Saat alumni 212 bela Hary Tanoe karena balas budi
Merdeka.com - Alumni aksi 212 yang dikenal dengan saat itu dengan aksi bela agama terkait ucapan Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok) menggelar long march dari Masjid Sunda Kelapa menuju Komnas HAM usai Salat Jumat nanti. Dalam aksinya itu, mereka menyampaikan beberapa isu.
"Menanyakan ke Komnas HAM terkait menerbitkan rekomendasi atas kriminalisasi ulama sambil bicarakan isu yang berkembang seperti Perpu Ormas, pembubaran HTI kemudian kasus aktivis Hermasyah dan kasus Hary Tanoe," kata Sekretaris Presidium Ustaz Hasri Harahap kepada merdeka.com.
Untuk kasus bos MNC Group Hary Tanoe, Hasri mengakui terjadi kontroversi di internal mereka. Sebagian pihak, kata Hasri, mempertanyakan alasan membela Hary Tanoe.
-
Kenapa Hary Tanoe mengagumi ibunya? Hary Tanoe mengagumi ibunya bukan hanya sebagai orang yang dicintainya, tapi juga sebagai sumber inspirasinya.
-
Apa yang dikatakan Hasto? “Sekali merah tetap merah, “ tegas Hasto.
-
Kenapa Hary Tanoe hadir di acara Julia? Hary Tanoe, meski sibuk, meluangkan waktu untuk memberikan ciuman pada cucu barunya.
-
Apa yang dibantah oleh Hadi Tjahjanto? Dalam momentum tersebut, Mahfud MD sempat memberikan pernyataan bahwa belum ada satu pun sertifikat redistribusi tanah yang terbit selama era Jokowi. Hal ini pun dibantah langsung oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto.
-
Siapa yang protes terhadap Hana? Saat itu lalat di sini populasinya sudah tidak terbendung dan sangat meresahkan warga. Karena itu dari warga sini sepakat untuk menutup peternakan saya.
-
Apa yang diberikan Hary Tanoesoedibjo ke Ponpes Al Islah? Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo Memberikan bantuan Puspestren (Pusat Kesehatan Pesantren) kepada Ponpes Al Islah, Jatireja, Subang, Jawa Barat, yang diterima langsung oleh Kyai sepuh pendiri Ponpes Abah KH Usfuri Anshori.
"Kita bukan membela, presidium melaporkan aktivis HTI dikriminalisasi dan Hary Tanoe juga demikian sekarang bahasanya menolong yang dikriminalisasi," ucapnya.
Hasri pun membantah membela Hary Tanoe karena ada faktor kedekatan. Mengingat dalam Pilkada DKI Jakarta Hary Tanoe berada di kubu Anies Baswedan- Sandiaga Uno yang merupakan lawan politik Ahok.
"Ya yang pasti sampai malam ini memang ada kontroversi, nanti kita lihat situasi di lapangan perkembangannya," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Presidium 212 Ansufri Idrus Sambo mengatakan kedatangan massa ke Komnas HAM untuk mengadu segala hal bentuk kriminalisasi terhadap sejumlah tokoh ulama, aktivis, serta organisasi kemasyarakatan. "Jadi kami presidium alumni 212 itu melawan ketidakadilan dan kezaliman yang dilakukan rezim penguasa terhadap rakyatnya, mulai dari ulama, aktivis, tokoh politik, ormas - ormas. HT (Hary Tanoe) adalah korban kriminalisasi juga, korban ketidakadilan dan kezaliman penguasa," katanya.
Sambo menambahkan, aksi Presidium Alumni aksi 212 hanya sebagai bentuk penegakan keadilan yang dilakukan oleh pemerintah. "Kami Presidium 212 enggak boleh ada satu orang pun diperlakukan tidak adil, semua harus dikembalikan pada penegakan hukum yang berkeadilan. Kami tidak bela per orangannya HT tetapi kita bela adalah orang yang dizalimi siapapun dia," ujar Sambo.
Sambo mengatakan poin aduan tersebut karena adanya permintaan dari rekan seperjuangan mereka. "Kebetulan ada yang kasih tahu kita, bilang ke kita, 'Tolong dong Hary Tanoesoedibjo dibantu, kan dia banyak bantu berita kita juga'. Ada yang sampai ke saya. Ya sudah nanti kita bantu," kata Sambo.
