Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Saran Pakar ke Pemerintah Sikapi Kasus Covid di Jakarta Mengkhawatirkan

Saran Pakar ke Pemerintah Sikapi Kasus Covid di Jakarta Mengkhawatirkan Ilustrasi corona. ©2020 Merdeka.com/shutterstock

Merdeka.com - DKI Jakarta masih menjadi penyumbang tertinggi angka kasus Covid-19. Ketua Satgas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban menyebut, angka corona di ibu kota sangat mengkhawatirkan.

"Kalau angka kasusnya memang sudah mengkhawatirkan banget, kan dasarnya pertama rumah sakitnya sudah terisi 50 persen lebih, termasuk rumah sakit tempat saya kerja, barusan lihat," katanya saat dihubungi merdeka.com, Senin (31/1).

Menurutnya, positivity rate mingguan sudah naik luar biasa. Dari semula di bawah 1 persen sekarang sudah menjadi 15 persen. Klaster siswa saat pembelajaran tatap muka juga ikut terjadi.

"Kemudian, angka mingguannya juga. Kemudian ranking Indonesia di peta dunia naik terus tadinya 130-an sekarang sudah rankingnya makin kecil, artinya naik naik terus itu yang membuat mengkhawatirkan banget," ujarnya.

Zubairi mengungkapkan cara yang harus dilakukan pemerintah maupun masyarakat untuk menghadapi kondisi sekarang.

Pertama segera melakukan vaksin booster atau vaksin ketiga. Masyarakat yang belum vaksin dua kali juga harus segera disuntik.

Kedua, keluar rumah harus pakai masker N95 atau KN95. Bukan sekadar masker kain yang bisa ditembus Covid-19.

"Kalau bisa N95 atau KN95 agak mahal tapi lebih melindungi, yang kain kan terbukti bisa ditembus Omicron," ujarnya.

Ketiga, pemerintah melakukan testing sebanyak mungkin. Sebab, sebagian besar atau 50 ribu lebih tes hanya dikerjakan di DKI Jakarta, padahal banyak provinsi lain di Indonesia.

Keempat, PTM sudah waktunya di tutup untuk provinsi yang positivity ratenya di atas 15 persen. PTM baru kembali dibuka saat positif rate di provinsi turun di bawah 10 persen.

"Jadi untuk provinsi yang positivity ratenya tinggi banget mestinya dibatalkan dulu, nanti buka lagi boleh kalau turun di bawah 10 persen," ucapnya.

Sementara, untuk kebijakan pengetatan pintu masuk Indonesia, Zubairi menilai pemerintah sudah cukup baik. Asalkan, implementasi aturannya dijalankan dengan tertib.

"Sekarang udah bagus, enggak usah diubah, udah cukup baik. Ya selama aturannya sama, harus karantina ya karantina dan tidak boleh ada perlakuan beda apakah anda wartawan, apakah anda dokter, apakah anda menteri, apakah anda pejabat mesti diperlakukan sama jadi jangan isolasi mandiri dirumah untuk yang baru datang dari luar," jelasnya.

Sedangkan, Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman menilai, angka Covid-19 yang tinggi sekarang adalah awal masuk gelombang ketiga. Ciri-cirinya angka hunian RS meningkat dan tingkat kematian bertambah.

"Harus diingat, ini kan baru di tanggal awal awal gelombang 3 kita, jadi pada gilirannya namanya puncak ada potensi hunian rumah sakit meningkat termasuk kematian," ucapnya.

Menurutnya, mitigasi yang bisa digunakan untuk keadaan sekarang adalah sama seperti saat menghadapi varian Delta. Hanya saja, strateginya harus lebih diperkuat.

"Mulai dari pintu masuk negara, karena pintu masuk harus diperkuat karena jangan sampai kecolongan," kata dia

Selain itu, deteksi dini atau testing, tracing, treatment (3T) harus ditingkatkan untuk menemukan kasus Omicron. Kemudian, sasaran vaksinasi booster harus digencarkan untuk kelompoknya rentan terpapar.

"Tapi PR besarnya pada akselerasi booster dan vaksin pada kelompok baru mulai misalnya pada anak," jelasnya.

Diketahui, kasus Covid-19 di Indonesia pada Senin (31/1) ini bertambah 10.185 kasus. DKI Jakarta masih menjadi penyumbang terbanyak.

