Polres Empat Lawang ancam jerat penyebar hoax orang gila culik anak
Merdeka.com - Sepekan terakhir, warga Empat Lawang, Sumatera Selatan, menangkap dua orang yang dituding pelaku penculikan anak karena dicurigai gerak-geriknya. Secara kasat mata, dua orang tersebut justru mengalami gangguan jiwa alias orang gila.
Pada 18 Maret lalu, warga Desa Taba, Kecamatan Saling, mengamankan seorang perempuan berinisial KUS (56) yang diketahui berasal dari Lokseumawe, Nangroe Aceh Darussalam. KUS dicurigai karena berjalan sambil membawa karung dan kabur begitu ditegur.
Lalu, warga Tanjungning Simpang, Kecamatan Saling, juga menangkap seorang perempuan berinisial MUL (34), warga Pekanbaru, Riau. Lagi-lagi, dia diamankan karena diduga pelaku penculikan anak yang meresahkan.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
-
Siapa yang membuat berita hoaks? Menurut NewsGuard, situs-situs ini mengklaim diri mereka sebagai sumber berita lokal yang independen, namun tidak mengungkapkan afiliasi partisan atau asing mereka.
-
Apa isi hoaks tentang Kominfo? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Siapa yang menyebarkan video hoaks? Video diunggah oleh akun @margiyo giyo
Kapolres Empat Lawang, AKBP Bayu Dewantoro membenarkan kejadian itu. Keduanya diserahkan warga ke kantor polisi untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Benar, ada dua orang yang dicurigai dan dituduh penculik anak, semuanya ditangkap warga," ungkap Bayu, Jumat (24/3).
Namun dari hasil pemeriksaan, kata dia, tidak ada bukti kuat bahwa keduanya merupakan pelaku yang patut dicurigai. Justru, keduanya lebih cenderung disebut orang gila karena sulit diajak komunikasi dan bau badannya menyengat hingga seisi kantor.
"Baunya minta ampun, pakaiannya kumal. Mana mau kencing sembarangan, dekat ruangan penyidik, asal-asalan. Kita mau tes dulu apakah memang gila atau hanya modus saja," ujarnya.
Bayu mengapresiasi kewaspadaan warga terhadap aksi kejahatan di lingkungannya, termasuk isu penculikan yang muncul sejak beberapa pekan terakhir. Namun, dirinya mengimbau tidak mudah terpancing dan asal menangkap jika tidak memiliki bukti kuat.
"Warga memang harus lebih waspada, kita apresiasi dan terima kasih, jangani jadi korban. Tapi belum tentu yang ditangkap itu pelakunya, bisa saja orang terlantar atau orang gila," kata dia.
Agar warga tidak terprovokasi, pihaknya mengeluarkan maklumat tertanggal 23 Maret 2017 yang berisi penyebaran informasi hoax isu penculikan anak. Warga diminta tidak mudah percaya dengan isu-isu menyesatkan sehingga berpotensi menimbulkan keresahan.
Maklumat Polres Empat Lawang ©2017 Merdeka.com
"Bagi penyebar informasi hoax, kita dikenakan sanksi sesuai Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik," kata dia.
Dia juga meminta pemerintah daerah setempat mencegah dan mencari solusi terhadap orang gila dan terlantar yang berkeliaran. Ada baiknya, mereka dievakuasi dan ditempatkan di suatu tempat untuk mendapatkan perawatan medis.
"Sebenarnya tugas pemerintah daerah untuk membawa orang-orang gila, jika tidak ada dana dikirim ke provinsi. Saya amati, sangat banyak berkeliaran di Empat Lawang," pungkasnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi mengungkap kasus provokasi yang memicu sejumlah tawuran di Jakarta. Empat orang tersangka pelakunya ditangkap.
Baca SelengkapnyaAkun TikTok diduga telah mengunggah video editan dari foto tangkapan layar media
Baca SelengkapnyaBeredar video hoaks tentang peristiwa tawuran di daerah Sesetan, Kota Denpasar, Bali.
Baca SelengkapnyaKejadian berawal dari korban yang mendapatkan informasi penyedia layanan seksual dari aplikasi Telegram.
Baca SelengkapnyaModusnya, menggunakan identitas palsu untuk memperdaya lawan jenis atau dikenal dengan Love Scamming.
Baca SelengkapnyaPolisi melakukan patroli siber untuk menyisir akun-akun yang menyebarkan ujaran kebencian maupun informasi hoaks.
Baca SelengkapnyaMenurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.
Baca SelengkapnyaPolisi Tangerang Usut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual oleh Ibu ke Anaknya
Baca SelengkapnyaMenkominfo meyakinkan revisi UU jilid II, bukan untuk mengkriminalisasi masyarakat yang menyampaikan kritik dan pendapat.
Baca SelengkapnyaPolisi berhasil menangkap pelaku pemerasan disertai ancaman yang menimpa selebgram Ria Ricis.
Baca Selengkapnya