Sambo menilai dalam kasus Hary Tanoe tidak adanya unsur pidana melainkan adanya balas dendam politik. "Ini jadi bagian dari balas dendam politik kekalahan Ahok. Begitu saja. Nah itu pun karena ada orang yang sampaikan ke saya. Ini sebenarnya bentuk solidaritas saja, enggak ada hubungan sama kegiatan politik HT. Kita bukan mendukung politik dia," tegasnya.
Dalam pembelaan terhadap HT, Sambo menegaskan kalau pihaknya tak memandang dalam sudut mana pun. "Kita tidak milah orang. Siapapun orang yang dizalimi penguasa karena kekalahan Ahok, atau balas dendam politik, ya kita bikin aduan," tandasnya.
Namun tak semua massa setuju dengan aksi kali ini. Salah satu massa yang ikut Presidium Alumni 212 ke Kantor Komnas HAM merasa kecewa akan adanya poin membela Hary Tanoe. Dia mencurigai dalam aksi kali ini ditunggangi kepentingan politik.
"Jadi aksi Presidium 212 terkesan ditunggangi kepentingan politik dalam hal ini HT. Jadi menurut saya seharusnya hari ini banyak yang akan hadir tetapi dengan adanya isu HT maka massa aksi merosot, menurun," ujar salah satu massa yang enggan sebutkan namanya.
Pria berusia 35 tahun ini merasa dengan adanya poin tersebut membela HT para pemimpin Alumni 212 sudah 'masuk angin'. Padahal, dia mengaku sudah turun ke jalan tak hanya aksi 212, tapi 311 dan 411. Kali ini dia ke Komnas HAM mengenakan gamis biru muda dan peci putih.
"Saya yang sangat kecewa dengan adanya poin yang dimasukan Presidium 212 untuk melindungi HT dari kriminalisasi. Itulah makanya kita kecewa merasa presidium 212 masuk angin ditunggangi pimpinan parpol yaitu pak HT," tegasnya.
"Kita minta poin itu dihapuskan karena tidak sesuai dengan ruh perjuangan kita," imbuhnya,
Namun, lanjut pria tersebut, jika Ketua Presidium Alumni 212, Ansufri Idrus Sambo tak menghapus poin yang menyatakan membela HT tersebut maka akan ada aksi penolakan. Apalagi, kata dia, apabila ada bukti para pemimpin Presidium Alumni 212 bermain mata dengan HT.
"Kita akan evaluasi apa benar ada indikasi benar Hary Tanoe tunggangi aksi ini, maka kita akan melakukan pernyataan bersama bahwa kita tidak akan melakukan aksi-aksi presidium 212 lagi. Apalagi jika kemudian hari ada main mata dengan Hary Tanoe antara Ketua Presidium 212 atau ada poin itu," tegasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Patra menegaskan, kehadiran Hasto sebagai bukti kliennya adalah orang yang taat hukum.
Baca SelengkapnyaTim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud merespons kasus penganiayaan Relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali.
Baca SelengkapnyaMoeldoko bagi Partai Demokrat tak termaafkan dan tak terlupakan.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Laksamana Yudo Margono menegaskan tidak ada impunitas bagi anggota TNI yang melakukan tindak pidana.
Baca SelengkapnyaHT melihat dan memantau langsung proses penyidikan terkait kasus dugaan penyebaran berita bohong soal netralitas aparat yang menyeret Aiman.
Baca SelengkapnyaKomitmen TNI untuk tetap netral tidak berubah dan sikap demikian tetap terus dijaga.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto menanggapi pernyataan capres nomor urut dua Prabowo Subianto yang meminta untuk menghargai
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Yudo Margono menegaskan proses peradilan dugaan korupsi penerimaan suap melibatkan KaBasarnas Marsdya Henri Alfiandi, dilaksanakan terbuka.
Baca SelengkapnyaHT juga merasa kecewa ketika datang, tidak diperkenankan untuk bertemu Aiman
Baca SelengkapnyaHenri ditetapkan menjadi tersangka oleh penyidik PUSPOM TNI sebagai pihak yang berhak menetapkan status tersangka terhadap anggota TNI aktif.
Baca SelengkapnyaHary Tanoesoedibjo (HT) mengaku hanya untuk melihat dan memantau langsung proses penyidikan
Baca Selengkapnya