Rekan Ditangkap, Pengunjuk Rasa Tolak UU Ciptaker Geruduk Polrestabes Medan
Merdeka.com - Massa Akumulasi Kemarahan Buruh dan Rakyat (AKBAR) Sumatera Utara menggeruduk Polrestabes Medan, Rabu (21/2) malam. Mereka menuntut pembebasan sejumlah rekan mereka yang ditangkap di tengah aksi damai menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di Bundaran Majestik, Jalan Gatot Subroto, Medan, petang tadi.
Di jalan depan kantor polisi itu, pengunjuk rasa yang berjumlah puluhan orang kembali berorasi. Mereka mengutuk tindakan polisi yang dinilai terlalu arogan. "Kami heran, kenapa rekan kami ditangkap. Padahal kami berunjuk rasa dengan riang gembira untuk menolak kebijakan tidak prorakyat," ujar Halim, salah seorang orator.
Sebelumnya, sejumlah orang yang turut berunjuk rasa ditarik paksa dari lokasi unjuk rasa di sekitar Bundaran Majestik. Polisi beralasan mereka terlibat aksi anarkistis pada demo sebelumnya. Hal ini ditentang para pengunjuk rasa yang menyatakan penangkapan seharusnya menggunakan prosedur. Tidak ada surat penangkapan yang ditunjukkan.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Apa tuntutan utama aksi demo? Reza Rahadian ikut turun ke jalan dan berorasi di depan gedung DPR RI untuk menolak RUU Pilkada dan mendukung putusan Mahkamah Konstitusi.
-
Bagaimana polisi menanggapi demo buruh? Polisi saat ini sudah melakukan rekayasa lalu lintas. Adapun, exit tol Cikarang dialihkan ke exit tol lain seperti Bekasi Barat maupun Cibitung.
-
Mengapa demo buruh dilakukan? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Siapa yang memprotes kejadian tersebut? Diketahui, terekam video yang beredar di media sosial salah satu pendukung mengacungkan tiga jari saat debat capres berlangsung. Hal tersebut pun menuai protes dari pihak 02 yakni Grace Natalie.
Menurut pengunjuk rasa, polisi selalu memprovokasi aksi mereka yang berlangsung damai. "Kami tidak mengerti kenapa teman kami ditangkap. Semoga rekan-rekan kami segera dibebaskan. Kalau begini kami semakin bersemangat. Besok kami akan kembali berunjuk rasa," tegas Lusti Br Malau, pimpinan aksi.
Sebelumnya, kericuhan juga terjadi setelah unjuk rasa damai di depan tugu Kantor Pos Medan, Selasa (20/10) menjelang malam. Insiden terjadi saat pendemo long march pulang dari lokasi unjuk rasa. Mereka merasa diintimidasi, salah satunya karena sepeda motor petugas kepolisian menerobos barisan longmarch. Gas air mata sempat ditembakkan, dan sejumlah pendemo juga ditangkap.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Reaksi polisi kabur diskak advokat karena debat keras soal halangi bantuan hukum untuk para demonstran yang ditangkap.
Baca SelengkapnyaOmbudsman menemukan beberapa demonstran mengalami luka-luka diduga dipukul oknum kepolisian
Baca SelengkapnyaDeretan hal menarik yang terjadi di tengah aksi demonstrasi tolak pengesahan RUU Pilkada di gedung DPR RI.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya mereka meminta pemerintah mencabut Omnibus Law Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja beserta PP Turunannya.
Baca SelengkapnyaAnggota DPR Fraksi PDIP Adian Napitupulu menemukan lebih dari 50 demonstran yang menolak RUU Pilkada ditangkap polisi.
Baca SelengkapnyaSetelah sempat demo di DPR, Joko Anwar juga ikut berunjuk rasa di depan Gedung MK.
Baca SelengkapnyaMantan aktivis 98 itu mengaku akan mengadvokasi para demonstran yang ditangkap polisi.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Sebuah video yang memperlihatkan puluhan anggota TNI berseragam lengkap sedang menggeruduk Mapolrestabes Medan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau tidak melintas di Jalan Merdeka Barat lantaran adanya demo ini.
Baca SelengkapnyaKe-50 orang yang segera dibebaskan itu dipastikan tidak terlibat tindak pidana berat saat kericuhan di sekitar gedung DPR, Kamis (22/8).
Baca SelengkapnyaMassa melempari Habiburokhman dengan botol-botol air mineral. Peristiwa ini terjadi saat Habiburokhman menemui pendemo.
Baca SelengkapnyaHingga malam hari, massa demonstran tolak Revisi UU Pilkada masih bertahan di depan Gedung DPR.
Baca Selengkapnya