Ratusan Pencari Suaka di Tanjungpinang Tuntut Keadilan ke UNHCR
Merdeka.com - Sekitar 400 pencari suaka berunjuk rasa di Kantor Organisasi Internasional untuk Migrasi (International Organization for Migration/IOM) Kota Tanjungpinang, Senin (5/8). Kekecewaan mereka bukan kepada Pemerintah Indonesia, melainkan ditujukan ke IOM dan UNHCR yang tak kunjung memberi jawaban yang pasti kapan diberangkatkan ke negara ketiga.
Selama ini, mereka menetap di Hotel Badra, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. Aksi unjuk rasa ini merupakan akumulasi dari kekecewaan para pencari suaka.
"Kami ingin semua negara mendengar tuntutan kami. Kami ingin keadilan, diperlakukan sebagai manusia," kata Alzobier Pasha, pencari suaka asal Sudan, yang mahir menggunakan Bahasa Indonesia. Seperti diberitakan Antara.
-
Informasi apa yang disebarluaskan? Diseminasi adalah proses penyebaran informasi, temuan, atau inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelola agar dapat dimanfaatkan oleh kelompok target atau individu.
-
Siapa yang menjadi juru bicara Indonesia di PBB? Untuk memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia melalui jalur diplomasi, Presiden Soekarno meminta LN Palar untuk menjadi juru bicara Indonesia di pertemuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
-
Siapa target press release? Press release biasanya ditujukan kepada reporter, editor, dan jurnalis sebagai bahan referensi dalam menulis berita.
-
Siapa yang menginformasikan kejadian tersebut? Dari informasi yang dibagikan oleh sang adik, Olivia Zalianty, Marcella mengalami kejadian tidak menyenangkan ketika sedang menjalani latihan untuk pementasan Malahayati.
-
Bagaimana PBB membantu Indonesia dalam masalah air? Dalam menjaga keberlangsungan sumber air yang ada, UNESCO, bertanggung jawab atas beberapa program pengelolaan sumber daya air di Indonesia, salah satunya adalah indikator 6.5.2 yang membahas secara khusus pengelolaan air di wilayah tertentu.
-
Apa yang membuat Sekjen PBB terkejut? 'Sekretaris Jenderal Antonio Guterres sangat terkejut dengan tingginya angka kematian, cedera, dan kerusakan yang terjadi di Gaza utara. Banyak warga sipil terjebak di bawah reruntuhan, sementara mereka yang sakit dan terluka tidak mendapatkan akses ke perawatan kesehatan yang memadai. Selain itu, banyak keluarga yang menghadapi kekurangan makanan dan kesulitan dalam mencari tempat tinggal.'
Pencari suaka selama ini merasa diperlakukan dengan baik oleh Pemerintah Indonesia. Masyarakat Bintan pun menerima mereka dengan baik.
Namun kebebasan adalah kebutuhan yang tidak dapat ditawar-tawar, karena para pencari suaka pun memiliki masa depan, yang sampai sekarang masih sebatas mimpi.
Mereka ingin mendapat pendidikan yang layak, pekerjaan dan kehidupan yang bebas seperti warga lainnya.
"Kami ingin berita ini tersiar ke seluruh dunia, didengar dan ditanggapi PBB," katanya.
Alzobier mengatakan cukup banyak para pencari suaka yang mengalami gangguan mental dan depresi. Beberapa pencari suaka di Bintan dan Batam sudah mengakhiri hidupnya karena tidak sanggup menghadapi permasalahan keluarga dan dirinya sendiri.
"Kami punya keluarga. Kami rindu keluarga. Kami pikirkan keluarga setiap saat dan pikirkan diri kami sendiri. Kami lelah," katanya.
Jhon (30), pencari suaka asal Pakistan mengatakan rasa syukur selalu dipanjatkan kepada Tuhan atas kebaikan masyarakat Indonesia. "Namun kami juga punya keluarga, punya kehidupan dan sisa umur untuk hal-hal yang berguna," katanya.
Jon mengatakan sebagian pencari suaka sudah lebih dari tujuh tahun tinggal di Rudenim Tanjungpinang, yang kemudian pindah ke Hotel Badra sejak dua tahun lalu.
"Kami sudah dijanjikan berulang kali untuk diberangkatkan ke negara ketiga, namun sampai sekarang masih belum berangkat," katanya.
Para pencari suaka tidak menuntut harus tinggal di negara ketiga, Australia, Amerika Serikat dan Kanada. Mereka juga bersedia tinggal di negara lainnya, yang dapat memperlakukan mereka seperti warga negara sendiri.
"Kami orang yang beragama, selalu berdoa, bersyukur dan berdoa. Tetapi sampai kapan kami harus seperti ini?" kata Jhon.
Aksi unjuk rasa dilakukan sejak 09.00 WIB. Hingga berita ini disiarkan, ratusan pengungsi masih melakukan aksi.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
UNHCR memiliki tanggung jawab dalam perlindungan pengungsi di dunia.
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya yang selamat mengatakan kapal tersebut sebenarnya mengangkut 151 orang, sedangkan yang sudah berhasil diselamatkan baru 75 orang.
Baca SelengkapnyaUNHCR mengatakan, lebih dari 1.200 orang Rohingya telah mendarat di Indonesia sejak November 2023.
Baca SelengkapnyaPencari suaka itu dibawa ke gedung Direktorat Jenderal Imigrasi untuk didata.
Baca SelengkapnyaBeredar unggahan di media sosial mengatasnamakan UNHCR Indonesia yang meminta pengungsi Rohingya diberi KTP Indonesia hingga pulau kosong
Baca SelengkapnyaMereka mendesak UNHCR dan IOM untuk segera memindahkan pengungsi Rohingya dari Aceh.
Baca SelengkapnyaMenurut Kapolri sejumlah warga Rohingya yang mengungsi sudah adanya kesepakatan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPemkot Jaksel menertibkan pengungsi di kawasan Komisariat UNHCR ke Direktorat Jenderal Imigrasi.
Baca SelengkapnyaJK mencontohkan konflik yang terjadi di Ambon dan Papua yang membuat warga mengungsi.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut, pemerintah Indonesia akan menindak tegas pelaku TPPO.
Baca SelengkapnyaJika pemerintah terlambat mengambil kebijakan bisa jadi pekerjaan rumah yang sulit untuk diselesaikan di kemudian hari.
Baca Selengkapnya"Tindakan membangun tenda dan menginap di depan Kantor UNHCR merupakan pelanggaran Peraturan Daerah terkait Ketertiban Umum,” kata Kemenlu.
Baca Selengkapnya