Satgas Covid-19 Pantau Perilaku 20 Juta Orang Lewat Aplikasi
Merdeka.com - Satuan Tugas Covid-19 memantau sekitar 20 juta orang melalui aplikasi ‘Bersatu Lawan Covid (BLC) Perubahan Perilaku’. Sebanyak 20 juta orang dari 4.500.000 titik di Indonesia dipantau oleh ratusan ribu tim yang terdiri dari Satgas, Polri, TNI, dan duta perubahan perilaku di seluruh Indonesia.
“Anggota TNI jumlahnya lebih dari 90.000 orang, anggota Polri hampir 200.000 dan ribuan Satpol PP,” kata Jubir Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito, Senin (9/11).
Setiap detiknya, ada sekitar 500 laporan yang masuk ke dalam sistem BLC Perubahan Perilaku. Pelaporan berupa foto secara real time tentang penerapan protokol kesehatan di masyarakat.
-
Bagaimana pengendalian sosial membantu masyarakat? Pemberlakuan pengendalian sosial diharapkan mampu meluruskan anggota masyarakat yang berperilaku menyimpang atau membangkang.
-
Mengapa Tilik Warga dijalankan? Program ini bertujuan untuk memantau dan memberi dukungan kepada warga yang menderita gangguan jiwa dan disabilitas psikososial.
-
Kenapa pengendalian sosial penting? Pengendalian sosial berfungsi sebagai kontrol guna terciptanya tatanan masyarakat yang tertib dan teratur.
-
Apa tujuan dari Tilik Warga? Program ini bertujuan untuk memantau dan memberi dukungan kepada warga yang menderita gangguan jiwa dan disabilitas psikososial.
-
Bagaimana adiksi smartphone mempengaruhi hubungan sosial? Yenny menekankan bahwa adiksi terhadap gawai tidak hanya memengaruhi aktivitas harian seseorang, tetapi juga dapat berdampak pada hubungan sosial dan keuangan.
-
Siapa yang menjalankan pengendalian sosial? Pengendalian sosial adalah segenap cara dan proses yang ditempuh oleh sekelompok orang atau masyarakat, sehingga para anggotanya dapat bertindak sesuai harapan kelompok atau masyarakat.
“Mereka melaporkan perubahan perilaku masyarakat secara real time, difoto dan dikirim kepada kami. Sekitar 500 laporan per detik dari seluruh Indonesia,” ujarnya.
Wiku mengatakan, tingkat kedisiplinan masyarakat pun meningkat seiring dengan digunakannya aplikasi tersebut selama satu bulan lebih. Sebab, aplikasi itu bisa mengontrol tingkat kepatuhan individu.
20 Persen Belum Patuh
Dia mengatakan, kepatuhan masyarakat dalam menggunakan masker sudah hampir 80 persen. Hanya sekitar 20 persen masyarakat Indonesia yang belum menggunakan masker.
“Masyarakat semakin kita bisa menjaga perilaku, kita secara kolektif dan disiplin, Misalnya kepatuhan individu dalam menggunakan masker, ternyata sekitar 20 persen yang belum menggunakan masker. Begitu juga dengan menjaga jarak dan juga cuci tangan,” ujarnya.
Bukan hanya mengontrol masyarakat di tingkat RT, RW, Kecamatan, dan Kelurahan saja, aplikasi tersebut digunakan untuk mengontrol tingkat kepatuhan di tingkat institusi.
Sebab, penularan Covid-19 juga banyak terjadi di institusi. Sedangkan untuk kembali memulihkan ekonomi nasional, kata Wiku, seluruh elemen di masyarakat harus disiplin dalam menerapkan protokol Covid-19.
“Selain itu, kita juga lihat kepatuhan institusi. Ini adalah modal kita untuk pembangunan ekonomi ke depan, pemulihan ekonomi nasional. Modalnya ternyata kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan,” kata Wiku.
Meskipun setiap detiknya ada 500 laporan yang masuk ke Satgas Covid-19, namun dia mengakui bahwa masih ada kalangan ataupun institusi yang luput dari pantauan Satgas Covid-19. Namun, dia melihat bahwa tren peningkatan kasus suda berkurang. Sehingga menurutnya, masyarakat Indonesia perlu diapresiasi karena berhasil menerapkan adaptasi kebiasaan baru.
“Ternyata belum seluruhnya disiplin, tapi selama 8 bulan ini ada prestasi. Terlihat bahwa mereka sudah mulai beradaptasi dengan kebiasaan baru jadi kasusnya menurun,” kata Wiku
Selain kasus harian yang menurun, Wiku mengatakan bahwa angka kesembuhan juga menurun. Menurutnya, hal itu disebabkan oleh laporan yang terdapat di aplikasi BLC Perubahan Perilaku. Pada hari Senin, 9 November kemarin, kasus harian bisa ditekan di bawah 4 ribu. Tepatnya 3.880 kasus, dengan kasus sembuh sebanyak 3.881 orang.
“Angka kesembuhannya juga naik, berarti mereka lebih dini melaporkan atau menerima telepon dari rumah sakit dan juga obat-obatan, tenaga kesehatan juga semakin terbantu,” kata dia.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto memastikan, jika partainya sudah memerintahkan sebanyak 1,6 juta
Baca SelengkapnyaMuncul Gerakan Kawal Pemilu 2024 dengan Aplikasi "Warga Jaga Suara"
Baca SelengkapnyaWarga Jadi Juara adalah hasil transformasi aplikasi Warga Jaga Suara
Baca SelengkapnyaTikTok punya cara menghapus video-video yang melanggar panduan komunitas.
Baca SelengkapnyaPemerintah bergerak memberantas para pengelola judi online yang sampai saat ini beroperasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPekerjaan bagi ASN yang WFO akan diperbanyak. Sehingga pengawasan tetap harus dilakukan pimpinan.
Baca SelengkapnyaAdanya aplikasi ini memungkinkan masyarakat lebih mudah mengakses berbagai layanan kesehatan dengan modal jari saja.
Baca SelengkapnyaDengan adanya SPBE dapat mengurangi masyarakat mengunduh aplikasi untuk mendapatkan pelayanan
Baca SelengkapnyaPemilu harus tetap pada demokrasi dan tidak terpengaruh sebab rasa takut terhadap sesuatu.
Baca SelengkapnyaMeutya mengatakan, pihaknya siap menjelaskan alasan penutupan terhadap situs-situs maupun aplikasi yang disinyalir terkait dengan aktivitas judi online.
Baca SelengkapnyaSudah ada kandidat 3 bakal capres yang sudah bersosialisasi dengan masyarakat.
Baca SelengkapnyaHal ini juga berpotensi membuat masyarakat menghakimi orang-orang atau yang belum tentu bersalah.
Baca Selengkapnya