Berikut sebaran penambahan kasus Covid-19 di 34 provinsi per 31 Januari 2022:

1. DKI Jakarta: 5.268

2. Jawa Barat: 2.086

3. Banten: 1.569

4. Bali: 294

5. Jawa Timur: 276

6. Jawa Tengah: 195

7. Sumatera Utara: 56

8. Papua: 52

9. DI Yogyakarta: 48

10. Kalimantan Selatan: 44

11. Sumatera Selatan: 41

12. Riau: 39

13. Kalimantan Timur: 38

14. Lampung: 29

15. Nusa Tenggara Timur: 25

16. Sulawesi Selatan: 21

17. Kepulauan Riau: 19

18. Maluku: 12

19. Nusa Tenggara Barat: 10

20. Bangka Belitung: 9

21. Kalimantan Barat: 9

22. Papua Barat: 9

23. Kalimantan Tengah: 7

24. Sulawesi Tengah: 5

25. Sumatera Barat: 4

26. Jambi: 4

27. Bengkulu: 4

28. Sulawesi Tenggara: 4

29. Aceh: 3

30. Sulawesi Utara: 3

31. Sulawesi Barat: 1

32. Maluku Utara: 1

33. Kalimantan Utara: 0

34. Gorontalo: 0 (mdk/lia)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Polusi Udara Memburuk, 9.709 Warga Jakarta Barat Terserang ISPA
Polusi Udara Memburuk, 9.709 Warga Jakarta Barat Terserang ISPA

Data Indeks Kualitas Udara (AQI) Air, DKI Jakarta menempati posisi teratas daftar kota dengan tingkat polusi terburuk pada Senin, 7 Agustus 2023.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Kasus ISPA di Jakarta Meningkat Sejak Awal 2023: Tadinya 50 Jadi 200 Ribuan
Menkes Ungkap Kasus ISPA di Jakarta Meningkat Sejak Awal 2023: Tadinya 50 Jadi 200 Ribuan

Peningkatan kasus ISPA itu melonjak akibat polisi udara yang kian memburuk di Jabodetabek.

Baca Selengkapnya
Blak-blakan Menkes soal Kenaikan Kasus Covid-19 JN.1
Blak-blakan Menkes soal Kenaikan Kasus Covid-19 JN.1

Hingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.

Baca Selengkapnya
FOTO: Waspada DBD, Dinkes DKI Jakarta Prediksi Kasus Demam Berdarah Dengue Terus Naik hingga Mei 2024
FOTO: Waspada DBD, Dinkes DKI Jakarta Prediksi Kasus Demam Berdarah Dengue Terus Naik hingga Mei 2024

Dari data terakhir yang dihimpun hingga 26 Maret 2024, Jakarta Barat menjadi wilayah dengan penyebaran kasus DBD terbanyak yakni 716 kasus.

Baca Selengkapnya
Kasus ISPA Naik Akibat Polusi, Anak-Anak Diminta Pakai Masker saat Keluar Rumah
Kasus ISPA Naik Akibat Polusi, Anak-Anak Diminta Pakai Masker saat Keluar Rumah

Masker dianggap bisa melindungi anak-anak dari bahaya polusi.

Baca Selengkapnya
Waspada Kasus DBD di Jakarta Meningkat, Wilayah Ini Jadi yang Terparah
Waspada Kasus DBD di Jakarta Meningkat, Wilayah Ini Jadi yang Terparah

Ditemukan 200an lebih kasus DBD di satu wilayah Jakarta

Baca Selengkapnya
Ada Faktor Pancaroba, Ini 3 Penyebab Kenaikan Kasus Covid-19 di Jakarta
Ada Faktor Pancaroba, Ini 3 Penyebab Kenaikan Kasus Covid-19 di Jakarta

Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya
Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen
Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen

Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.

Baca Selengkapnya
Alarm Covid-19 Kembali Berdering, Penumpang KRL Diimbau Pakai Masker Lagi
Alarm Covid-19 Kembali Berdering, Penumpang KRL Diimbau Pakai Masker Lagi

Berbagai fasilitas umum telah mengeluarkan imbauan untuk memakai masker.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Jakarta Naik Jelang Nataru, Dinkes: Masih Aman & Sangat Terkendali
Kasus Covid-19 di Jakarta Naik Jelang Nataru, Dinkes: Masih Aman & Sangat Terkendali

Sejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Catat Kasus ISPA Meningkat Pada 2023
Dinkes DKI Catat Kasus ISPA Meningkat Pada 2023

Ratusan ribu anak tercatat menderita ISPA hingga Juli 2023.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Menkes Budi Ungkap Pj Gubernur Heru Akui Kasus Stunting Jakarta Naik, Ini Penyebabnya
VIDEO: Menkes Budi Ungkap Pj Gubernur Heru Akui Kasus Stunting Jakarta Naik, Ini Penyebabnya

Data itu terungkap setelah Pemprov Jakarta memiliki alat lengkap.

Baca Selengkapnya