Polisi klaim akan buat sketsa wajah pelaku teror Novel Baswedan
Merdeka.com - Kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan hingga kini masih gelap. Kepolisian mengklaim tengah mengupayakan segala cara untuk mengungkap pelaku yang menyebabkan Novel kehilangan penglihatannya tersebut.
Kini, penyelidikan polisi sampai ke pembuatan sketsa wajah terduga pelaku.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto mengungkapkan sketsa akan dibuat berdasarkan keterangan yang diambil dari para saksi.
-
Siapa yang diduga sebagai pelaku? 'Kalau musuh kita mah nggak tahu ya, kita gak bisa nilai orang depan kita baik di belakang mungkin kita nggak tahu. Kalo musuh gue selama ini nggak ada musuh ya, mungkin musuh gua yang kemarin doang ya, yang bermasalah sama gua doang kali yak,' ungkapnya.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Siapa yang dituduh melakukan kekerasan? Menurut Vanessa, Yudha Arfandi lah yang melakukan tindakan kekerasan terhadap Tamara Tyasmara.
-
Bagaimana cara kuasa hukum mengarang cerita alibi tersangka? Bahkan terungkap dipersidangan bahwasanya kuasa hukum datangi salah satu saksi untuk mengarang cerita terkait alibi tersangka saat itu.
"Sketsa Novel ada tiga yang diminta keterangan, masing-masing ada yang melihat maka dibuatlah sketsanya. Sekarang kita akan kroscek lagi kira-kira mengarah kepada siapa pelaku ini," ujar Setyo di Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (5/7).
"Sudah itu kan sketsa itu dari saksi yang melihat, saksi 1 mulai melihat seperti ini dibuat sketsanya, saksi yang kedua melihat seperti ini dibuat sketsanya saksi ketiga melihat seperti ini dibuat sketsa juga. Nanti kita lihat apakah ini sesuai dengan hasil penyelidikan di lapangan atau tidak.
Setyo menegaskan dalam penyelidikan suatu perkara, polisi akan mencari informasi sekecil apapun dari Tempat Kejadian Perkara (TKP), sehingga nanti akan dirangkai menjadi satu kesatuan yang utuh.
"Ingat penyelidikan itu kan induktif dan deduktif ya kita berangkat dari TKP dan kita mencari informasi-informasi dari luar sehingga harus ketemu harus ketemu itu," sambung Setyo.
Selain itu, adanya rencana Tim Tempel yang dilakukan bersama KPK. Setyo menyebut tidak adanya tim tempel melainkan akan melakukan kerja sama untuk ungkap pelaku penyiraman air keras tersebut.
"Sebenernya bukan Tim Tempel. Kita sudah membuka diri untuk bekerja sama dengan KPK. KPK itu KPK, kita buka mereka kalau punya tim IT silahkan bekerja sama dengan kita kalau mereka ada informasi sama-sama dan bahkan ke Singapura rencana kita akan bersama-sama," tandasnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapolresta Tangerang Kombes Pol Baktiar Joko Mujiono akan objektif dan berlaku adil dalam pemeriksaan perkara dugaan tindak pidana terhadap Said Didu.
Baca SelengkapnyaDalam melancarkan aksinya, Serda Adan dibantu seorang warga sipil bernama Muhammad Alvin.
Baca SelengkapnyaPolisi telah memeriksa 34 saksi dan mempertajam rekaman kamera CCTV terkait pembunuhan siswi SMK yang terjadi pada 2019 tersebut.
Baca SelengkapnyaPetugas telah memeriksa 14 saksi yang berada di sekitar rumah dinas korban saat peristiwa itu terjadi.
Baca SelengkapnyaSandi juga mengeluarkan foto pemeriksaan Saka Tatal saat menjalani pemeriksaan.
Baca SelengkapnyaBarang-barang milik S yang ada kaitan dengan tindakan dilakukannya disita polisi
Baca SelengkapnyaPolda Sumut telah menetapkan tiga tersangka pembakaran rumah Rico Sempurna Pasaribu. Mereka adalah RAS, YT, dan B.
Baca SelengkapnyaSederet bukti dan keterangan telah disiapkan Polda Jawa Barat untuk proses pelimpahan berkas tersangka Pegi Setiawan
Baca Selengkapnya