Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Politisi Gerindra Sebut Data BPS Sudah Melalui Kajian Matang

Politisi Gerindra Sebut Data BPS Sudah Melalui Kajian Matang BPS. ©2018 Merdeka.com/Siti Nur Azzura

Merdeka.com - Anggota DPR dari Fraksi Gerindra Darori Wonodipuro menyakini data yang disajikan Badan Pusat Statistik (BPS) terkait luas lahan sawah sudah melalui kajian dan pertimbangan yang matang. Hal itu dia katakan menanggapi ucapan mantan menteri pertanian Amran Sulaiman yang menyebut data BPS tidak akurat.

"Apapun yang dikeluarkan oleh BPS itu, salah atau benar harus kita akui, karena itu sudah melalui kajian dan pertimbangan para pakar," kata Darori di Jakarta, seperti dilansir Antara, Senin (28/10).

Darori mengatakan data yang berasal dari pemerintah tersebut seharusnya tidak perlu dipertanyakan akurasinya karena telah dilakukan melalui metodologi yang tepat. Untuk itu, menurut dia, apabila ada tudingan bahwa data BPS tidak akurat, maka hal tersebut mengada-ada dan merupakan tuduhan tidak berdasar.

Orang lain juga bertanya?

Ia pun menilai Menteri Pertanian yang baru Syahrul Yasin Limpo dapat mengambil keputusan yang tepat terkait kebijakan pangan karena berpengalaman dengan data dan teliti dalam melakukan analisa.

"Kalaupun dibilang salah, nanti juga akan dikroscek oleh Mentan yang baru.Tetapi untuk saat ini kita percaya data BPS," katanya.

Dalam kesempatan terpisah, pengamat pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas mengatakan kurang akuratnya data membuat pemerintah mengambil keputusan yang tidak tepat terkait pengadaan pangan.

Hal itu terlihat ketika terdapat klaim surplus beras pada periode 2015-2017, padahal pemerintah pada saat bersamaan juga melakukan impor untuk penyiagaan pasokan.

Dwi Andreas mengakui selama ini BPS sudah melakukan metodologi penghitungan luas lahan dengan menggunakan satelit dan pengamatan lapangan. Petugas BPS, lanjut dia, juga harus mengirim data dari titik koordinat, karena jika tidak mengirim data dari lokasi yang ditentukan, terjadi perekaman yang tidak terbaca di sistem server BPS Pusat.

"Saya sudah pernah diajak langsung oleh teman-teman di BPS untuk menghitung luasan lahan, saya bisa katakan faktor human error tidak ada, atau kecil sekali," ujarnya.

Saat ini, BPS melakukan penghitungan luas lahan baku sawah untuk mengukur produksi dan luas panen dengan menggunakan metode kerangka sampel area.

Metode tersebut merupakan pemantauan estimasi luas panen berdasarkan data pengamatan segmen dengan memanfaatkan teknologi citra satelit dan peta lahan baku sawah.

Dengan cara ini, BPS mencatat luas lahan baku sawah pada 2018 mencapai 7.105.145 hektare atau turun dibandingkan 7.750.999 hektare pada 2013.

Sebelumnya, Mantan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mencibir data lahan sawah yang diolah Badan Pusat Statistik (BPS) bersama Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR/BPN) melalui skema Kerangka Sampel Area (KSA) sangat tidak akurat.

Dia mengatakan, ketidakakuratan data lahan sawah yang dikeluarkan BPS setelah dikaji mencapai 92 persen. Dengan kesalahan tersebut akan berdampak terhadap kuota subsidi pupuk yang berkurang hingga 600 ribu ton pada 2021.

"Data pangan yang ada dengan teknologi tinggi dan satelit itu salah. Kami crosscheck dengan tim. Ternyata setelah dicek 92 persen sampel yang diambil salah," ujar dia di Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta, Jumat (25/10).

Amran pun menyebutkan, data yang valid di sektor pertanian itu hanya ada dua. "Jadi data itu ada dua. Kalau tidak data pertanian, itu data mafia," tegas dia.

Berdasarkan data BPS tersebut, dia juga menyoroti hasil pantauan satelit lahan sawah di beberapa wilayah seperti Banyuasin, Sumatera Selatan yang sangat tidak tepat.

"Yang menyedihkan adalah Banyausin, ada 9.700 ha tapi dalam satelit nol. Itu salah satunya. Yang menyedihkan juga di Jawa Timur, ada 200 ribu tambahan," ungkap dia.

