Puluhan Hotel dan Restoran di Garut Kibarkan Bendera Putih 'Emoticon' Menangis
Merdeka.com - Puluhan hotel dan restoran yang tergabung dalam Perhimpunan Hotel dan restoran Indonesia (PHRI) Garut, mengibarkan bendera putih dengan gambar emoticon menangis. Hal tersebut dilakukan sebagai ungkapan kekecewaan karena usaha hotel dan restoran yang masih tidak pasti di masa pandemi Covid-19.
Ketua PHRI Garut, Deden Rohim mengungkapkan bahwa para pengusaha hotel dan restoran di Garut yang mengibarkan bendera putih itu setidaknya berjumlah 30. "Pengibaran ini adalah refleksi, ungkapan hati kita yang menangis. Kondisi kita di tempat usaha sendiri seperti orang yang sudah meninggal," ungkapnya, Selasa (20/7).
Deden menyebut bahwa para pengusaha sudah berusaha bertahan maksimal selama pandemi Covid-19 yang hampir dua tahun. Dalam kurun waktu itu, mereka terus menghadapi kondisi yang tidak menentu karena kondisi tersebut.
-
Kenapa karyawan menangis? Menangis Salah satu karyawannya juga tampak menangis sambil menutup wajahnya. Atasannya juga tampak menenangkan di sampingnya.
-
Bagaimana pemilik restoran bereaksi? Mengetahui videonya ramai disorot, pemilik restoran yang bernama Railway Tuan Cafe tersebut kembali bereaksi.
-
Siapa pemilik hotel? Pemilik hotel, Jim dan Whit Hanks, mengatakan mereka merasa terhormat memiliki peran dalam sejarah lokal.
-
Kenapa Hotel Indonesia dibangun? Sukarno pun teringat bahwa dua tahun lagi (1962) Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games IV, sementara Ibu Kota belum memiliki bangunan yang layak untuk dibanggakan di hadapan para atlet se-Asia.
-
Dimana Hotel Indonesia dibangun? Menempati lahan seluas 25.082 meter persegi, hotel ini mempunyai slogan A Dramatic Symbol of Free Nations Working Together.
-
Kenapa petugas kebersihan marah? Woyyyyy.. kalo buang sampah liat-liat dong. Jangan buang sampah seenaknya. Hargai saya kalo lagi kerja!
Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat, menurutnya menjadi puncak dampak bagi para pengusaha hotel dan restoran. Kondisi itu diperparah dengan belum adanya solusi terbaik dari pemerintah kepada mereka.
"Kudu kumaha urang ieu (harus bagaimana kita ini), mana solusi-nya. Makanya saya pasang bendera itu. Itu tandanya kita nangis," katanya.
Lebih jauh Deden menyebut bahwa ia bersama seluruh anggota PHRI Garut merintih dengan kebijakan pemerintah daerah. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya keringanan apapun yang diberikan kepada para pengusaha hotel dan restoran.
Di antara kebijakan tersebut, adalah pajak yang harus tetap dibayar namun tempat usaha mereka harus tutup. Dengan kebijakan itu, menurutnya hal tersebut tidak sanggup dilakukan karena tidak adanya pemasukan dari usahanya.
©2021 Merdeka.com/M IqbalDengan kondisi seperti ini, Deden berharap agar pemerintah memberikan kompensasi kepada para pelaku usaha. Kompensasi tersebut menurutnya bisa dilakukan dengan meringankan pajak kepada mereka.
"Kita sudah melakukan banyak hal menuruti aturan-aturan yang diterapkan pemerintah, tapi pemerintah daerah kepada para pelaku usaha terkesan dibiarkan. Jika PPKM ini diperpanjang misalnya, ya saya akan serahkan seluruh karyawan, silakan minta ke negara untuk mereka bisa makan karena sudah tidak mampu bayar," ungkapnya.
Selain itu juga, Deden memiliki harapan agar pihaknya diikutsertakan dalam membuat kebijakan terkait langkah pemerintah dalam mencegah penularan Covid-19. "Supaya kita ini bisa mengatur kira-kiranya strategi apa supaya kami ini tetap bisa berjalan," tutup Deden.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para pengusaha hotel kini hanya bisa mengandalkan event dari pemerintah untuk mempertahankan keterisian kamar hotelnya.
Baca SelengkapnyaSetidaknya tiga rumah warga yang berada di Desa Cangkuang, Salamnunggal, dan Kandangmukti mengalami kerusakan akibat aksi tersebut
Baca SelengkapnyaBerusaha melindungi hasil karyanya, mereka menutup kolam dengan terpal. Sayang, hal ini tak berhasil dan tetap hancur.
Baca SelengkapnyaPDIP sedih dan kecewa dengan pencopotan bendera PDIP dan baliho Ganjar Prabowo-Mahfud MD saat kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Gianyar
Baca SelengkapnyaHari Kemerdekaan Indonesia yang ke-78 dirayakan dengan penuh semarak di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaPengibaran bendera tersebut dilakukan selama Agustus sebagai bagian dari program Bulan Kebangsaan.
Baca SelengkapnyaSetelah sebelumnya sempat ricuh selama penertiban, ratusan kios dan lapak PKL di pinggir Jalan Raya Puncak Bogor dibongkar.
Baca SelengkapnyaSederet potret haru pada perayaan HUT ke-78 RI di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaKetika lomba dimulai, ibu-ibu tersebut serentak menangis.
Baca SelengkapnyaDeretan rumah makan di pantura Indramayu pernah berjaya sampai 2013, setelah banyaknya terbengkalai karena ditinggal para pelanggan.
Baca SelengkapnyaPSSI menggelar nonton bareng Semifinal Piala Asia 2024 antara Indonesia vs Uzbekistan di GBK.
Baca SelengkapnyaDalam laporan keuangannya, manajemen KFC Indonesia menjelaskan kerugian tersebut dipicu oleh dua faktor utama.
Baca Selengkapnya