Polisi bebaskan remaja yang duduk dan injak Alquran di Tulungagung
Merdeka.com - Polres Tulungagung, Jawa Timur, akhirnya membebaskan Fr (15), pelaku penistaan agama dengan cara menginjak dan meniduri Kitab Suci Al Quran, lalu mengunggahnya di media sosial facebook. Pelaku dibebaskan setelah menggelar sidang diversi peradilan anak melibatkan berbagai pihak terkait.
"Hasil sidang diversi hari ini memutuskan untuk mengembalikan pembinaan anak terhadap orang tua dengan cara disekolahkan kembali," kata Kasat Reskrim Polres Tulungagung AKP Andria Di Putra dikonfirmasi usai sidang diversi di Tulungagung, Senin (20/6).
Sidang diversi digelar di ruang aula satreskrim dengan melibatkan perwakilan MUI, tokoh agama, orang tua, perangkat desa, Balai Pemasyarakatan Kediri, Komisi Perlindungan Anak Tulungagung, dinas sosial, serta Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Tulungagung. Kendati bebas dan lepas dari status tersangka, kata Andria, Fr masih diharuskan tinggal sementara di lingkungan Mapolres Tulungagung selama 1-2 hari.
-
Kenapa pelaku penganiayaan dibebaskan? Dengan potongan video selanjutnya korban yang masih bocah sempat menangis setelah kepalanya dipukul dengan botol.'Meskipun Om aing jenderal aing tak pernah minta tolong ke om aing nu jenderal. Sok searching di google maneh, Mayjen Rifki Nawawi. Apakah aing pernah minta tolong, gak pernah,' ujar si remaja dalam video.
-
Bagaimana orang tua pelaku dan korban menyelesaikan kasus penganiayaan anak SD? “Pihak keluarga pelaku sanggup mengganti rugi biaya pengobatan kepada korban,“ terang Kasat Reskrim Polres Jombang, Selasa (27/6/2023)
-
Bagaimana cara agar anak terbebas? Edukasi tentang bahaya rokok ini harus dimulai sejak dini, dengan cara yang menarik dan mudah dipahami oleh anak-anak.
-
Siapa yang terlibat? Konflik pribadi adalah konflik yang melibatkan satu individu dengan individu lainnya.
-
Siapa yang hadir di persidangan? Soraya Rasyid tiba di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, terlihat mengenakan pakaian serba hitam. Perhatian media dan fotografer segera tertuju pada kehadirannya, yang memang sudah datang untuk mengikuti jalannya persidangan.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
Menurut Andria, belum tersedianya 'shelter' atau tempat penampungan khusus untuk pembinaan anak dimiliki dinas sosial setempat menyebabkan proses konseling dan psikoterapi oleh Bapas sementara dilakukan lingkungan Satreskrim Polres Tulungagung.
"Setelah dua hari dan pembinaan dirasa cukup anak kami serahkan kepada orang tuanya untuk dilakukan pembinaan dan pengawasan lanjutan," ujar Andria.
Petugas Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kediri, Ida Wening yang bertugas dan bertanggung jawab langsung dalam melakukan pengawasan terhadap Fr pascabebas dari jerat pidana sesuai hasil sidang diversi mengatakan, tahap pertama yang dia lakukan adalah memastikan kesiapan orang tua untuk mengasuh Fr. Jika dalam dua hari proses konseling dan psikoterapi disimpulkan orang tua sanggup mengasuh dan menyekolahkan Fr hingga lulus jenjang SMA, kasus dugaan penistaan agama akan ditutup total.
"Selama diasuh orang tuanya, pengawasan akan kami lakukan hingga jangka waktu enam bulan ke depan. Jika selama itu disimpulkan orang tua tidak sanggup membina dan mengawasi perilaku anaknya sehingga menjadi baik, kasusnya bisa dibuka kembali oleh polisi," kata Ida Wening.
Pernyataan Ida dibenarkan kasat Reskrim AKP Andria D Putra, yang mengatakan bahwa selama proses pembinaan orang tua, Fr beserta orang tuanya wajib lapor ke Polres Tulungagung minimal dua pekan sekali. "Wajib lapor ini sebagai proses pengawasan kami atas perkembangan anak selama diasuh orang tuanya," tutur Andria, seperti dilansir Antara.