Akibat kesalahan ini, dia telah menerima 130 surat protes dari berbagai bupati. Menindaki hal tersebut, Amran juga langsung menyurati Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

(mdk/eko)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Gibran Sebut Indonesia Swasembada Beras Tahun 2019-2022, Ketua Banggar DPR Ungkap Fakta Lain
Gibran Sebut Indonesia Swasembada Beras Tahun 2019-2022, Ketua Banggar DPR Ungkap Fakta Lain

Misalnya, pada 2018 atau satu tahun menjelang Pemilu 2019, impor beras melonjak jadi 2,25 juta ton, dari tahun 2017 yang terdata sekitar 305 ribu ton.

Baca Selengkapnya
Komisi XI Kritisi Usulan Kenaikan Anggaran BPS
Komisi XI Kritisi Usulan Kenaikan Anggaran BPS

Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin turut menyampaikan sejumlah catatan.

Baca Selengkapnya
Respons Mentan Amran Usai Program Food Estate Disebut Proyek Gagal Pemerintah
Respons Mentan Amran Usai Program Food Estate Disebut Proyek Gagal Pemerintah

Menteri Amran merespon kritik yang menuding program food estate merupakan proyek gagal.

Baca Selengkapnya
Amran Sulaiman Kembali Jadi Mentan, Impor Beras dan Gula Masa Lalu Jadi Sorotan
Amran Sulaiman Kembali Jadi Mentan, Impor Beras dan Gula Masa Lalu Jadi Sorotan

Di periode sebelumnya, Amran pernah jor-joran melakukan impor beras dan gula.

Baca Selengkapnya
Gara-Gara Ini, Banyak Petani Tak Dapat Pupuk Subsidi
Gara-Gara Ini, Banyak Petani Tak Dapat Pupuk Subsidi

Mentan Amran mengungkapkan penyebab banyak petani tak dapat pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya
Ketua MPR Puji Gebrakan Mentan Atasi Masalah Pangan
Ketua MPR Puji Gebrakan Mentan Atasi Masalah Pangan

Bamsoet menilai kebijakan Mentan sukses mengurai berbagai persoalan pangan yang menghambat produksi selama ini.

Baca Selengkapnya
Peneliti SMRC: Salah Total Kalau Ada Teori Publikasi Lembaga Survei Bisa Pengaruhi Publik
Peneliti SMRC: Salah Total Kalau Ada Teori Publikasi Lembaga Survei Bisa Pengaruhi Publik

Saidiman Ahmad menilai dugaan publikasi hasil survei lembaga survei mempengaruhi pilihan publik soal calon presiden, salah total.

Baca Selengkapnya
FOTO: Momen Ganjar Dengar Curhatan Petani Bawang Merah di Brebes
FOTO: Momen Ganjar Dengar Curhatan Petani Bawang Merah di Brebes

Ganjar mencatat tiga keluhan utama para petani bawang merah di sana, yakni pupuk, pasar untuk jual hasil panen, dan ketersediaan pengairan lahan.

Baca Selengkapnya
Ganjar: Hari Ini Kita Dapat Cerita Macam-Macam dari Dunia Pertanian
Ganjar: Hari Ini Kita Dapat Cerita Macam-Macam dari Dunia Pertanian

Terutama, kata dia terkait produksi pangan nasional.

Baca Selengkapnya
2 Cagub Pilkada Sulsel 'Pamer' Capaian saat Jabat Gubernur dan Wali Kota
2 Cagub Pilkada Sulsel 'Pamer' Capaian saat Jabat Gubernur dan Wali Kota

Usai debat publik, Danny Pomanto memberikan kritik terhadap Master of Ceremony (MC) dan moderator.

Baca Selengkapnya
Dipanggil Prabowo: Amran Bicara Soal Swasembada Pangan, Budi Sadikin Bahas Pendidikan Spesialis Dokter
Dipanggil Prabowo: Amran Bicara Soal Swasembada Pangan, Budi Sadikin Bahas Pendidikan Spesialis Dokter

Amran dan Budi Gunadi merupakan dua tokoh hari ini dipanggil Prabowo untuk menjadi menteri.

Baca Selengkapnya
Politisi PDIP Sebut Pembagian Bansos Dimanfaatkan untuk Kepentingan Elektoral
Politisi PDIP Sebut Pembagian Bansos Dimanfaatkan untuk Kepentingan Elektoral

Pemerintah disebut tidak lagi menggunakan data Kemensos, melainkan data Kemenko PMK.

Baca Selengkapnya