Rano Karno: Gunung Krakatau menyimpan ancaman meletus
Merdeka.com - Wakil Gubernur Banten Rano Karno mengatakan Gunung Krakatau masih menyimpan potensi ancaman meletus. Rano menyebutkan pasca letusan Krakatau tahun 1883, muncul anak Krakatau yang masih aktif.
"Hingga kini, Gunung Krakatau berpotensi ancaman, karena memunculkan gunung baru bernama anak Krakatau," ujar Rano di HUT Basarnas ke 42, Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, Rabu (5/3).
Rano mengatakan, pertumbuhan anak Krakatau itu terus bertambah, yakni 5 cm setiap bulan, sehingga pertahun, anak Krakatau menjadi lebih tinggi 50 cm.
-
Mengapa Gunung Slamet mengalami peningkatan aktivitas setiap 5 tahun? Lebih lanjut, Sukedi mengakui berdasarkan pengamatan dalam 20 tahun terakhir, peningkatan aktivitas Gunung Slamet terjadi hampir tiap lima tahun sekali, yakni pada tahun 2004-2005, 2018-2009, 2014, dan terakhir pada bulan Agustus 2018 hingga 2019.
-
Kapan Gunung Krakatau meletus? Letusan dahsyat Gunung Krakatau terjadi pada 27 Agustus 1883.
-
Apa nama gunung tertinggi di Indonesia? Carstenzs Pyramid atau yang lebih dikenal sebagai Puncak Jaya memiliki ketinggian 4.884 mdpl. Gunung satu ini berlokasi di Papua. Bisa dibilang, gunung ini merupakan gunung tertinggi di Indonesia.
-
Bagaimana pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahun? Pertumbuhan penduduk periode 2020-2045 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahun.
-
Apa yang membuat Gunung Everest tumbuh lebih tinggi? Ini adalah efek yang disebut rebound isostatik.
-
Bagaimana suhu air di kawah Kelimutu meningkat? 'Peningkatan suhu air pada ke tiga kawah tersebut, mengindikasikan terjadinya peningkatan aktivitas magmatik di bawah kawah Kelimutu,' ujarnya.
"Di mana pertumbuhan tingginya sekitar 5 cm perbulan setiap tahun menjadi lebih tinggi sekitar 50 cm dan lebih lebar 100 cm. Saat ini tinggi gunung tersebut mencapai 230 meter di atas permukaan laut," ujar Rano.
Diketahui, anak Gunung Krakatau memiliki ketinggian 813 cm. Dia mengeluarkan abu vulkanik sekitar 16 kali sejak 1927-1930 dan 43 kali sejak 1931-1960.
Rano menambahkan ancaman anak gunung Krakatau meletus hanya satu dari sekian potensi bencana alam yang terjadi di wilayah Banten. Terdapat sekitar 14 potensi bencana yang dapat terjadi di Banten.
"Secara geografis rawan bencana dari 14 bencana, Banten memiliki semuanya, dari bencana alam, kegagalan teknologi, dan ulah manusia. Banjir, kekeringan, dan bencana ekstrim," ungkap Rano.
Apalagi, lanjut Rano, berdasarkan kajian BMKG kondisi geografis Banten dilalui zona tumbukan antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia.
"Ini sumber utama tsunami. Diperkirakan bahwa tsunami kira-kira 30 menit sampai pesisir. Jadi sangat singkat apa lagi menghancurkan industri kimia di sepanjang pantai," ujar Rano.
Untuk itu, dalam peringatan HUT Basarnas ini, Rano berharap jika ada bencana yang terjadi di Banten dapat cepat ditangani.
"Agar dapat ditangani dan ditanggulangi sebaik-baiknya agar kerugian bisa diminimalisir, pemerintah daerah dan masyarakat Banten," tandasnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gunung Anak Krakatau kini berada pada status level III atau siaga.
Baca SelengkapnyaKolom abu teramati berwarna kelabu kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah barat laut.
Baca SelengkapnyaGunung Anak Krakatau melontarkan abu dengan tinggi kolom hingga 1.400 meter di atas puncak atau sekitar 1.557 meter di atas permukaan laut.
Baca SelengkapnyaBadan Geologi Deteksi 19 Gempa Guguran Gunung Ruang
Baca SelengkapnyaGunung Slamet punya karakteristik yang "tenang namun menghanyutkan"
Baca SelengkapnyaGunung Lewotobi Laki-Laki meletus dahsyat pada Kamis (7/11). Letusan yang diiringi semburan material vulkanik setinggi 5.000 meter itu memicu kepanikan warga.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru masih berstatus Siaga atau Level III.
Baca SelengkapnyaGelombang tsunami yang diakibatkan erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara bisa mencapai 25 meter.
Baca SelengkapnyaWaspada terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik signifikan
Baca SelengkapnyaAda sesuatu yang terjadi menurut para ilmuwan mengapa Gunung Everest setiap tahun makin tinggi.
Baca SelengkapnyaSebelumnya Gunung Ibu sudah meletus pada 11 dan 8 Mei 2024 lalu. Letusan baru ini terjadi pada pukul 09:12 WIT dan disertai suara keras dan suara gemuruh.
Baca Selengkapnyahasil pemantauan visual dan instrumental menunjukkan adanya peningkatan aktivitas visual dan kegempaan pada Gunung Lewotobi Laki-laki.
Baca Selengkapnya