia dalam 24 Jam

Syamsul Ma’arif meminta masyarakat tidak mengonsumsi daging hewan yang terpapar antraks.

Baca Selengkapnya
Ciri-ciri Hewan Terinfeksi Antraks, Perlu Diwaspadai
Ciri-ciri Hewan Terinfeksi Antraks, Perlu Diwaspadai

Antraks adalah salah satu jenis penyakit infeksi yang menular melalui hewan ternak.

Baca Selengkapnya
Kronologi Warga Gunungkidul Meninggal karena Antraks, Berawal dari Sembelih Sapi Mati
Kronologi Warga Gunungkidul Meninggal karena Antraks, Berawal dari Sembelih Sapi Mati

Seorang warga Gunungkidul meninggal karena Antraks. Korban sempat dirawat di rumah sakit

Baca Selengkapnya
Bisa Masuk Tubuh Manusia Melalui 4 Cara, Ketahui Gejala Terinfeksi Antraks
Bisa Masuk Tubuh Manusia Melalui 4 Cara, Ketahui Gejala Terinfeksi Antraks

Antraks bisa masuk ke tubuh manusia dengan berbagai cara dan menunjukkan gejala yang berbeda.

Baca Selengkapnya