PVMBG Ingatkan Potensi Pergerakan Tanah di Garut, Warga Diimbau Waspada
Merdeka.com - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan seluruh wilayah Kabupaten Garut berpotensi mengalami pergerakan tanah, khususnya di musim hujan. Berdasarkan kajian, tingkatan potensinya pun selalu berubah.
"Artinya, potensi bulan sebelumnya dengan saat ini berbeda. Berdasarkan hasil tumpang susun peta gerakan tanah, ditambah dengan prediksi curah hujan dari BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), ada peningkatan potensi gerakan tanah pada November ini," kata Kepala Bidang Gerakan Tanah PVMBG Agus Budianto, Kamis (4/11).
Untuk memahami hal itu, kata Agus, titik-titik gerakan tanah yang pernah terjadi sebelumnya harus sudah dipetakan. Jika ditemukan indikasi pergerakan tanah, harus segera dilaporkan.
-
Kenapa tanah di daerah perbukitan berpotensi longsor? Budi menjelaskan, tanah di daerah perbukitan atau tebing yang mengalami retak-retak akibat kemarau sangat berpotensi untuk longsor ketika terkena air hujan.
-
Mengapa gempa bumi di Garut terjadi? Gempa bumi ini terjadi karena adanya deformasi batuan di dalam lempeng Indo-Australia yang terletak di bawah lempeng Eurasia di wilayah selatan Jawa Barat, yang juga dikenal sebagai gempa dalam lempeng (intra-slab earthquake).
-
Di mana pusat gempa bumi di Garut? Pusat gempa berada di Samudera Hindia bagian selatan wilayah Kabupaten Garut.
-
Dimana saja wilayah rawan longsor di Banyumas? Wilayah rawan longsor di Kabupaten Banyumas, antara lain Kecamatan Sumpiuh, Kemranjen, Gumelar, Pekuncen, Lumbir, Banyumas, Ajibarang, dan Kedungbanteng.
-
Bagaimana hujan tak menentu terjadi di Indonesia? Semua faktor ini menyebabkan cuaca menjadi tidak menentu, dengan perubahan ekstrem dari panas yang menyengat hingga hujan deras dalam waktu singkat.
-
Bagaimana retakan tanah terjadi di Garut? Retakan tampak membentang sejauh 480 meter dengan kedalaman mencapai 12 meter. Sudah dua bulan terakhir masyarakat di Desa Sukamulya, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut hidup dalam ketidaktenangan. Pasalnya, kampung mereka mengalami pergerakan tanah yang cukup parah, dengan kondisi retakan lebar dan memanjang.
Warga juga diimbau terus waspada dan mengetahui terkait indikator gerakan tanah. "Sebab, gerakan tanah bisa diprediksi," ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa indikator pergerakan tanah adalah mereka yang tinggal di zona merah harus memperhatikan letak permukiman, jalan, dan tebing. "Tebing itu terbuka atau tidak. Karena itu berkaitan dengan proses air jatuh. Ketika di tebing tak ada hambatan, air akan mudah meluncur," jelasnya.
Hal lainnya, warga harus memastikan keberadaan alur air dan mengidentifikasi retakan tanah di sekitaran jalur air. Saat terlihat ada retakan, maka probabilitasnya akan tinggi untuk terjadi longsor.
"Gerakan tanah itu juga dipicu oleh curah hujan. Masyarakat harus memantau curah hujan, karena hujan itu sifatnya lokal. Ketika ada indikator-indikator itu, langsung buat laporan. Titik-titik mata air itu harus diidentifikasi dan pasang rambu di titik-titik itu. Tinggal kita lihat curah hujan yang terjadi. Itu harus dilaporkan ke BPBD," papar Agus.
Secara umum, menurut Agus, Kabupaten Garut adalah wilayah pegunungan. Wilayah datar hanya di bagian tengah. "Kita sudah melakukan sosialisasi. Tinggal langkah-langkah itu dilakukan di level masyarakat ketika musim hujan terjadi. Jadi deteksi itu dilakukan dari level masyarakat," tutup Agus.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemprov DKI merilis informasi peringatan kewaspadaan bencana tanah longsor di wilayah Jakarta bulan November 2024.
Baca Selengkapnyagetaran yang terjadi akibat gempa sangat mungkin mengakibatkan lereng-lereng menjadi retak-retak
Baca SelengkapnyaPotensi gempa ini harus diwaspadai masyarakat maupun pemerintah untuk menghindari risiko besar dampak dari kejadian bencana tersebut.
Baca SelengkapnyaBMKG mencatat selama periode tersebut lebih dari 35 kali gempa dangkal yang berpusat di daratan Sumatera Barat dengan rata-rata berkekuatan 3 magnitudo.
Baca SelengkapnyaHari ini, sebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami hujan lebat yang disertai dengan petir dan angin kencang
Baca SelengkapnyaData PVMBG menyebutkan selama kurun waktu 24 jam terakhir sudah terjadi lima kali erupsi.
Baca SelengkapnyaBPBD Garut seluruh daerahnya untuk mengetahui dampak gempa magnitudo 6,2, Sabtu (27/4) sekitar pukul 23.29 WIB.
Baca SelengkapnyaSelain hujan lebat, BMKG juga memprakirakan hujan yang disertai kilat dan petir
Baca SelengkapnyaEmpat provinsi siaga potensi banjir akibat tingginya intensitas curah hujaN
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Ruang Menguat, PVMBG Keluarkan Peringatan Tsunami untuk Warga Pulau Tagulandang Sulut
Baca SelengkapnyaStatus Gunung Iya naik jadi Siaga III. Warga Ende diimbau waspada terhadap potensi erupsi dan risiko tsunami.
Baca SelengkapnyaPada Zona Menengah dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal
Baca Selengkapnya