Ramalan Jayabaya, dari era petapa sampai zaman banjir
Merdeka.com - Menurut Ramalan Jongko Joyoboyo bahwa tanah Jawa sejak diisi manusia yang kedua kalinya ini hingga tiba saat kiamat kubro akan mengalami 2100 tahun surya atau 2163 tahun candra.
Tempo 2100 tahun surya ini menurut Ki Tuwu, ahli sejarah Kediri dapat dibagi menjadi Trikali atau tiga periode zaman besar yang masing-masing terdiri dari 700 tahun surya.
Tiga zaman besar itu adalah zaman Kalisura (zaman luhur), zaman Kalijaga (zaman tumbuhan) dan zaman Kalisengoro (zaman air). Dan di setiap periode zaman besar tadi terbagi menjadi Sapto Maloko yang berarti zaman kecil.
-
Apa formasi Indonesia? INDONESIA (formasi 3-4-2-1): Maarten Paes; Mees Hilgers, Jay Idzes, Rizky Ridho; Sandy Walsh, Thom Haye, Nathan Tjoe-A-On, Calvin Verdonk; Eliano Reijnders, Ragnar Oratmangoen; Rafael Struick.
-
Kenapa Jawa disebut sebagai pusat kerajaan bersejarah? Pulau Jawa adalah pusat dari beberapa kerajaan bersejarah yang berperan penting dalam membentuk budaya dan sejarah Indonesia.
-
Kapan kera raksasa hidup di Jawa? Diperkirakan kera raksasa menghuni Jawa pada masa pleistosen hingga lebih kurang 200.000 tahun yang lalu.
-
Bagaimana Indonesia dibentuk? Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di Asia Tenggara, terdiri dari ribuan pulau yang membentang dari Sabang hingga Merauke.
-
Kapan kumpulan kata-kata bahasa Jawa ini dihimpun? Berikut ini kata-kata Bahasa Jawa dan jawabannya yang kocak, seperti dihimpun dari berbagai sumber, Rabu (12/6/2024).
-
Kapan Kerajaan Majapahit berdiri? Situs ini diperkirakan peninggalan kerajaan Majapahit yang eksis pada abad XIII – XV (Poeponegoro, 1992).
Di mana masing-masing zaman kecil terdiri dari 100 tahun surya hingga 7 kali 100 tahun surya dikalikan 3 maka 2.100 tahun surya.
Trikala atau tiga periode zaman besar serta pemecahannya masing-masing menjadi sapto maloko adalah sebagai berikut :
Pertama adalah zaman Kalisura yang berarti zaman luhur lamanya 700 tahun suryo atau 721 tahun candra. Di zaman ini tanah Jawa masih banyak suara yang aneh-aneh yang merupakan alam gelap. Hal ini disebabkan disaat itu banyak orang prihatin dan bertapa guna menyempurnakan kebatinannya.
Dalam masa itu banyak dewa-dewa yang turun untuk menolong manusia yang suci.
"Di zaman Kalisura atau tujuh zaman kecil yang masing-masing lamannya 100 tahun surya, di mana sifatnya berubah-rubah mengikuti peredarannya," ujar Ki Tuwu, pakar sejarah Kediri saat berbincang dengan merdeka.com.
Tujuh zaman kecil itu adalah yang pertama zaman Kukilo atau zaman burung, kehidupan manusia di tanah Jawa seperti kehidupan burung. Tidak ada pemerintahan, belum ada yang, belum ada tempat tinggal pasti. Lamanya zaman ini dimulai dari tahun 1 hingga tahun 100 penanggalan tahun surya atau dimulai tahun 1 hingga 103 tahun candra.
Yang kedua, zaman Kolobuda atau zaman wungkul, di Jawa mulai ada pemerintahan dan agama Budha. Mulai ada tata tertib, kesopanan. Ada kebijaksanaan Sri Paduka Radja Maha Dewa Budha yang berasal dari Sang Hyang Girinoto yang menjelma menjadi manusia dan menjadi raja di Medang Kamulan mulai tahun 101-200 tahun surya atau mulai tahun 104-2006 tahun candra.
