Polisi masih cari penyebar isu diskusi berbau PKI di YLBHI
Merdeka.com - Pihak kepolisian masih menelusuri penyebar isu diskusi berbau PKI di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI). Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Setyo Wasisto mengaku sudah mengantongi sejumlah tangkapan layar media sosial yang menyebarkan isu tersebut.
"Kita sudah capture, sudah teliti, semoga bisa dicek nanti siapa yang menyebarkan hoaksnya," kata Setyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (19/9).
Dia juga menegaskan acara Seminar 'Pelurusan Sejarah 1965' tidak mengantongi izin dari kepolisian. Mereka, kata Setyo, berkumpul untuk mengkaji mengenai kasus tentang 65'. "Mereka tanpa izin kita gagalkan, enggak boleh karena tidak ada pemberitahuan," tambah Setyo.
-
Kenapa polisi memeriksa yayasan di Bali? 'Saat ini Polda Bali masih melakukan proses lidik dan pengembangan terhadap dugaan perdagangan bayi tersebut dan sudah melakukan pemeriksaan terhadap yayasan Bali Luwih yang berada di Tabanan,' kata Kombes Jansen dalam keterangannya, Jumat (20/9).
-
Apa yang dilaporkan IPW kepada KPK? Laporan yang dilayangkan Indonesia Police Watch (IPW) atas dugaan gratifikasi Rp100 miliar dengan terlapor mantan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo harus dipisahkan dari politik.
-
Apa yang disampaikan Syahrul Yasin Limpo pada penyidik? 'Apa yang diminta oleh penyidik dan lain-lain sudah saya sampaikan sampai tengah malam ini. Saya kira ini untuk kesekian kalinya. Saya itu,' kata SYL.
-
Apa yang diselidiki KPK? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menyelidiki dugaan kasus korupsi pengadaan lahan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
-
Apa yang sedang diselidiki KPK? Didalami pula, dugaan adanya penggunaan kendali perusahaan tertentu oleh saksi untuk mengikuti proyek pengadaan di Kementan RI melalui akses dari Tersangka SYL,' ungkap Ali.
-
Siapa yang memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP? Effendi Simbolon memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait ucapannya mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Kemudian, kata dia, terkait kegiatan pada Minggu (17/9) kepolisian telah mengecek seluruh atribut acara dalam gedung. Lalu, menurut dia, tidak ada satupun atribut yang terkait dengan komunis atau PKI.
"Nah yang hari minggu mereka melakukan kegiatan musik-musik, masa enggak boleh? Kalau misalnya ada kegiatan musik di dalam ruangan, nyanyi-nyanyi sendiri, dan sudah dicek Dandim dan Kapolres tidak ada satupun atribut yang terkait dengan komunis atau PKI. Tidak ada," pungkas dia.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, petugas sudah menyambangi Gedung YLBHI untuk mengetahui kegiatannya. Tetapi, pihak YLBHI tak menerima kedatangan petugas.
"Contohnya melakukan kegiatan tanpa sepengetahuan pihak kepolisian. Polisi datang ke sana tidak dibukakan (pintu)," kata Argo.
Oleh sebab itu, lanjutnya, kepolisian masih mendalami kasus ini yang menyebabkan lima anggota Polri mengalami luka-luka ini. "Masih kita dalami apakah ada pelanggaran atau tidak ya," pungkasnya. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapolri tidak mentolerir segala bentuk tindakan premanisme dan anarkis.
Baca SelengkapnyaKasus Dugaan Ujaran Kebencian Senator Bali Arya Wedakarna, Polisi Akan Periksa Ahli Bahasa dan Pidana
Baca SelengkapnyaSekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memenuhi panggilan guna diperiksa sebagai saksi atas dugaan penyebaran hoax yang dilaporkan ke Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaHasto juga mengaku ditertawai oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Baca SelengkapnyaBerita hoaks didominasi oleh isu kesehatan, pemerintahan, penipuan dan politik di luar pada isu-isu lain
Baca SelengkapnyaProses pemeriksaan saksi fakta maupun saksi ahli terus berjalan.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap terduga penyebar hoaks rekaman suara Forkopimda Batubara mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaSalah satu laporan dibuat oleh Aliansi Masyarakat Sipil Untuk Demokrasi.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto hadir memenuhi panggilan Polda Metro Jaya hari ini
Baca SelengkapnyaEmpat tersangka baru yakni berinisial YL (24), WSL (28), FMC (24), dan RAS.
Baca SelengkapnyaPada rekaman yang diputar Hasto lewat telepon genggam miliknya, memang terdengar suara mirip Presiden Jokowi.
Baca Selengkapnya