PKS sebut kasus Novel dan Hermansyah jadi catatan kelam penegakan hukum
Merdeka.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menilai ada dua kasus besar yang menjadi catatan buruk untuk proses penegakan hukum di Indonesia. Pertama, belum tuntasnya kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan dan penganiayaan terhadap Hermansyah, pakar IT dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid, mengatakan dua peristiwa itu banyak kejanggalan.
"Jadi menurut saya, kedua peristiwa ini peristiwa yang menjadi catatan kelam dalam hal pengayoman terhadap warga bangsa dan dalam hal komitmen penegakan hukum yang seadil-adilnya," kata Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (29/12).
-
Siapa yang diduga sebagai pelaku? 'Kalau musuh kita mah nggak tahu ya, kita gak bisa nilai orang depan kita baik di belakang mungkin kita nggak tahu. Kalo musuh gue selama ini nggak ada musuh ya, mungkin musuh gua yang kemarin doang ya, yang bermasalah sama gua doang kali yak,' ungkapnya.
-
Bagaimana Kejaksaan Agung teliti kasus? 'Tim Penyidik mendapatkan alat bukti yang cukup untuk menetapkan RD selaku Direktur PT SMIP sebagai tersangka,' ujarnya seperti dilansir dari Antara.
-
Bagaimana Kejagung mengusut kasus ini? “Iya (dua penyidikan), itu tapi masih penyidikan umum, sehingga memang nanti kalau clear semuanya kita akan sampaikan ya,“ tutur Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana di Kejagung, Jakarta Selatan, Senin (15/5/2023). Direktur Penyidikan (Dirdik) Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kejagung, Kuntadi mengatakan, dua kasus tersebut berada di penyidikan yang berbeda. Meski begitu, pihaknya berupaya mendalami temuan fakta yang ada.
-
Bagaimana pelaku ditangkap? Pelaku ditangkap di tempat dan waktu berbeda. Pelaku LL warga Kelurahan Kefamenanu Selatan ditangkap di Weain, Kecamatan Rinhat, Kabupaten Malaka pada Selasa (18/10) kemarin.
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
Hidayat menilai, kasus Novel janggal karena polisi terkesan lamban mengungkap dalang di balik teror tersebut. Padahal, di Jakarta terdapat banyak CCTV yang dapat mempermudah pengungkapan pelaku teror terhadap Novel.
"Dalam tanda kutip relatif sangat, saya sampaikan bahwa kalau polisi bisa mengejar teroris sampe ke kampung-kampung jauh, Sulawesi nan jauh, sampai di Ambon nun jauh, masa sih yang di Jakarta yang ada CCTV-nya enggak keambil, termasuk yang ahli IT itu masa sih enggak bisa," tegasnya.
Untuk kasus Hermansyah, dia menyayangkan para pelaku penganiayaan tidak diproses hukum secara jelas dan adil oleh pihak Kepolisian.
"Seorang ahli IT kemudian dilakukan tindakan sangat mengerikan, dikeroyok dibacok sampai hampir saja meninggal dan kemudian tidak jelas walaupun ditangkep yang bacok-bacoknya, tapi hukumnya kan tidak jelas," ujarnya.
Wakil Ketua MPR ini menganggap dua kasus tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi penegak hukum di Indonesia. Pihak Kepolisian juga diingatkan untuk segera mengusut tuntas aktor penyerangan Novel dan memberikan hukuman berat bagi pelaku penganiayaan Hermansyah.
"Tetap saja diingatkan kepada penegak hukum kepolisian dan sebagainya untuk lebih serius lagi untuk sesegera mungkin menangkap dan mengajukan ke pengadilan untuk dihukum sekeras-kerasnya ke mereka yg melakukan kejahatan terhadap Pak Novel Baswedan dan terhadap ahli IT dari ITB itu," jelas Hidayat.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komnas HAM RI menduga kuat terjadi perintangan penyidikan atau "obstruction of justice" dalam kasus kematian Afif Maulana.
Baca SelengkapnyaSatu dari tiga orang yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) kasus pembunuhan Vina ditangkap.
Baca SelengkapnyaKasus ini kembali ramai diperbincangkan setelah diadaptasi ke layar lebar. Satu DPO yang terakhir ditangkap ada nama Pegi Setiawan.
Baca SelengkapnyaKata Susno masyarakat pasti bertanya-tanya dengan kasus Vina ini, bagaimana polisi bisa menangani kasus-kasus besar, sedang kasus Vina tidak terungkap.
Baca SelengkapnyaBerikut 2 sosok eks Kapolres Cirebon di awal kasus pembunuhan Vina yang belakangan disorot.
Baca SelengkapnyaPolda Jabar menegaskan bahwa Pegi merupakan otak pembunuhan dalam perkara ini.
Baca SelengkapnyaNovel Baswedan menuding penangkapan mantan Mentan SYL sebagai upaya Firli Bahuri menutupi kasus pemerasan.
Baca SelengkapnyaKlarifikasi dilakukan Kompolnas dengan menemui langsung penyidik Polda Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaKomisioner Kompolnas Yusuf Warsyim pun mewanti-wanti agar penyidik Polda Jawa Barat segera memperkuat alat bukti atas penetapan tersangka Pegi.
Baca SelengkapnyaNovel merupakan tersangka tunggal dalam kasus ini.
Baca SelengkapnyaKompolnas masih mempelajari lebih lanjut mengenai keputusan penghentian penyidikan di kasus kebakaran Gedung Cyber 1.
Baca SelengkapnyaYasonna meminta Kepolisian Republik Indonesia agar kasus Vina Cirebon untuk dituntaskan.
Baca Selengkapnya