Potret Memprihatinkan Rumah Ayah Curi HP buat Anak Sekolah Online di Garut
Merdeka.com - Cerita bapak pencuri handphone (hp) demi anak bisa sekolah online di Garut, menyedot perhatian. Mulanya, kabar ini tersiar usai Kejaksaan Republik Indonesia atau Kejari Garut memberikan ponsel pengganti hasil curian bapak tersebut.
Kepala Kejari Garut Sugeng Hariadi menyampaikan rasa ibanya saat mengetahui kasus ini. Menurut keterangan yang didengarnya langsung, bapak tersebut tak berniat mencuri demi meraup keuntungan materil namun sebatas ingin melihat anaknya yang duduk di bangku sekolah menengah pertama dapat ikut bersekolah online seperti teman-temannya.
Sayangnya, bapak bernama AJ ini hanya seorang buruh tani serabutan. Sugeng mengatakan sejak pandemi melanda aktivitas kerja AJ mulai sulit, sehingga jangankan untuk membeli ponsel, untuk makan sehari-hari saja harus berjuang lebih.
-
Apa kesulitan yang dialami Bapak Joko saat bertani? Joko tidak bisa memanfaatkan lahan di belakang rumahnya karena banyaknya hama yang tersebar. Hama-hama tersebut memakan semua padi milik Joko dan akhirnya membuatnya mengalami kerugian. Dari 1 hektar lahan yang ditanami padi oleh Joko, ia hanya bisa memanen beras sebanyak 25 kilo.
-
Apa yang membuat kehidupan Pak Suji memprihatinkan? Pria Purbalingga Ini Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot Tengah Hutan, Kondisinya Memprihatinkan Pak Suji (75 tahun), hidup sebatang kara di sebuah gubuk reyot yang sangat memprihatinkan.
-
Kenapa anak ini harus kerja? Di usianya masih masih belia, RA yang duduk di kelas 6 Sekolah Dasar (SD) ini harus merasakan kerasnya hidup. Ia harus menjadi tulang punggung keluarga dan merawat orang tuanya.
-
Apa masalah yang dihadapi petani? Oh, selamat pagi juga. Masalah saya adalah bahwa ladang ini selalu banjir setiap musim hujan.
-
Kenapa petani tembakau mengalami masa sulit? Aan mengakui untuk saat ini para petani tembakau sedang mengalami masa sulit. Apalagi harga cukai tengah naik. Apabila cukai naik, pabrik tidak akan membeli tembakau yang mahal. Hal ini menjadi masalah tersendiri bagi petani.
-
Siapa yang terdampak kesenjangan? Dampaknya dapat dirasakan oleh individu dan kelompok yang kurang beruntung, seperti penurunan kualitas hidup, ketidakadilan, perasaan terpinggirkan, dan kesulitan untuk meraih kesempatan yang sama dengan kelompok yang lebih beruntung.
"Saat saya datang, mereka sedang makan mie instan semangkung bersama-sama sekeluarga ada lima anggota, sedih mas," kata Sugeng saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu 5 Agustus 2020.
Sugeng kemudian membagikan sejumlah foto yang menggambarkan kondisi rumah AJ. Saat Liputan6.com melihatnya, benar apa yang diceritakan Sugeng bahwa kondisi ekonomi AJ memang sangat sulit.
Mulai dari lantai yang beralas tikar, dinding tak semua disemen, hampir didominasi dengan sekat jerami, dan kamar yang tidak berpintu hanya ditutup tirai.
Luas rumah juga diyakini tidak dapat dikatakan layak untuk lima kepala yang tinggal. Sempit sudah tentu, belum lagi beberapa perabotan seperti lemari yang mungkin sudah tidak tahu harus diletakkan dimana.
Dari foto didapat, juga terihat bagaimana kondisi atap rumah AJ yang riskan bila hujan besar tiba. Lembab dan berjamur, sudah pasti ada kebocoran di sudutnya karena rembesan air hujan.
Kasus Berakhir Damai
Sebagai informasi, AJ tinggal di Desa Tarogong Garut, Jawa Barat. Kasus pencurian dilakukan AJ tidak diteruskan oleh pelapor. Menurut Sugeng, pelapor mengamini kondisi AJ yang juga dikenalnya.
"Jadi pelapor menarik berkas laporan, kasus hukumnya tidak berlanjut," kata Sugeng.
Sugeng berpesan kepada AJ bahwa perilaku mencuri apa pun motifnya dapat dijerat pasal pidana. Karenanya sebagai penegak hukum, Sugeng meminta masyarakat berhati-hati untuk tidak bertindak melanggar hukum berlaku.
"Saya kasih pesan ke AJ agar jangan lagi mencuri, jika ada masalah seperti itu baiknya dapat dikomunikasikan dulu siapa tahu ada yang bisa bantu," Sugeng menandasi.
Menelusuri dengan Pelacak Ponsel
Dilansir dari akun Instagram @smartgram, kejadian tersebut bermula saat Ahmad Teguh (34) membantu mencarikan handphone sang ayah yang hilang beberapa waktu lalu di rumahnya.
Mula-mula ia menggunakan aplikasi pelacak handphone yang sudah ada di gawai sang ayah. Saat melakukan penelusuran, ia mendapati sinyal handphone ayahnya berada di sebuah rumah reyot, yang merupakan rumah dari Ajang, Rabu (5/8) lalu.
"Berdasarkan aplikasi pelacak ponsel itu, saya tiba di gubuk reyot. Saya tahu pelaku dan ponsel ayah saya ada di dalam gubuk itu," ujar Teguh.
Digunakan Belajar oleh Sang Anak
Ketika dirinya mulai mengetuk dan meminta izin untuk masuki rumah, ia melihat pasangan suami istri dan tiga orang anak kecil. Salah satu dari anak mereka memakai ponsel sang ayah yang hilang, untuk kegiatan belajar online di rumah.
Merasa tak tega, ia berusaha menanyakan perihal ponsel yang digunakan anak dari Ajang tersebut dengan perasaan sedih.
"Saya lantas melihat salah satu anak mereka sedang belajar secara online memakai ponsel ayah saya yang hilang," tutur Teguh.
Reporter: Muhammad RadityoSumber : Liputan6.com (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hanya dapat 15 ribu rupiah sehari dan harus nafkahi lima orang anak, perjuangan pria ini bikin haru.
Baca SelengkapnyaSeorang anak SD berusia 13 tahun depresi berat karena HP yang dibeli dengan tabungannya dijual oleh orang tuanya.
Baca SelengkapnyaKakek di Gorontalo hanya santap parutan kelapa untuk mengganjal perut lapar hingga disorot warganet.
Baca SelengkapnyaKisah ibu pemulung dan lima anaknya ini viral. Mereka anya ingin makan ayam saat ditawari.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan pemuda Garut yang terlantar di Bali.
Baca SelengkapnyaDi tengah kelumpuhan yang dialami, pria malang itu rela berjuang demi bertahan hidup dan mencari rezeki.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2021, rumahnya terbakar. Sehingga dibangunlah gubuk reyot yang kundisinya sangat tidak layak itu.
Baca SelengkapnyaSejumlah serikat buruh di Yogyakarta memperingati Hari Buruh atau May Day
Baca SelengkapnyaWarga harus berjuang keras untuk mendapatkan air di tengah bencana kekeringan.
Baca Selengkapnya