Puluhan warga adat kesurupan, jalur ke Pantai Kuta ditutup 5 jam
Merdeka.com - Puluhan warga adat Kuta yang menghadiri upacara 'Nangkuk Merana' mengalami trans atau kesurupan saat prosesi acara di Kuta Bali, Jumat (16/12). Upacara adat ini saban tahun di gelar di pengujung akhir tahun tepat hari Kajeng Kliwon Uwudan tanggalan Bali.
Upacara ini dimaksudkan sebagai upaya pembersihan alam semesta baik secara Sekala dan Niskala selama satu tahun, serta sebagai wujud rasa terimakasih kepada sang pencipta atas kemakmuran dan kedamaian alam Kuta.
Dalam prosesi ini, warga yang kesurupan tersebut menari dan menghujamkan keris ke tubuhnya saat prosesi di gelar di setiap pertigaan atau perempatan jalan. Bahkan juga ada yang meminta bara api buat dimakan. Suasana makin terasa magis begitu puluhan wanita yang masih belia juga ikut kesurupan.
-
Apa yang terjadi pada kerusuhan ini? Dalam peristiwa tersebut, 47 orang Yahudi dan satu orang Prancis terbunuh, banyak yang terluka, dan harta benda dirusak.
-
Apa saja ritual pada kerangka? Banyak kerangka ditemukan dengan koin yang terletak di mulut, sementara tengkorak lainnya ditempatkan di antara kaki mereka.
-
Siapa yang ikut menari jepen massal? Sebanyak 6.007 peserta dari berbagai kalangan, termasuk pelajar, pegawai dari perangkat daerah (OPD) dan unsur lainnya turut meriahkan acara ini.Tari jepen massal juga diikuti oleh para kepala daerah dan pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, antara lain Pj. Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik, Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim Sri Wahyuni, Ketua DPRD Kaltim Hasanuddin Mas'ud, serta sejumlah Bupati dan Wali Kota se-Kaltim beserta jajaran Forkopimda.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Bagaimana prosesi jamasan keris? Prosesi jamasan dimulai dengan pembacaan doa dengan diiringi alunan musik gamelan. Setelah itu barulah prosesi jamasan bisa dimulai.
-
Apa saja gejala orang kesurupan? Gejala orang kesurupan memang berbeda-beda dan banyak macamnya. Namun, terdapat beberapa tanda yang sering muncul saat seseorang mengalami kesurupan, yaitu sebagai berikut:• Perubahan Perilaku: Orang yang terkena kesurupan seringkali mengalami perubahan drastis dalam perilaku. Mereka bisa menjadi sangat agresif, bingung, atau melakukan tindakan yang tidak normal atau tidak seperti biasanya.• Hilang Kesadaran: Kesurupan seringkali disertai dengan hilangnya kesadaran atau kesadaran yang buram. Orang yang kesurupan mungkin tidak ingat atau tidak sadar terhadap tindakan mereka selama mengalami kesurupan.• Berbicara dalam Bahasa Asing: Dalam beberapa kasus, individu yang terkena kesurupan dapat berbicara dalam bahasa yang tidak mereka kuasai atau bahasa yang tidak mereka kenal. • Gerakan Tubuh yang Tidak Terkendali: Kesurupan seringkali disertai dengan gerakan tubuh yang tidak terkendali, seperti gemetar, meronta, atau kejang-kejang.• Reaksi terhadap Benda-benda Suci: Orang yang mengalami kesurupan mungkin merasakan ketidaknyamanan atau bahkan ketakutan terhadap benda-benda suci seperti Al-Quran, salib, atau simbol-simbol agama lainnya.• Pembicaraan dengan Suara Aneh: Dalam beberapa kasus, orang yang kesurupan dapat berbicara dengan suara yang berbeda atau mengaku berbicara atas nama entitas gaib. • Sensasi Panas atau Dingin: Beberapa orang yang mengalami kesurupan sering merasakan sensasi panas atau dingin yang intens dalam tubuhnya.• Mual dan Muntah: Mual dan muntah juga bisa menjadi gejala kesurupan.• Pembengkakan Tubuh: Pada beberapa kasus, individu yang terkena kesurupan dapat mengalami pembengkakan pada bagian tubuh tertentu.
Lebih dari enam titik lokasi prosesi upacara ini digelar hingga jalur masuk menuju objek vital wisata Pantai Kuta terpaksa diberlakukan buka tutup selama 5 jam, sejak pukul 09.00 WITA.
Salah satu tokoh adat Kuta, Dewa Gede Mayun mengatakan, ritual Nangluk Merana adalah upacara permohonan keselamatan kepada Tuhan, bertujuan menetralisasi alam semesta dari hal negatif. Seperti bencana alam dan serangan wabah penyakit.
"Ini acara rutin setiap akhir tahun di setiap hari suci kajeng kliwon. Kita gelar ritual upacara di setiap perempatan Agung atau pertigaan. Pada acara ini sudah pasti para penjaga alam di Kuta turun masuk ke raga manusia (sadek) untuk membuktikan bahwa beliau itu ada, dan menjaga Kuta dari segala kekotoran," kata Mayun di Kuta, Bali.
Seluruh barong dan pratima diiringi warga yang ada di Kuta usai upacara Nangluk Merana itu kemudian berkumpul di Pura Dalem Kayangan Desa Kuta untuk mengikuti prosesi puncak upacara hingga tengah malam hari.
(mdk/sho)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Viral Konvoi Pesilat Halangi Laju Mobil Damkar di Sragen
Baca SelengkapnyaBelasan warga Garut, Jawa Barat diamankan aparat kepolisian saat tengah melakukan kegiatan adu muncang
Baca SelengkapnyaPentas seni dan karnaval merayakan kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 di Garut , Rabu (16/8), diwarnai kericuhan. Bentrokan terjadi di dua lokasi.
Baca SelengkapnyaTradisi itu juga bisa menjadi potensi wisata karena banyak menyedot perhatian warga.
Baca SelengkapnyaAtraksi Tatung selalu melekat dengan perayaan Cap Go Meh di Kalimantan Barat.
Baca SelengkapnyaTradisi ini dilakukan turun-temurun karena dianggap membawa keberkahan
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat orator dari atas mobil komando mendesak agar barrier dibuka sehingga massa bisa menyampaikan aspirasi di depan Istana Merdeka.
Baca SelengkapnyaAksi pembakaran ban, spanduk dan poster pecah usai hasil putusan MK terkait gugatan sengketa Pilpres 2024 mendapat penolakan dari masyarakat pendukung 01 & 03.
Baca Selengkapnya1350 penari Gandrung menjalani tradisi ritual 'Meras Gandrung'.
Baca SelengkapnyaRitual adat Kebo-keboan Alas Malang yang digelar masyarakat Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, Minggu (30/7), berlangsung meriah.
Baca SelengkapnyaTujuh warga di Kabupaten Blora mengalami penganiayaan oleh karyawan perusahaan tambang setelah mereka mengajukan protes terkait pencemaran udara.
Baca SelengkapnyaTradisi khitanan ini unik, karena diiringi warga dengan keliling kampung sembari menabuh angklung.
Baca Selengkapnya