Usai sidang diversi, pihak Bapas sempat melakukan konseling dengan Fr maupun orang tuanya. Dalam sesi tanya jawab dengan Bapas, Fr mengakui hanya iseng saat melakukan pengambilan foto aksi menginjak dan meniduri kitab suci Al Quran di salah satu masjid desanya di Desa Tanggulkundung, Kecamatan Besuki.
"Dia mengaku hanya iseng saja supaya bikin gempar lalu terkenal. Anak ini sepertinya sedang butuh perhatian karena kebetulan lama tidak bersama orang tua kandungnya yang bekerja di luar negeri sebagai TKI," ujar Andria.
Dikonfirmasi terpisah, ibunda Fr, Luluk Wijiastuti (33) mengakui anaknya selama ini tinggal di Desa Tanggulkundung bersama sang kakek, sementara dia sendiri saat ini tinggal di Ponorogo bersama suami kedua atau ayah tiri Fr.
"Anak saya putus sekolah MTs klas VII karena mengikuti teman-temannya yang juga 'drop out'. Dulu sudah masuk MTs Negeri lalu minta pindah di swasta karena teman juga, malah akhirnya keluar," tuturnya.
Luluk mengaku menyesali insiden yang dilakukan putranya dan menyampaikan minta maaf atas perilaku yang melukai perasaan umat Muslim tersebut. Ia berjanji untuk tidak lagi mengabaikan pengawasan dan pembinaan terhadap Fr dengan membawanya serta di rumah Ponorogo bersama suami.
"Insya Allah saya akan awasi dengan baik. Saya akan sekolahkan juga, bila perlu masukkan ke pondok pesantren dekat rumah di Ponorogo," tandasnya.
Sebelumnya, kasus dugaan penistaan agama dilakukan seorang remaja lantaran berpose menginjak Alquran di Padang, Sumatera Barat, hingga kini masih dalam penyelidikan aparat kepolisian dan tokoh setempat. Namun belum usai penyelidikan tersebut, kasus serupa kembali terulang.
Seorang remaja yang belum diketahui identitasnya berpose duduk di atas meja dengan kedua kakinya ditekuk sembari menginjak Alquran. Remaja yang tengah memakai celana sedengkul dan kaos warna hitam itu nampak menatap ke arah ke kiblat.
Foto yang diunggah di facebook lewat akun Midut Khecill sejak Sabtu (18/6) sore itu, telah 519 kali dibagikan dengan 2,2 ribu komentar. Kebanyakan netizen mengecam aksi remaja tersebut.
"Ya Allah berikan adzab yang setimpal buat mereka. Amin ya rabb," tulis akun Opie Kumis.
"Ni anak mana sih kok sok amat,wong anak sek bau kencurr kok ya klakuane wis kyak gitu, sok sama manusia boleh,tapi kalau sama allah jangan...,baru tau silat gitu aja kok lagak nya kayak anak punya nyawa double aja," timpal akun Didi Yuda.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi menangkap 11 remaja yang terlibat tawuran di Palembang. Seorang ditahan karena membawa senjata tajam, sedangkan 10 lainnya harus menjalani rehabilitasi.
Baca SelengkapnyaMereka berdalih bukan pelaku kejahatan terhadap AA (13).
Baca SelengkapnyaBelum diketahui apa motif pelaku melakukan penistaan terhadap Alquran.
Baca SelengkapnyaPelaku inisial RZ (13), ZS (14), KD (13) dan AI (14).
Baca SelengkapnyaDua santri di Kediri, yang didakwa menganiaya rekannya berinisial BBM (14) hingga tewas menjalani sidang dengan agenda pemeriksaan saksi.
Baca SelengkapnyaKelompok remaja yang menamakan diri gengnya dengan 'Kampung Tengah' itu kerap beraksi kekerasan.
Baca SelengkapnyaVideo dugaan pelecehan seksual yang dilakukan remaja terhadap bocah perempuan yang masih duduk di bangku TK viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaMereka akan menjalani beragam treatment selama proses rehabilitasi.
Baca SelengkapnyaKorban tidak bisa melawan dan terlihat hanya berusaha menutupi wajah dan kepalanya dengan tangan.
Baca SelengkapnyaTiga remaja sok jago di jalanan tak berkutik saat digelandang ke Polsek Cibinong hingga ibu mereka dipanggil
Baca SelengkapnyaPolsek Simokerto Surabaya beri 'pelajaran' Paskibraka kepada remaja pelaku tawuran.
Baca SelengkapnyaMereka siap melakukan sumpah pocong karena berdalih bukan pelakunya.
Baca Selengkapnya