Prediksi kondisi Bumi di masa depan
Merdeka.com - Kondisi bumi akan terus berubah dari waktu ke waktu. Menurut para peneliti NASA, Bumi berubah selama rentang 20 tahun, dilihat dari banyaknya satelit. Di belahan bumi utara, ekosistem makin subur di musim semi, banyak daun-daun baru yang tumbuh. Sementara satelit yang mengamati Bumi, melacak penyebaran tanaman baru yang hijau.
Di lautan, tanaman mikroskopis mengambang di atas permukaan air yang diterangi sinar matahari. Mereka berkembang menjadi miliaran organisme penyerap karbon dioksida.
Selain itu, Bumi juga diprediksikan mengalami beberapa perubahan. Berikut prediksi kondisi bumi di masa depan:
-
Bagaimana Bumi akan berubah di masa depan? Saat matahari berubah menjadi bintang raksasa merah, ia akan menghancurkan planet-planet terdekat, termasuk Merkurius, Venus, Mars, dan Bumi.
-
Apa yang akan terjadi pada Bumi? Pembentukan superbenua ini diperkirakan akan berdampak besar pada perubahan iklim di Planet Bumi.
-
Berapa umur Bumi menurut penelitian terbaru? Menurut penelitian terbaru, para peneliti telah memperkirakan bahwa usia Bumi berkisar sekitar 4,54 miliar tahun.
-
Apa yang akan terjadi pada Bumi 250 juta tahun lagi? Studi itu diungkapkan oleh Nature Geoscience. Penelitiannya memperlihatkan keadaan Bumi pada 250 juta tahun lagi akan mengalami pergeseran benua dan perubahan atmosfer.
-
Apa dampak perubahan iklim bagi bumi? Hasil simulasi tersebut menyimpulkan bahwa dalam waktu 250 juta tahun, atmosfer bumi akan terkandung penuh oleh gas CO2. Kondisi ini ditambah dengan panas yang tak tertahankan dari sinar matahari yang akan membuat bumi tidak lagi menjadi tempat layak untuk mendukung kehidupan, termasuk bagi umat manusia.
-
Berapa usia Bumi? Dilaporkan ScienceFocus, Jumat (7/7), faktanya Bumi telah berusia 4,54 miliar tahun. Dengan demikian, planet kita telah berusia di bawah separuh usia Galaksi Bima Sakti yakni 11-13 miliar tahun dan sekitar sepertiga usia Alam Semesta berkisar 10-15 miliar tahun.
Bumi makin dingin
Suhu bumi makin dingin saat memasuki tahun 2030. Prediksi suhu ekstrem ini dikatakan oleh sejumlah ilmuwan. Seorang Profesor bernama Valentina Zharkova memperingatkan manusia bila zaman es akan kembali membekukan Bumi. Ini diakibatkan kacaunya siklus Matahari.
Perlu diketahui, Matahari mempunyai siklus 11 tahunan di mana saat siklus itu terjadi, aktivitas Matahari mencapai puncaknya atau sebaliknya 'tertidur'.
Di siklus Matahari ke-26 yang akan terjadi di antara tahun 2030-2040, aktivitas matahari akan mencapai titik terendahnya, sama seperti 370 tahun silam. Fenomena pasifnya Matahari itu disebut 'Maunder Minimum'.
Menurut Profesor Valentina, kacaunya siklus Matahari itu disebabkan oleh tidak 'seiramanya' gerakan lapisan luar Matahari dan lapisan dalamnya. Ketika Maunder Minimum terjadi di tahun 2030an, dua lapisan Matahari itu diprediksi saling mengganggu gerakan satu sama lain. Imbasnya, Matahari tidak bisa menghasilkan energi penuh seperti biasa.
Jumlah karbon dioksika bertambah
Kepala Iklim dan Lingkungan di Laboratorium Fisika Nasional Inggris, Jane Burston, mengatakan China menjadi negara penyumbang polusi di dunia pada 2017. Ini dikarenakan banyaknya pembuangan bahan bakar fosil. Sementara di Eropa, dia memprediksikan banyaknya perdagangan panel surya murah di pusat perdagangan, karena energi terbarukan di dunia turun tajam. Tentu ini mempengaruhi kondisi Bumi di masa depan.
Bumi akan mengering
Di masa depan, Bumi diprediksikan akan mengering karena pemanasan global. Lebih dari 25 persen permukaan Bumi diprediksi mulai mengalami dampak aridifikasi pada 2050.Studi lingkungan yang diterbitkan oleh The Journal Nature Climate Change mengungkapkan dampak aridifikasi tersebut bisa terjadi apabila manusia tidak mengikuti perubahan yang diusulkan oleh Kesepakatan Iklim Paris. Studi tersebut mengklaim, apabila suhu rata-rata bumi naik dua derajat celcius maka dalam 32 tahun mendatang Bumi bisa menjadi padang pasir. Peneliti The Journal Nature Climate Change Manoj Joshi memprediksi bahwa aridifikasi akan muncul sekitar 20 hingga 30 persen permukaan bumi. Aridifikasi tersebut terjadi pada saat perubahan suhu rata-rata global mencapai dua derajat celcius. Cara untuk mengurangi pemanasan global juga mereka jelaskan. Caranya dengan mengurangi emisi gas rumah kaca. Pengurangan emisi tersebut dapat mengurang potensi terjadinya aridifikasi.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bumi dan matahari memiliki jarak dari tahun ke tahun. Bahkan, jarak matahari semakin menjauh dari Bumi.
Baca SelengkapnyaPlanet mirip Bumi ditemukan mengorbit bintang mati 4.000 tahun cahaya dari Bumi.
Baca SelengkapnyaIlmuwan Sudah Tahu Kapan Bumi Akan Kehabisan Oksigen, Catat Tanggalnya
Baca SelengkapnyaManusia punah menjadi misteri. Teknologi ini meramalkan kiamat kapan terjadi.
Baca SelengkapnyaMatahari pun punya umur. Ilmuwan telah memproyeksikan dalam kurun waktu ini Matahari akan mati.
Baca SelengkapnyaAda ragam cara Bumi hancur menurut beberapa sumber.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru menunjukkan bahwa Bulan yang terus menjauh dari Bumi menyebabkan rotasi Bumi melambat.
Baca SelengkapnyaFakta ini baru terungkap oleh ilmuwan kala ia meneliti tentang Bulan.
Baca SelengkapnyaAda fakta bahwa Bumi pernah tidak 24 jam dalam sehari.
Baca SelengkapnyaPrediksi tersebut merupakan hasil kajian dari PBB. Akan ada fenomena yang mengejutkan.
Baca SelengkapnyaSuperbenua ini tak main-main. Panasnya mampu membuat makhluk hidup punah, termasuk manusia.
Baca SelengkapnyaMeskipun kita menghilang, alam akan tetap berjalan. Meskipun manusia telah meninggalkan jejak besar di planet ini, alam selalu menemukan jalan untuk pulih.
Baca Selengkapnya