Saat Rakyat Menanti Bansos, Pemprov Banten Berencana Beli Mobil Dinas Rp2,8 Miliar
Merdeka.com - Di tengah kesulitan ekonomi masyarakat akibat dampak pandemi corona, warga Banten dikejutkan dengan rencana pengadaan mobil dinas roda empat jenis mobil sedan Toyota Camry seharga Rp2,8 miliar.
Pengadaan barang itu tercantum dalan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Banten, untuk penggunaan di satuan unit kerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Rencana itu tayang di Sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Provinsi Banten.
Harga pagu paket tercatat Rp2.800.000.000 dengan harga barang/jasa (HPS) senilai 2.676.000.000. Jenis mobil yang akan dibeli Toyota Camry tipe 2.5 V A/T 6-speed otomatis 2.494 cc.
-
Toyota atasi penurunan penjualan? 'Bagi kami kan yang penting adalah membangun long term relation, bagaimana membangun hubungan yang baik dengan konsumen. Menjaga retensi, apakah itu bengkel, atau apa pun lah yang bisa kita lakukan. Karena kan modal kita adalah konsumen, yang kalau kita lihat beberapa tahun terakhir yang membeli mobil ya itu lagi-itu lagi,' ujarnya.
-
Mobil apa yang dibeli? Kejadian itu berawal ketika Ahmad Paisal melihat iklan penjualan mobil Toyota Rush 2018 di lokapasar Facebook.
-
Apa yang terjadi pada mobil tersebut? Kronologi Kapolsek menjelaskan, mulanya mobil yang diserang sedang melintas. Tiba-tiba diberi tahu ada percikan api dari kolong mobil. Namun untuk penyebab kebakaran masih didalami.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
Direktur Eksekutif Aliansi Independen Peduli Publik (Alipp) Uday Suhada menilai rencana belanja mobil dinas itu sangat menyakiti hati rakyat. Alasannya, di tengah kondisi masyarakat yang terjepit dengan kebutuhan ekonomi karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, pemerintah malah asyik merencanakan pembelian mobil dinas mewah.
Uday menganalogikan, dengan adanya rencana pembelian mobil dinas itu, pejabat pemerintah seolah ingin meninggalkan masyarakat dan hendak bertamasya. Padahal, penyediaan bantuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat lebih penting saat ini.
"Ini sungguh mengejutkan. Di satu sisi masyarakat diminta untuk ngajedog di imah (diam di rumah), diterapkan PPKM Darurat, Pemprov Banten justru menganggarkan pembelian mobil untuk Sekretariat DPRD Banten, entah untuk siapa. Untuk Pimpinan DPRD kah atau Sekretaris DPRD. Kebijakan ini sangatlah menyakiti hati rakyat," katanya, Rabu (21/7).
Uday menegaskan, pengadaan mobil dengan nilai Rp2,8 miliar adalah suatu hal yang tidak mendesak. Sehingga, pihaknya menuding penguasa Banten tidak memiliki rasa krisis dengan kondisi pandemi.
"Di mana letak rasa keprihatinan mereka? Tak adakah rasa malu pada rakyat yang saat ini sedang menjerit?" tanya Uday.
Di sisi lain, Uday menyinggung penyediaan bantuan sosial (Bansos) untuk masyarakat yang tak kunjung ada. Padahal jika dana Rp2,8 miliar direalokasi, dapat menyambung hidup sebagian masyarakat Banten.
"Karena itu secara tegas ALIPP menyampaikan sikap, Batalkan pembelian mobil mewah itu. Lihatlah rakyat kalian yang dalam kesusahan. Ini bentuk kedzaliman," tegasnya.
Dibatalkan
Sementara itu, Sekretaris DPRD Banten E.A Deni Hermawan, mengaku rencana pembelian mobil dinas jenis Camry sudah dibatalkan. Kemudian anggarannya masuk pada refocusing dalam rangka penanganan pandemi Covid-19.
"Sudah dibatalkan, dieksekusi. Bukan rencana dibatalkan tapi sudah dibatalkan. Kita semua fokus bagaimana mengatasi pandemi covid-19. Semua pimpinan DPRD sepakat bahwa kebutuhan masyarakat harus diprioritaskan dalam masa pandemi seperti ini," terangnya.
Deni mengungkapkan, mobil dinas itu untuk pimpinan DPRD Banten. Pengadaannya di Sekwan empat unit dan satu unit di Biro Umum. Karena mobil dinas yang digunakan sekarang bekas periode pimpinan DPRD periode 2014-2019.
"Sebagai catatan, kendaraan yang saat ini digunakan periode 2014-2019 di DPRD yang lalu. Kalau butuh ya butuh, tapi ada yang lebih butuh, ternyata masyarakat harus diatasi permasalahannya. Jadi dibatalkan," ungkapnya.
Ia menyatakan, tayangnya rencana pengadaan itu di LPSE sebuah keharusan. Alasannya, setiap kegiatan harus terupload di LPSE.
"Enggak apa-apa tayang itu mah sebagai sebuah kewajiban kita mengupload itu. Tapi eksekusinya dibatalkan atau tidak, jawabannya sudah dibatalkan oleh kita untuk sama-sama mengatasi pandemi," katanya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kukuh menyebut salah satu penyebab fenomena tersebut dapat terjadi yakni menurunnya daya beli masyarakat.
Baca SelengkapnyaPenjualan mobil periode Januari-Mei 2024 turun drastis dibandingkan sebelumnya. Yuk simak!
Baca SelengkapnyaTantangan besar dunia otomotif makin menguat meski panca pandemi.
Baca SelengkapnyaPemberian insentif ini diyakini bisa mendongkrak penjualan mobil domestik yang ujungnya bisa menggairahkan ekonomi nasional.
Baca SelengkapnyaSaat Pandemi Covid-19 jumlah kendaraan yang terdaftar baik roda dua dan empat hanya 2,6 juta kendaraan. Saat ini jumlah kendaraan meningkat 4,4 juta.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan harga mobil di Indonesia dipengaruhi oleh sejumlah faktor
Baca SelengkapnyaMenurut Ganjar perlu adanya transisi energi yang bersih. Tetapi prosesnya tidak bisa instan. Perlu adanya kesiapan.
Baca SelengkapnyaPenjualan mobil baru pada tahun 2014 mencapai hingga 1,2 juta unit. Sementara penjualan mobil baru di sepanjang 2023 terus turun jadi berkisar 1 juta unit.
Baca SelengkapnyaWalikota Semarang membeli 177 motor Vario untuk lurah dengan anggaran mencapai Rp8 miliar.
Baca SelengkapnyaBesaran insentif motor listrik akan dinaikkan, dari Rp7 juta menjadi Rp10 juta.
Baca SelengkapnyaPresiden Prabowo Subianto berkeinginan agar mobil maung yang diproduksi oleh PT Pindad dijadikan sebagai kendaraan resmi untuk keperluan kenegaraan.
Baca SelengkapnyaPemerintah telah memberikan uang muka 50 persen dari total kontrak yang ditandatangani.
Baca Selengkapnya