Poin-Poin Penting Hasil Investigasi TGPF Novel Baswedan
Merdeka.com - Setelah berbulan-bulan, Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus penyiraman air keras Novel Baswedan mengungkap hasil investigasinya. Waktu investigasi telah berakhir lantaran ditentukan hanya enam bulan oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
TGPF kemudian menyampaikan hasil investigasi di Mabes Polri pada Rabu (17/7). Banyak fakta terkuak dari hasil investigasi selama ini. Apa saja? Berikut ulasannya:
Penyiraman Novel untuk Balas Sakit Hati
-
Apa yang diselidiki KPK? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menyelidiki dugaan kasus korupsi pengadaan lahan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
-
Apa yang sedang diselidiki KPK? Didalami pula, dugaan adanya penggunaan kendali perusahaan tertentu oleh saksi untuk mengikuti proyek pengadaan di Kementan RI melalui akses dari Tersangka SYL,' ungkap Ali.
-
Apa yang ditemukan KPK di Basarnas? Lembaga antirasuah mengungkap kasus dugaan korupsi di Basarnas.
-
Bagaimana KPK mengungkap kasus suap di Basarnas? Pengungkapan kasus ini bermula dari operasi tangkap tangan pada Selasa 25 Juli 2023 sekitar jam 14.00 WIB di jalan raya Mabes Hankam Cilangkap, Jakarta Timur dan di Jatiraden, Jatisampurna, Kota Bekasi. Dalam OTT, KPK amankan 11 orang dan menyita goodie bag berisi uang Rp999,7 Juta.
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
-
Apa kasus yang sedang dihadapi KPK? Pemeriksaan atas dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN Bupati Sidoarji Ahmad Muhdlor Ali diperiksa KPK terkait kasus dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN di lingkungan BPPD Pemkab Sidoarjo.
Dari hasil investigasi yang dilakukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Novel Baswedan, ditemukan fakta kuat kemungkinan penyerangan tersebut berkaitan dengan penanganan kasus yang digeluti penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu. Pelaku diduga sakit hati sehingga membalas dengan cara menyiramkan air keras ke wajah Novel.
"TPF meyakini adanya probabilitas bahwa serangan pada wajah bukan untuk membunuh, tapi membuat korban menderita. Bisa untuk membalas sakit hati atau memberi pelajaran korban. Atas sendiri atau disuruh orang lain," kata Juru Bicara Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Novel Baswedan, Nur Kholis di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (17/7).
Pendalaman Terhadap 3 Orang Terduga Pelaku
Hingga masa investigasi berakhir, Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Novel Baswedan belum juga menemukan pelaku penyerangan terhadap penyidik senior KPK itu. TGPF masih kesulitan menangkap pelaku. Mereka hanya melakukan penyidikan terhadap tiga orang terduga pelaku.
Juru Bicara TGPF Novel Baswedan, Nur Kholis mengatakan, pihaknya telah melakukan reka ulang TKP dan menganalisa isi CCTV di sekitaran kediaman Novel.
"Wawancara ulang saksi-saksi dan saksi tambahan, juga analisis pola. TPF cenderung pada fakta lain, 5 April 2017 ada satu orang tidak dikenal mendatangi rumah saudara Novel. Kemudian 10 April 2017 ada dua orang tidak dikenal datang, diduga berhubungan dengan penyerangan," tutur Nur Kholis saat konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (17/7).
TGPF Rekomendasikan Kapolri Bentuk Tim Khusus
Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Novel Baswedan merekomendasikan Kapolri Jendral Tito Karnavian untuk membentuk tim pengejar tiga sosok terduga pelaku. Hal ini dilakukan agar ada hasil yang pasti dari kasus penyidik senior KPK itu.
"TGF merekomendasikan pendalaman fakta satu orang tidak dikenal yang datang ke rumah korban pada 5 April 2017 dan dua orang tidak dikenal yang berada dekat rumah korban dan Masjid Al Ihsan pada 10 April 2017 dengan membentuk tim spesifik," ujar Juru Bicara TGPF Novel Baswedan, Nur Kholis.
Serangan Terkait Pekerjaan
Hasil investigasi Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) mengungkap motif penyiraman terhadap Novel Baswedan. Juru Bicara TGPF Novel Baswedan, Nur Kholis mengatakan motif diduga berkaitan dengan pekerjaan Novel sebagai penyidik di KPK.
Selain itu, Nur Kholis menjelaskan jenis air keras yang digunakan untuk menyiram Novel Baswedan. Jenis air keras itu asam sulfat H2SO4 yang berkadar larut tidak pekat. Efeknya pun memberikan kerusakan pada bagian tubuh namun tidak mengakibatkan kematian.
"Fakta terdapat probabilitas adanya penanganan kasus yang dilakukan korban, akibatnya adanya dugaan penggunaan wewenang secara berlebihan. TPF meyakini serangan itu tidak terkait dengan masalah pribadi, tetapi terkait pekerjaan korban," jelas Nur Kholis.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Novel lantas menyindir Ketua KPK Firli Bahuri yang meresmikan sekaligus main badminton di Manado.
Baca SelengkapnyaPimpinan dan penyidik KPK mendapatkan teror usai mengungkap kasus suap di Basarnas. Apa saja teror yang datang?
Baca Selengkapnya"Saya cuma khawatir bila ternyata itu tidak ada uangnya, tetapi KPK mau buat framing saja," kata Novel.
Baca SelengkapnyaAlexander mengatakan, saat melakukan tangkap tangan, tim dari KPK sudah mendapatkan setidaknya dua alat bukti.
Baca SelengkapnyaHakim sebelumnya menyatakan penetapan status tersangka Firli dilakukan Polda Metro Jaya sah secara hukum.
Baca SelengkapnyaLaporan ini terkait kasus dugaan korupsi lelang barang rampasan benda sita korupsi berupa satu paket saham PT Gunung Bara Utama (GBU).
Baca SelengkapnyaNovel menyoroti kasus Ghufron yang bersitegang dengan Dewas KPK sudah parah dan sepantasnya mendapatkan sanksi berat.
Baca SelengkapnyaNovel Baswedan membongkar pelemahan di KPK saat ini dilakukan lewat pegawainya yang berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
Baca SelengkapnyaPemeriksaan terhadap GS telah berlangsung di gedung Merah Putih, KPK
Baca SelengkapnyaKPK belum bisa menyampaikan penggeledahan tersebut berkaitan dengan kasus apa.
Baca SelengkapnyaNama Sadikin Rusli disebut-sebut dalam sidang perkara korupsi BTS Kominfo.
Baca SelengkapnyaNovel menyebut, Polri telah menyelamatkan KPK dari tangan Firli Bahuri.
Baca Selengkapnya