Ratusan eks Buruh Migran Indonesia asal Blitar siap jadi petani
Merdeka.com - Sedikitnya 500 orang eks buruh migran Indonesia (BMI) asal Kabupaten Blitar menyatakan siap beralih menjadi petani modern di kawasan transmigrasi Indonesia. Para mantan TKI/TKW Hong Kong dengan ilmu pertanian dan peternakan modern negara China, Korea dan Taiwan yang diperoleh saat menjadi TKI/TKW itu dijadikan modal untuk kesiapan dalam berdaulat pangan.
"Kesiapan yang kita utarakan ini menjawab program transmigrasi yang dikampanyekan pemerintah pusat melalui Menteri Desa. Intinya adalah kedaulatan pangan," ujar Trismini Sugito selaku Koordinator Program Kampung Semangat Gotong Royong (Kampung Segoro) Blitar kepada wartawan, Minggu (12/4).
Ditambahkan Trismini, program Kampung Segoro merupakan pilot project BMI Blitar untuk transmigrasi. Salah satunya dilatar belakangi banyaknya potensi wilayah domestik yang belum tergarap maksimal.
-
Dimana petani milenial ini bercocok tanam? Aksin saat ini bertani Pepaya California dengan masa tanam hingga panen selama tujuh bulan.
-
Mengapa petani di Eropa beralih ke pertanian? Salah satu kemungkinan adalah mereka melihat gaya hidup baru ini menawarkan sumber daya yang lebih dapat diprediksi.
-
Siapa saja petani muda yang terlibat? Dua petani muda tersebut, Arvin Wijaya dan Steven, menjadi sosok di balik budidaya melon dengan buahnya yang terasa manis dan segar.
-
Apa yang dibudidayakan oleh petani milenial dari Klaten? Petani milenial yang satu ini memanfaatkan budidaya tumbuhan Alga Spirulina yang bermanfaat sebagai solusi krisis panganan hingga menjadi pupuk organik.
-
Bagaimana petani milenial ini belajar bertani? Dalam bertani pepaya, Aksin belajar secara autodidak. Ia belajar dari para peternak pepaya lain. Tak hanya ilmu yang didapat, ia juga mendapat banyak motivasi dari para mentornya.
-
Apa yang terjadi pada para petani? Mereka masih selamat meski mengalami luka bakar.
Dengan ilmu yang dimiliki diharapkan para eks buruh migran nantinya bisa turut membangun kawasan transmigrasi. Mengingat 90 persen kebutuhan pokok masyarakat luar Jawa masih dipasok dari Pulau Jawa.
"Mereka ingin hijrah sebagai petani, peternak dengan pola pola produksi modern dan partisipatif. Tidak hanya murni beragraris. Untuk mencukupi kebutuhan masyarakat sekitar lokasi, eks buruh migran juga siap mendirikan UKM dan home industry dan Ilmu itu dipelajari selama bekerja di luar negeri setiap musim libur," tambahnya.
Seperti diketahui Jumlah buruh migran asal Indonesia di Hongkong sebanyak 150 ribu jiwa lebih. Sedangkan di seluruh negara di dunia mencapai kurang lebih 6 juta jiwa.
Dari 150 ribu jiwa tersebut, BMI Saudi Arabia, Malaysia, Korea dan Belanda dari Kabupaten Blitar telah menyatakan siap mengikuti program transmigrasi ini. Tim kreatif Kampung Segoro Mahathir Muhammad menegaskan tidak akan selamanya mantan TKI/TKW ini hidup sebagai pembantu rumah tangga atau buruh kasar di negeri orang.
"Mereka sudah tidak sabar. Habis kontrak kerja akan segera menyusul menjadi transmigran dan jumlahnya diperkirakan lebih besar. Sama dengan BMI Hong Kong, mereka akan menggunakan ilmu yang mereka peroleh selama bekerja di luar negeri," tambahnya.
Menanggapi hal itu anggota DPRD Kabupaten Blitar Wasis Kunto Admojo menilai transmigrasi eks BMI sebagai terobosan bagus yang patut didukung.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Minimnya lapangan pekerjaan dan upah buruh yang rendah membuat warga Blitar rela meninggalkan kampung halamannya
Baca SelengkapnyaCerita petani berhasil panen padi hingga 1 ton di lahan transmigrasi yang ia garap.
Baca SelengkapnyaSeorang pria asal Banyuwangi telah merantau selama puluhan tahun sebagai seorang transmigran di Kaltara dan tidak pernah pulang kampung.
Baca SelengkapnyaSebelum terjun ke dunia pertanian, Makmur merantau ke Jepang dan bekerja di bidang manufaktur.
Baca SelengkapnyaBerawal dari lahan kosong yang perlahan diubah menjadi pemukiman, kawasan transmigrasi ini memperlihatkan cerita perjuangan dan adaptasi para penduduknya.
Baca SelengkapnyaHidup di lokasi transmigrasi memang berat, tapi Pak Tumiran membuktikan bahwa ia bisa hidup sejahtera asal mau bekerja keras
Baca SelengkapnyaSandjoko menjadi pegawai BUMN selama 33 tahun. Setelah pensiun, ia memutuskan untuk jadi petani di kampungnya.
Baca SelengkapnyaKondisi ini menjadi salah satu faktor rendahnya produktivitas pertanian di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaSeorang pensiunan TNI ikut program transmigrasi ke Kalimantan dan memulai hidupnya dari nol.
Baca SelengkapnyaIngin bergabung dalam program Petani Milenial 2024? Cari tahu cara mendaftar, syarat lengkap, dan berkas yang harus disiapkan agar sukses dalam program ini.
Baca SelengkapnyaPetani di Jawa Timur menyatakan siap mendukung penuh Prabowo-Gibran pada pilpres tahun depan.
Baca SelengkapnyaMentan mengajak para petani untuk merevolusi sektor pertanian Indonesia menuju pertanian modern.
Baca Selengkapnya