Polda Jateng sebut Densus 88 tangkap tiga orang terduga teroris
Merdeka.com - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri melakukan penangkapan tiga terduga teroris dari Senin (30/1) malam hingga Selasa (31/1) pagi tadi. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Djarod Padakova mengatakan, tiga orang terduga teroris tersebut ditangkap di tiga tempat di Jawa Tengah secara terpisah.
"Ketiga tempat itu adalah di Kabupaten Grobogan, Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar. Pihak Polda Jateng, Polres Grobogan, Polres Karanganyar dan Polres Sragen. Dalam proses penangkapan kami hanya memberikan pengamanan rekan kita Densus 88. Tadi malam (Senin) sekitar pukul 22.00 WIB ditangkap S di Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan," kata Djarod saat konferensi pers di Ruang Humas Mapolda Jawa Tengah di Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Jawa Tengah Selasa (31/1).
Terduga teroris S merupakan Sugiyono (37), warga asli Kecamatan Karangjati, Ngawi, Jawa Timur. Saat ditangkap dan dilakukan interogasi awal, sang isteri dan kakak iparnya ikut mendampingi. Sugiyono ini diketahui sempat tinggal di kontrakan di wilayah Gemolong, Sragen, Jawa Tengah.
-
Kenapa Densus 88 menangkap terduga teroris? 'Kita tidak ingin persoalan di medsos yang dipicu oleh orang-orang seperti itu memberikan kegaduhan di dunia maya yang tidak hanya didalam negeri tapi bisa di luar negeri karena tokoh sekelas atau figur sekelas seperti Paus keramaian di medsos akan mengganggu kegiatan,' ucap dia
-
Apa yang ditemukan Densus 88 saat penangkapan terduga teroris? 'Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata. Logo ISIS misalnya, logo-logo yang merujuk pada tanda tertentu yang biasa digunakan kelompok teror, salah satu misalnya bendera bendera itu ya,' kata dia di GBK, Jumat (6/9).
-
Siapa yang ditangkap Densus 88? Aswin mengatakan, Densus 88 Antiteror akan menggali lebih jauh keterangan dari para pelaku, termasuk mencari barang-barang lain yang berhubungan dengan aksi teror.
-
Siapa saja yang ditangkap? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Bagaimana penangkapan para pelaku TPPO? Pengungkapan kasus tersebut bermula dari laporan dari masyarakat sekitar mengenai adanya aktivitas mencurigakan oleh ketiga pelaku.
-
Siapa yang ditangkap? Personel Brimob menangkap pria berinisial I, P, G yang diduga sebagai pemakai dan WA sebagai bandar dan perempuan N sebagai pemakai pada Rabu (19/6) dini hari.
"Saat ditangkap dan diinterogasi sementara di tempat penangkapan ada istri dan kakak iparnya," terangnya.
Penangkapan bermula pada Minggu 11 Desember 2016 lalu, sempat terjadi ledakan bom di rumah kontrakannya. Sugiyono menderita luka di syaraf matanya sehingga mengalami gangguan penglihatan usai bom meledak.
Menurut Djarod, usai Sugiyono ditangkap, kemudian pada Selasa (31/1) pagi sekitar pukul 07.00 WIB ditangkap seseorang bernama Jumali (30) di daerah Gemolong, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
Tim Densus 88, kemudian berlanjut berhasil meringkus satu orang lagi pada pukul 08.45 WIB, berinisial S di Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. S diketahui bernama Sugianto (38).
"Sekitar pukul 10.45 WIB, rumah S di Gondangrejo, Karangnyar dilakukan upaya penggeledahan oleh rekan kita Densus 88,” ceritanya.
Saat ini, ketiga terduga teroris masih diinterogasi oleh Tim Densus 88 Antiteror di wilayah Solo, Jawa Tengah. Sesuai Peraturan Kapolri Nomor 01 tahun 2012 tentang Manajemen Penyelidikan, Densus 88 punya waktu 7 x 24 jam untuk melakukan penyidikan.
Djarod tidak menjelaskan apa keterkaitan ketiga terduga teroris tersebut dan termasuk kasus yang mana. Pasalnya, pihak yang berwenang memberikan keterangan secara resmi adalah tim dari Densus 88 atau Mabes Polri.
"Kita tunggu saja, nanti Densus 88 dan Mabes Polri yang akan memberikan keterangan lebih jelas kepada rekan-rekan wartawan," pungkasnya.
(mdk/msh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketiga terduga teroris ditangkap secara terpisah di tiga kabupaten kota.
Baca SelengkapnyaKabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Dirmanto, mengatakan ada tiga orang penghuni rumah yang diamankan dan diperiksa karena dugaan terorisme
Baca SelengkapnyaTiga pria diamankan dalam sebuah rumah kontrakan di Kota Batu
Baca SelengkapnyaTiga terduga teroris yang ditangkap Densus 88 menempati rumah di Dusun Jeding, Desa Junrejo, Kota Batu selama 1,5 tahun.
Baca SelengkapnyaDensus 88 tangkap puluhan pendukung ISIS dalam satu hari di 3 lokasi
Baca SelengkapnyaSembilan orang yang ditangkap masih menjalani pemeriksaan. Belum ada penjelasan detail soal kegiatan para terduga teroris ini.
Baca SelengkapnyaIa menyebut, dua orang terduga teroris yang diamankan itu yakni dari Sulawesi Tengah dan Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaKetiga terduga pelaku teroris merupakan jaringan Anshor Daulah yang beroperasi di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaKetujuhnya kini masih menjalani pemeriksaan intensif
Baca SelengkapnyaDensus 88 juga berhasil menangkap satu tersangka teroris lainnya inisial NK yang diduga terafiliasi kelompok Jaringan Anshor Daulah (JAD) di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaPenangkapan terduga teroris dilakukan pada hari Rabu (2/8) di rumahnya.
Baca SelengkapnyaTim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri, bersama Polda Jatim berhasil menyita sejumlah barang bukti bahan kimia, alat pembuat bahan peledak dan casing bom.
Baca Selengkapnya