Pernikahan dini jadi tren muda-mudi di Lebak
Merdeka.com - Rendahnya pendidikan dan lilitan kemiskinan dituding sebagai penyebab maraknya tren pernikahan usia dini yang terjadi di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten. Sebab, Pemerintah setempat meluncurkan program-program kesejahteraan, yakni Lebak Sehat, Lebak Pintar dan Lebak Sejahtera. Ketiga program tersebut guna meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) di Kabupaten Lebak.
"Kami terus melakukan intervensi melalui berbagai program untuk menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat," kata Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Lebak, Eka Darmana sdi di Lebak seperti dilansir Antara, Jumat (16/1).
Kabupaten Lebak angka pencapaian IPM masih di bawah rata-rata nasional karena terbukti tingginya kematian ibu dan anak. Selain itu juga minimnya pendidikan serta daya beli masyarakat cukup rendah.
-
Kenapa hamil di luar nikah menyebabkan pernikahan dini? Sebagian besar permohonan dispensasi itu dilakukan karena hamil di luar nikah dan sebagian lainnya karena alasan sosial budaya.
-
Kenapa pernikahan di usia muda jadi masalah? Banyak yang beranggapan bahwa risiko hanya menimpa perempuan karena mereka yang seringkali menjadi korban dari pernikahan anak. Namun, laki-laki yang menikah di usia belia juga menghadapi konsekuensi serius yang sering kali diabaikan.
-
Gimana pengaruh pernikahan usia belia buat perempuan? Perempuan yang menikah di usia muda menghadapi berbagai risiko, terutama dalam hal kesehatan fisik dan mental. Banyak studi yang menunjukkan bahwa anak perempuan yang menikah sebelum usia 18 tahun lebih rentan mengalami komplikasi saat kehamilan dan persalinan.
-
Siapa yang berisiko mengalami perceraian karena pernikahan dini? Pasangan yang melakukan pernikahan dini juga sangat berisiko mengalami perceraian karena di usia remaja secara mental mereka juga belum siap,“ kata Jauhar dikutip dari ANTARA.
-
Mengapa Kemenkominfo berfokus pada pernikahan dini dalam pencegahan stunting? Salah satu faktor penyebab stunting adalah menikah di usia muda atau menikah dini. Hal ini karena ibu yang hamil di usia terlalu muda belum siap secara fisik dan mental sehingga bayi berisiko besar lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan terkena stunting.
-
Bagaimana Kemenag DIY menekan pernikahan dini? Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta (Kemenag DIY) menggencarkan sosialisasi pendewasaan usia pernikahan bagi pelajar SMA/MA untuk menekan angka pernikahan usia dini.
Karena itu, kasus angka pernikahan dini di pelosok-pelosok desa di pedalaman Kabupaten Lebak cukup tinggi. Penyebab tingginya pernikahan dini itu akibat minimnya pendidikan dan mereka rata-rata putus sekolah dasar.
"Kami berharap melalui program yang diluncurkan pemerintah daerah dapat mendorong kesejahteraan masyarakat," katanya.
Menurut dia, pernikahan dini tentu akan berdampak terhadap kualitas keluarga juga menimbulkan gangguan kesehatan. Sebab banyak persalinan usia dini mengalami keracunan maupun pendarahan sehingga mengancam keselamatan jiwa mereka.
"Kami terus menjalin kerja sama dengan Kantor Kementerian Agama melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak terjadi pernikahan dini," katanya.
Dia juga mengatakan pemerintah daerah kini menerbitkan peraturan daerah (Perda) Nomor 02 tahun 2010 tentang pendidikan selama 12 tahun. Perda tersebut sejalan dengan program Lebak Pintar agar masyarakat Kabupaten Lebak ke depan minimal pendidikan tingkat SLTA.
Untuk mendukung perda tersebut, pemerintah daerah mengalokasikan dana bagi siswa miskin agar mereka bisa melanjutkan pendidikan dengan gratis. Pemerintah daerah juga mengintensifkan sosialisasi melalui relawan Pusat Informasi dan Konseling (PIK) maupun penyuluh Keluarga Berencana.
"Saya kira tujuan Lebak Pintar itu di antaranya untuk mengantisipasi terjadinya pernikahan dini," katanya.
Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Kecamatan Curugbitung Juendi mengatakan pihaknya terus mengoptimalkan sosialisasi dampak dan bahaya pernikahan dini di masyarakat. Pernikahan dini atau usia di bawah umur 20 tahun berisiko terkena kanker leher rahim.
Sebab, pada usia remaja sel-sel rahim belum matang, sehingga nanti berpengaruh pada tingginya angka kematian ibu yang melahirkan. Sedangkan dampak lainnya, kata dia, usia di bawah umur belum memahami hubungan sex juga tujuannya.
"Kami minta orangtua agar tidak menikahkan kepada anaknya yang masih di bawah umur," katanya.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka menikah karena hamil duluan, lalu cerai setelah melahirkan
Baca SelengkapnyaPernikahan usia belia bisa menimbulkan berbagai dampak kesehatan yang perlu dikenali dan dihindari.
Baca SelengkapnyaSebagian besar penyebab pernikahan dini adalah kasus hamil di luar nikah
Baca SelengkapnyaTerdapat berbagai risiko jika melakukan pernikahan dini.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan laporan BPS angka pernikahan di Indonesia mengalami penurunan yang drastis
Baca SelengkapnyaDitegaskan Menkes Budi, penyediaan alat kontrasepsi ini bukan untuk pelajar, namun untuk orang menikah di usia sekolah
Baca SelengkapnyaIbu yang hamil di usia terlalu muda belum siap secara fisik dan mental sehingga bayi berisiko stunting.
Baca SelengkapnyaPeran orang tua dan pendidikan bahaya seks bebas penting untuk menekan fenomena ini.
Baca SelengkapnyaKabid Bimas Kankemenag Jakarta Utara, H. Saprudin, M.A, terungkap sebanyak 49 remaja di Jakarta Utara melangsungkan pernikahan pada usia di bawah 19 tahun.
Baca SelengkapnyaMasih marak terjadinya pernikahan dini di Indonesia bisa diatasi dengan peranan yang tepat bagi keluarga.
Baca Selengkapnya"Semakin kaya, pendidikan tinggi dan bermukim di perkotaan, berkolerasi erat dengan median usia menikah yang semakin mundur," kata Hasto," kata Kepala BKKBN
Baca SelengkapnyaSalah satu faktor penyebab stunting adalah menikah di usia muda atau menikah dini
Baca Selengkapnya