Politisi Gerindra Sebut Data BPS Sudah Melalui Kajian Matang
Merdeka.com - Anggota DPR dari Fraksi Gerindra Darori Wonodipuro menyakini data yang disajikan Badan Pusat Statistik (BPS) terkait luas lahan sawah sudah melalui kajian dan pertimbangan yang matang. Hal itu dia katakan menanggapi ucapan mantan menteri pertanian Amran Sulaiman yang menyebut data BPS tidak akurat.
"Apapun yang dikeluarkan oleh BPS itu, salah atau benar harus kita akui, karena itu sudah melalui kajian dan pertimbangan para pakar," kata Darori di Jakarta, seperti dilansir Antara, Senin (28/10).
Darori mengatakan data yang berasal dari pemerintah tersebut seharusnya tidak perlu dipertanyakan akurasinya karena telah dilakukan melalui metodologi yang tepat. Untuk itu, menurut dia, apabila ada tudingan bahwa data BPS tidak akurat, maka hal tersebut mengada-ada dan merupakan tuduhan tidak berdasar.
-
Bagaimana BPS memastikan data akurat? BPS juga bertanggung jawab dalam penetapan sistem pengumpulan, pengolahan, dan penyebarluasan statistik yang sesuai dengan standar internasional untuk memastikan keakuratan dan keandalan data.
-
Mengapa Amran Sulaiman diangkat menjadi Menteri Pertanian? Pengalaman hidup itu menjadi amat Bermakna ketika dia dilantik sebagai Menteri Pertanian oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tahun 2014.
-
Siapa yang mempertanyakan data kerawanan Pemilu di Kaltim? Isran mempertanyakan data yang dikeluarkan oleh Bawaslu tersebut. Sebab dalam riwayatnya, Kaltim tak pernah mengalami kericuhan dalam penyelenggaraan Pemilu.
-
Siapa yang menjadi Plt. Menteri Pertanian? Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertanian RI berdasarkan Keputusan Presiden nomor 92/P Tahun 2023 tanggal 6 Oktober 2023.
-
Bagaimana Kementan memastikan data produksi beras di tahun 2023 akurat? 'Saya yakin dengan data yang dikeluarkan BPS dan Kementerian Pertanian (Kementan) mengenai produksi dan ketersediaan beras periode Januari Oktober yang mencapai 27,88 juta ton. Angka sebesar itu sudah dilakukan validasi baik melalui kerangka sempel area KSA maupun pengecekan lokasi yang dilakukan jajaran Kementan,' ujar Sulaiman (14/9).
-
Siapa yang tanggapi pernyataan Ganjar? Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman merepons, pernyataan Ganjar Pranowo yang menyatakan akan berada di luar pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Ia pun menilai Menteri Pertanian yang baru Syahrul Yasin Limpo dapat mengambil keputusan yang tepat terkait kebijakan pangan karena berpengalaman dengan data dan teliti dalam melakukan analisa.
"Kalaupun dibilang salah, nanti juga akan dikroscek oleh Mentan yang baru.Tetapi untuk saat ini kita percaya data BPS," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, pengamat pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas mengatakan kurang akuratnya data membuat pemerintah mengambil keputusan yang tidak tepat terkait pengadaan pangan.
Hal itu terlihat ketika terdapat klaim surplus beras pada periode 2015-2017, padahal pemerintah pada saat bersamaan juga melakukan impor untuk penyiagaan pasokan.
Dwi Andreas mengakui selama ini BPS sudah melakukan metodologi penghitungan luas lahan dengan menggunakan satelit dan pengamatan lapangan. Petugas BPS, lanjut dia, juga harus mengirim data dari titik koordinat, karena jika tidak mengirim data dari lokasi yang ditentukan, terjadi perekaman yang tidak terbaca di sistem server BPS Pusat.
"Saya sudah pernah diajak langsung oleh teman-teman di BPS untuk menghitung luasan lahan, saya bisa katakan faktor human error tidak ada, atau kecil sekali," ujarnya.
Saat ini, BPS melakukan penghitungan luas lahan baku sawah untuk mengukur produksi dan luas panen dengan menggunakan metode kerangka sampel area.
Metode tersebut merupakan pemantauan estimasi luas panen berdasarkan data pengamatan segmen dengan memanfaatkan teknologi citra satelit dan peta lahan baku sawah.
Dengan cara ini, BPS mencatat luas lahan baku sawah pada 2018 mencapai 7.105.145 hektare atau turun dibandingkan 7.750.999 hektare pada 2013.
Sebelumnya, Mantan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mencibir data lahan sawah yang diolah Badan Pusat Statistik (BPS) bersama Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR/BPN) melalui skema Kerangka Sampel Area (KSA) sangat tidak akurat.
Dia mengatakan, ketidakakuratan data lahan sawah yang dikeluarkan BPS setelah dikaji mencapai 92 persen. Dengan kesalahan tersebut akan berdampak terhadap kuota subsidi pupuk yang berkurang hingga 600 ribu ton pada 2021.
"Data pangan yang ada dengan teknologi tinggi dan satelit itu salah. Kami crosscheck dengan tim. Ternyata setelah dicek 92 persen sampel yang diambil salah," ujar dia di Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta, Jumat (25/10).
Amran pun menyebutkan, data yang valid di sektor pertanian itu hanya ada dua. "Jadi data itu ada dua. Kalau tidak data pertanian, itu data mafia," tegas dia.
Berdasarkan data BPS tersebut, dia juga menyoroti hasil pantauan satelit lahan sawah di beberapa wilayah seperti Banyuasin, Sumatera Selatan yang sangat tidak tepat.
"Yang menyedihkan adalah Banyausin, ada 9.700 ha tapi dalam satelit nol. Itu salah satunya. Yang menyedihkan juga di Jawa Timur, ada 200 ribu tambahan," ungkap dia.
Akibat kesalahan ini, dia telah menerima 130 surat protes dari berbagai bupati. Menindaki hal tersebut, Amran juga langsung menyurati Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Misalnya, pada 2018 atau satu tahun menjelang Pemilu 2019, impor beras melonjak jadi 2,25 juta ton, dari tahun 2017 yang terdata sekitar 305 ribu ton.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin turut menyampaikan sejumlah catatan.
Baca SelengkapnyaMenteri Amran merespon kritik yang menuding program food estate merupakan proyek gagal.
Baca SelengkapnyaDi periode sebelumnya, Amran pernah jor-joran melakukan impor beras dan gula.
Baca SelengkapnyaMentan Amran mengungkapkan penyebab banyak petani tak dapat pupuk subsidi.
Baca SelengkapnyaBamsoet menilai kebijakan Mentan sukses mengurai berbagai persoalan pangan yang menghambat produksi selama ini.
Baca SelengkapnyaSaidiman Ahmad menilai dugaan publikasi hasil survei lembaga survei mempengaruhi pilihan publik soal calon presiden, salah total.
Baca SelengkapnyaGanjar mencatat tiga keluhan utama para petani bawang merah di sana, yakni pupuk, pasar untuk jual hasil panen, dan ketersediaan pengairan lahan.
Baca SelengkapnyaTerutama, kata dia terkait produksi pangan nasional.
Baca SelengkapnyaUsai debat publik, Danny Pomanto memberikan kritik terhadap Master of Ceremony (MC) dan moderator.
Baca SelengkapnyaAmran dan Budi Gunadi merupakan dua tokoh hari ini dipanggil Prabowo untuk menjadi menteri.
Baca SelengkapnyaPemerintah disebut tidak lagi menggunakan data Kemensos, melainkan data Kemenko PMK.
Baca Selengkapnya