Profesor dari Universitas Kyoto siap bantu digitalisasi arsip budaya Indonesia
Merdeka.com - Seorang profesor pascasarjana teknik Universitas Kyoto, Jepang, Ari Ide-Ektessabi menyatakan, siap membantu digitalisasi arsip warisan budaya Indonesia. Saat ini Indonesia dan Jepang sedang merintis kerja sama untuk pengarsipan warisan budaya sebagai upaya membangun sebuah sistem data kebudayaan terpadu yang diamanatkan UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
"Jepang punya teknologi, uang, dan orang-orang yang sangat menghargai nilai-nilai budaya. Di sini kami ingin merekam aset budaya Indonesia untuk melestarikannya," kata Profesor Ari dilansir Antara, Rabu (21/2).
Profesor Ari merupakan ahli yang telah terlibat dalam sejumlah riset dan pengembangan teknologi pencitraan mutakhir serta proyek arsip digital baik di dalam maupun di luar Jepang. Dia mengaku tertarik untuk melakukan perawatan dan perlindungan aset budaya kuno seperti manuskrip dari daun palem atau lontar juga kain tradisi yang dibuat dengan teknik pencelupan atau pewarnaan khusus.
-
Bagaimana cara menjaga keberagaman budaya di Indonesia? Satu di antara cara menjaga keberagaman sosial budaya adalah dengan menerapkan toleransi antarkelompok masyarakat.
-
Bagaimana teknologi informasi berkembang di Indonesia? Sejak diperkenalkannya radio, teknologi informasi terus mengalami perkembangan pesat yang mempengaruhi peradaban masyarakat informasi di Indonesia. Kemudian, dengan berkembangnya internet, teknologi informasi semakin merambah ke berbagai aspek kehidupan masyarakat.
-
Bagaimana bahasa Indonesia menjembatani perbedaan budaya? Melalui Bahasa Indonesia, masyarakat dapat berdiskusi untuk memahami tentang budaya masing-masing dan menumbuhkan rasa saling menghargai serta menjaga kelestariannya.
-
Apa saja yang dibutuhkan untuk transformasi digital di Indonesia? Ada dua hal yang menjadi poin penting. Pertama, talenta dan yang kedua adalah infrastruktur digital.
-
Bagaimana Danamon bantu perkuat hubungan Indonesia dan Jepang? Dengan partisipasi kembali Danamon, ADMF dan MUFG pada JJM tahun ini, grup ini ingin menegaskan komitmen untuk mendukung penguatan hubungan dan kolaborasi Indonesia dan Jepang dengan memfasilitasi transaksi dan kerja sama bisnis antara entitas usaha kedua negara.
-
Bagaimana cara akulturasi budaya terjadi di Indonesia? Proses akulturasi budaya merupakan proses saling memengaruhi antara budaya asing dengan budaya setempat, yang dapat terjadi melalui berbagai faktor. Faktor-faktor yang memengaruhi proses akulturasi antara lain adalah adanya interaksi antara kedua budaya, migrasi, perdagangan, kolonisasi, dan juga globalisasi.
Manuskrip kuno dinilai perlu segera diarsipkan secara digital karena kondisi fisiknya yang rawan rusak, padahal di dalamnya tertulis banyak hal penting mengenai ilmu astronomi, ajaran agama, tradisi, dan cerita sejarah.
"Di Myanmar kami sudah melakukan digitalisasi manuskrip kuno yang arsipnya kemudian dikumpulkan dalam sebuah museum," tutur dia.
Selama 10 tahun terakhir, Profesor Ari telah melakukan riset digitalisasi resolusi super tinggi warisan budaya Asia di beberapa negara seperti China, Korea Selatan, Mesir, dan negara-negara ASEAN.
Dalam melakukan pengarsipan digital, pria kelahiran Iran yang telah 50 tahun tinggal di Jepang itu menggunakan alat pemindai digital dengan resolusi sangat tinggi yang dapat memotret sebuah aset budaya mendekati warna aslinya.
Proses digitalisasi arsip warisan budaya dianggap penting untuk melindungi aset tersebut dari bencana alam, perang, kemiskinan, dan ketidakpedulian. Ini juga berlaku bagi warisan budaya Indonesia yang rawan hilang, dicuri, atau berpindah ke negara lain karena tidak dilestarikan dengan baik.
Meski telah membantu banyak negara dalam proses digitalisasi arsip warisan budaya, Profesor Ari menegaskan bahwa hak paten atas arsip digital tersebut akan menjadi milik negara yang mempunyai warisan budaya tersebut, bukan dirinya.
Pekerjaan dan minat Profesor Ari untuk membantu Indonesia mengarsipkan warisan budayanya dalam citra digital diapresiasi oleh sejarawan Indonesia Prof. Dr. Susanto Zuhdi, terlebih karena Jepang telah bekerjasama dengan beberapa negara Asia Tenggara seperti Myanmar, Malaysia, dan Filipina, tetapi belum dengan Indonesia.
"Setahu saya sudah ada kerja sama dalam bidang ini tetapi sifatnya masih parsial. Sekarang mungkin saatnya Jepang dan Indonesia melakukan kerja sama digitalisasi arsip warisan budaya dengan MoU yang lebih mengikat," ujar guru besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia itu.
Pengarsipan, menurut dia, adalah suatu kerja yang harus cermat dan teliti karena bukan hanya berkenaan dengan memori kolektif suatu bangsa tetapi juga instrumen untuk membangun peradaban bangsa ke depan berdasarkan aset-aset budaya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Program ini nantinya akan bertugas untuk melestarikan budaya Indonesia baik yang berwujud (tangible), maupun tidak (intangbile).
Baca SelengkapnyaArtefak yang direpatriasi diambil selama intervensi Belanda di Bali tahun 1906, dan arca-arca dari Candi Singhasari.
Baca SelengkapnyaDii balik peluang yang besar itu, terdapat tantangan sosial yang perlu diatasi bersama
Baca SelengkapnyaPotensi besar sebagai digital hub tak boleh dilepaskan begitu saja.
Baca SelengkapnyaPemerintah tengah membangun Pusat Data Nasional (PDN) demi integrasi data di Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia juga terus mendorong perluasan pembangunan infrastruktur digital lainnya.
Baca SelengkapnyaFakultas Biologi UGM membuka Program Studi baru, yaitu Profesi Kurator Keanekaragaman Hayati (PKKH). Ini merupakan prodi pertama di Indonesia dan Asia.
Baca SelengkapnyaBanyak diaspora mengenyam pendidikan bahkan bekerja di luar negeri dalam bidang teknologi, industri dan ilmu pengetahuan.
Baca SelengkapnyaDirjen Kebudayaan Hilmar Farid berharap penerapan UU Pemajuan Kebudayaan tetap dilanjutkan oleh pemerintahan selanjutnya.
Baca SelengkapnyaAnies mengaku tidak bisa menyaksikan dari dekat saat UU Kebudayaan disahkan
Baca Selengkapnya"Lembaga adat dan kebudayaan Betawi perlu dapat nomenklatur serta tugas dan wewenang jelas dalam UU ini." kata Sylviana
Baca SelengkapnyaKetika masyarakat bergerak menuju modernitas, praktik spiritual dan kultural ini cenderung memudar.
Baca Selengkapnya