Ratusan Bantuan Sosial Dikembalikan Warga ke Pemprov Jabar
Merdeka.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat menerima kembali 579 bantuan dari masyarakat. Penolakan tersebut berasal dari tingkat RW sampai kelurahan.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar, Daud Achmad mengatakan, hingga Kamis (23/4), Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah menyalurkan sekitar 11 ribu bantuan sosial (Bansos) untuk masyarakat yang terkena imbas Corona.
"Kami sudah menerima laporan 7.900 bantuan di antaranya itu sudah berhasil diserahkan. Dan kemudian, ada 579 yang dikembalikan atau direturn. Jadi serapannya 2,42 persen dari seluruh yang direncanakan," katanya saat konferensi pers daring.
-
Apa yang diselamatkan Kemensos terkait penyaluran Bansos? Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menyampaikan progres perbaikan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang di tahun 2020 banyak mendapatkan catatan dari BPK, BPKP, dan KPK. Dalam acara yang diselenggarakan di Gedung ACLC KPK tersebut Mensos Risma menyatakan potensi kerugian negara penyaluran Bansos lebih dari Rp523 M/bulan dapat diselamatkan melalui penidaklayakan penerima Bansos yang dilakukan bersama Pemerintah Daerah sebanyak 2.284.992 Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
-
Kenapa Bansos diberikan? Tujuan dari program ini adalah untuk membantu meringankan beban ekonomi bagi masyarakat yang kurang mampu, terutama dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan.
-
Kenapa bantuan beras Jateng disalurkan? 'Bantuan ini sebagai bentuk kepedulian dan perhatian pemerintah kepada masyarakat. Hingga saat ini masih banyak masyarakat yang masih membutuhkan,' kata Nana.
-
Siapa yang minta bantuan dana untuk bencana Sumbar? Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi meminta bantuan dana Rp1,5 triliun untuk penanganan bencana alam banjir bandang di daerahnya.
-
Bagaimana cara pemerintah bagikan bansos? Menko PMK juga menyarankan Kemensos memberikan pembinaan untuk korban judi online yang mengalami gangguan psikososial.
-
Kenapa Pandawakarta membagikan sembako? 'Ramadhan ini kami ikhtiar bagikan ratusan paket sembako bagi masyarakat Jakarta', kata Puji Hartoyo Ketua Pandawakarta pada keterangan tertulisnya, Selasa (9/4).
"Kami banyak menerima laporan kejadian terkait penyaluran bansos ini, baik itu di tingkat kelurahan, desa hingga RW. Ada juga yang mengabarkan masyarakat menolak karena jumlahnya (penerima) tidak sama (dengan pengajuan).,” ia melanjutkan.
Ia menduga, salah satu penyebab adanya penolakan tersebut karena masyarakat belum mengetahui sumber bantuan ada beberapa pintu. Bansos dari Pemerintah Provinsi senilai Rp500 ribu, sebagian diberikan dalam bentuk sembako.
Kemudian ada pintu dari Kartu Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, bantuan sosial (bansos) dari presiden untuk perantau di Jabodetabek, Dana Desa (bagi kabupaten), Kartu Pra Kerja, bantuan tunai dari Kemensos, bansos provinsi, serta bansos dari kabupaten/kota.
Setiap Kepala Keluarga yang berhak hanya bisa mendapatkan dari salah satu pintu bansos yang ada. Meski begitu, bantuan dari pemerintah pusat maupun daerah berbeda nilai, jenis, waktu penyebaran dan mekanismenya.
"Barangkali karena, yang pertama bantuan dari sembilan pintu turunnya tidak bersamaan. Mungkin ada yang turun lebih dulu bantuan dari Pak Gubernur. Satu RW ada dua (orang penerima), padahal yang mengajukan sekian puluh. Sisanya (orang yang masuk dalam pengajuan) diberikan dari pintu yang lain," ujarnya.
Di luar dari masalah tersebut, ada permasalahan dari sisi pendataan yang masih perlu perbaikan. Sejauh ini, data penerima yang sudah clear and clean sebanyak 445 ribu KK.
"Ini yang akan dibagikan dahulu karena datanya clear and clean. Di luar itu ada data non DTKS sampai hari ini kami masih meminta dicleansing. Kita kembalikan kembali ke kabupaten kota untuk difinalkan. Saya harap data final bisa kembali ke provinsi pada 25 april. Jumlahnya bisa jutaan (KK)," tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah menyiapkan bantuan pangan beras hingga Juni 2024, masing-masing 10 Kg per keluarga, per bulan.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi membagikan 1.000 paket sembako kepada masyarakat sekitar di depan Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (8/4/2024).
Baca SelengkapnyaPembagian bansos jelang pencoblosan Pilpres 2024 menuai polemik. Bagi-bagi bansos dianggap sebagai cara untuk memenangkan pasangan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaFraksi PDI Perjuangan telah banyak menerima pengaduan masyarakat terkait pengurangan bantuan sosial pendidikan
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menggelontorkan bansos baru berupa beras 10 kilogram dan BLT dengan anggaran sebesar Rp11,2 triliun. Kebijakan ini lantas menuai polemik.
Baca SelengkapnyaLangkah ini diharapkan dapat membantu masyarakat yang membutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka di tengah tekanan ekonomi yang terus meningkat.
Baca SelengkapnyaPemerintah disebut tidak lagi menggunakan data Kemensos, melainkan data Kemenko PMK.
Baca SelengkapnyaProgram BLT itu tidak boleh dikonversikan dalam bentuk barang, termasuk sembako.
Baca SelengkapnyaPenyaluran bantuan Cadangan Beras Pemerintah ini dilakukan untuk meringankan beban masyarakat di tengah kenaikan harga beras.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut, perubahan iklim membuat gagal panen.
Baca SelengkapnyaWarga yang tidak masuk kualifikasi bantuan dari BNPB, mendapat bantuan Rp500 ribu.
Baca SelengkapnyaJokowi nampak ditemani oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam acara penyerahan.
Baca Selengkapnya