Ketiga, Zaman Kolobroso, di zaman ini kepercayaan begitu kuat khususnya agama Budha, sehingga terjadi persaingan, hal ini disebabkan banyaknya dewata yang menjelma menjadi raja. Mulai Sang Girinoto hingga Shang Hyang Bromo juga menjadi raja di Gilingloyo. Dihitung mulai tahun 201-300 tahun surya atau 207-309 tahun candra.
Keempat, Zaman Kalatirto atau zaman air, di Jawa sering terjadi banjir karena Sang Hyang Raja Kano yang bertahta di Negara Purwocarito sering menata batu besar untuk membendung kali dan bengawan. Ini dihitung mulai tahun 301-400 tahun surya atau mulai tahun 310-412 tahun candra.
Kelima, zaman Kalarubawa atau zaman aneh, di Jawa banyak kejadian aneh-aneh dan ganjil, muali Radja Prabu Suroto sampai Raja Prabu Basuksti bertahta di Wiroto.
Dihitung Mulai tahun 401-500 tahun surya atau mulai tahun 413-515 tahun candra.
Keenam, zaman Kalarubowo, artinya zaman ramai di mana tanah Jawa banyak sekali keramaian tatkala Sang Nata Prabu Basuksati yang bertahta di Wiroto. Dihitung mulai taun 501-618 tahun surya atau mulai dari tahun candra
"Dan zaman kecil dari zaman Kalisura yang ketujuh adalah Zaman Kalapurwo di mana tanah Jawa diadakan aturan tetumbuhan atau keturunan (stam boom), artinya keturunan orang besar pun menjadi orang besar. Misalnya turunan dari Ratu Binatoro yang menurunkan Bengawan Polosoro di Ngastina yang dihitung mulai tahun 601-700 tahun surya atau mulai tahun 619-721 tahun candra," jelas Ki Tuwu pada merdeka.com.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tempat yang diyakini sebagai lokasi moksa Raja Kediri ini sering dikunjungi peziarah.
Baca SelengkapnyaBeberapa kalender memiliki cara perhitungan hari dan penanggalan yang berbeda dan perlu kita ketahui.
Baca SelengkapnyaJawa Timur termasuk provinsi yang menyimpan bukti sejarah kerajaan-kerajaan besar di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaWilayah yang diperkirakan paling awal memasuki kemarau antara lain Kabupaten Rembang bagian selatan serta sebagian Kabupaten Blora dan Pati.
Baca SelengkapnyaBekasi sudah dikenal sebagai kota industri sejak zaman kerajaan. Kini di sana juga ditemukan sumber minyak baru.
Baca SelengkapnyaTujuan dari Rabu Wekasan adalah untuk menolak bencana, atau dalam bahasa Jawa disebut "Tolak Balak," juga menjadi wujud rasa syukur.
Baca SelengkapnyaKolam ini juga saksi berdirinya Kerajaan Majapahit.
Baca SelengkapnyaKerajaan Mataram Islam adalah salah satu kerajaan terbesar yang pernah berdiri di Pulau Jawa, Indonesia.
Baca SelengkapnyaPajajaran termasuk pemerintahan kuno yang maju di nusantara. Saat itu, mereka sudah memiliki enam pelabuhan dengan jaringan jalan yang menghubungkan pulau Jawa
Baca SelengkapnyaBukti pertama kali mengenai keberadaan Kerajaan Mataram Kuno berasal dari Prasasti Canggal.
Baca SelengkapnyaDiduga pada abad ke 8-9 Masehi peradaban di tempat itu sudah sangat maju.
Baca SelengkapnyaWeton adalah istilah yang digunakan untuk menyebut penanggalan Jawa. Weton biasa digunakan untuk menghitung hari baik dan menentukan momen penting.
Baca Selengkapnya