Perhatikan, begini penyebaran antraks pada manusia harus diwaspadai
Merdeka.com - Beredar kabar penyakit antraks mewabah di kawasan Kulonprogo, Jawa Tengah. Bahkan disebut-sebut, ada belasan orang terjangkit antraks.
Mencegah korban terus berjatuhan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian meminta masyarakat waspada. Selain itu, diminta pula waspada dengan penyebaran antraks di lingkungan tempat tinggal mereka.
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, I Ketut Diarmita, mengatakan penyakit menular yang umumnya ditularkan melalui hewan, contohnya sapi ternak. Cara penularan ada tiga macam.
-
Kenapa antraks berbahaya bagi manusia? Bakteri tersebut kemudian dapat berkembang biak di dalam tubuh dan menyebabkan infeksi.
-
Kenapa antraks bisa menginfeksi manusia? Manusia dapat terinfeksi melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan hewan yang terinfeksi mikroba ini.
-
Apa ciri khas hewan terinfeksi antraks? Ada beberapa ciri hewan yang terinfeksi antraks, antara lain: Hewan terlihat gelisah, Gusar karena depresi, Sesak napas, Terjadi pembengkakan, Demam mencapai 42 derajat celsius, Keluar darah berwarna kehitaman dan encer dari lubang-lubang tubuh.
-
Siapa yang bisa terkena infeksi antraks? Infeksi antraks pada tubuh manusia ini bisa terjadi melalui berbagai cara sehingga perlu dipahami gejalanya.
-
Bagaimana antraks masuk ke tubuh manusia? Ketika seseorang mengonsumsi daging dari sapi yang mati karena antraks dan tidak memasaknya dengan baik, bakteri Bacillus anthracis yang ada dalam daging tersebut dapat masuk ke tubuh manusia.
-
Bagaimana cara mencegah antraks? Anda dapat mengurangi risiko antraks dengan mendapatkan vaksin antraks. Sebagai pencegahan, ini diberikan dalam rangkaian vaksin lima dosis selama periode 18 bulan.
"Antraks ada tiga penyerangannya, melalui kulit karena infeksi luka, melalui pernapasan, dan ketiga lewat pencernaan karena orang itu makan daging yang terkena antraks," kata I Ketut Diarmita di Jakarta. Demikian dikutip Antara, Selasa (24/1).
Diarmita mengatakan, infeksi luka pada manusia bisa menjadi media penyebaran antraks ke kulit. Sementara itu, paru-paru akan terserang jika spora antraks terhirup ke saluran pernapasan.
Ditambahkannya, sebagian wilayah Indonesia yang sedang dilanda musim hujan membuat intensitas sinar berkurang. Saat itulah, spora antraks dengan bakteri 'bacillus anthracis' menimbulkan penyakit dan naik ke permukaan dan memudahkan penyebarannya melalui hewan.
"Jika sapi tersebut makan rumput dan tidak ada kekebalan, sapi terkena antraks. Sapi yang terkena antraks jangankan dipotong, dibuka saja tidak boleh karena sporanya akan terbang dan jika kita hirup terkena paru-paru," kata dia.
Dia mengimbau masyarakat yang memiliki hewan ternak, baik sapi, kambing, maupun domba untuk berwaspada dan tidak menyembelih ternak yang mati mendadak. Diakuinya, antraks sebagai penyakit bersarang pada tanah itu memang sulit diberantas. Namun mudah dikendalikan karena penyebabnya bakteri, bukan virus yang mewabah.
Dinas Kesehatan serta masyarakat setempat pun harus bisa mengendalikan penyakit dengan memberikan vaksin hewan ternak setiap enam bulan secara berkala agar bebas dari antraks. Pencegahan antraks berkaitan dengan beredarnya di jejaring sosial media bahwa adanya beberapa orang terjangkit virus antraks.
Kasus tersebut muncul setelah tersebar surat pemberitahuan No.YK.01-02/I/1222/2017 dari RSUP Sardjito kepada Dinas Kesehatan Sleman, jika korban HA kelahiran 18 Maret 2008 tersebut meninggal akibat virus antraks.
Namun, Dinas Kesehatan Sleman maupun RSUP Sardjito membantah isi surat tersebut. Tidak hanya surat, pesan berantai di grup-grup warga pun bermunculan.
Pesan berantai tersebut meminta agar masyarakat menghindari wilayah Godean dan Sardjito. Dalam pesan berantai tersebut, warga dilarang untuk memakan daging sapi.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenkes mengimbau masyarakat waspada terhadap antraks. Masyarakat perlu mengenali ciri-ciri hewan terjangkit antraks.
Baca SelengkapnyaKemenkes membenarkan bahwa saat hewan positif antraks mati, sporanya bisa bertahan di tahan.
Baca SelengkapnyaAntraks bisa menular melalui konsumsi daging atau susu sapi yang terinfeksi.
Baca SelengkapnyaWabah antraks di Gunungkidul, Yogyakarta menjadi sorotan. Sekurangnya tiga orang meninggal dan 93 lainnya positif antraks setelah mengonsumsi daging sapi.
Baca SelengkapnyaAntraks umumnya menyerang hewan herbivora seperti sapi, kambing, hingga domba. Namun, bakteri tersebut juga bisa melompat ke manusia.
Baca SelengkapnyaGejala antraks muncul tergantung pada bagaimana kita terinfeksi oleh bakteri penyebabnya, bisa melalui kulit, pernapasan, hingga jarum suntik.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengatakan, pasien antraks tak perlu dikarantina karena penyakit tersebut tidak menular kepada orang lain.
Baca SelengkapnyaBudi mengingatkan, bila ada hewan yang mati mendadak, masyarakat perlu memanggil petugas untuk mengetahui apakah terpapar antraks atau tidak.
Baca SelengkapnyaSyamsul Ma’arif meminta masyarakat tidak mengonsumsi daging hewan yang terpapar antraks.
Baca SelengkapnyaAntraks adalah salah satu jenis penyakit infeksi yang menular melalui hewan ternak.
Baca SelengkapnyaSeorang warga Gunungkidul meninggal karena Antraks. Korban sempat dirawat di rumah sakit
Baca SelengkapnyaAntraks bisa masuk ke tubuh manusia dengan berbagai cara dan menunjukkan gejala yang berbeda.
Baca Selengkapnya