Satu keluarga di Sulawesi Selatan hilang 8 bulan diduga ikut Gafatar
Merdeka.com - Organisasi terlarang Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) ternyata hidup di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel). Di antara korban dari daerah ini, adalah Andi Muliani (23) dan suaminya, Burhan Faisal.
Keduanya merupakan warga Kabupaten Luwu, Kecamatan Palopo Selatan. Bahkan sudah sejak Mei 2015 dinyatakan oleh keluarganya. Akhirnya keduanya dilaporkan hilang oleh kakak Andi Muliani, bernama Andi Besse (25) ke Polres Luwu.
Andi Besse melaporkan adik berikut iparnya itu hilang bersama anaknya yang saat itu masih berusia kurang lebih setahun itu. Andi Besse bersama keluarga besarnya yakin adiknya menghilang karena ikut bergabung di Gafatar.
-
Kenapa keluarga tidak langsung dihubungi? Karena ini masalah besar, janganlah menyampaikan ke pihak keluarga melalui telepon ataupun WA, dikarenakan kami tidak tahu masuk ke jalur rumah duka, akhirnya kami menelepon salah satu wali santri yang rumahnya dekat dengan rumah Airul.
-
Siapa yang menghilang selama 15 tahun? ‘Saya pernah hilang sekitar 15 tahun. Terutama ketika saya pulang dari Mesir. Ini benar-benar seperti hilang total ya,’ ungkapnya.
-
Bagaimana keluarga itu ditemukan? Hasil penyelidikan DNA belum lama ini mengungkap bagaimana tragisnya sebuah keluarga dari tiga generasi menjadi korban dari pembantaian itu.
-
Kapan pembunuhan keluarga itu terjadi? Kejadian mengerikan ini berlangsung pada Zaman Batu sekitar 5.000 tahun lalu.
-
Kapan keluarga di Malang ditemukan tewas? 'Kalau melihat kondisi rumah, rumah hanya satu pintu ke depan. Di belakang ada jendela, tetapi tidak ada kerusakan sama sekali. Pintu juga tidak rusak, barang-barang dalam kamar masih tersusun rapi,' jelas AKP Gandha Syah Hidayat di lokasi kejadian, Selasa (12/12).
-
Bagaimana Tengku Syaira Anataya berkomunikasi dengan keluarganya? Tapi, dia tetap sering berkomunikasi dengan keluarganya lewat video call atau chat.
Andi Besse meyakinkan kalau adiknya bergabung dalam Gafatar. Sebab, tahun 2012 lalu, dirinya juga sempat masuk ke Gafatar atas ajakan Andi Muliani. Belakangan juga diketahui kalau Burhan Faisal juga anggota Gafatar dengan adiknya.
"Saya sendiri hanya seminggu bergabung dalam organisasi Gafatar karena menemukan kejanggalan yakni dilarang berhijab, diminta buka jilbab," kata Andi Besse saat dikonfirmasi, Selasa (12/1).
Guru SD ini sempat meminta Andi Muliani untuk keluar dari organisasi itu. Sayangnya, adiknya masih nekat lanjut bersama Burhan Faisal.
Andi Besse sendiri tertarik masuk Gafatar tahun 2012 itu karena melihat aksi sosial Gafatar yang cukup menempuh rasa kemanusiaan. "Saat itu saya diajak Andi Muliani adik saya hadiri acara donor darah di Palopo. Saya pikir bagus juga ini organisasi karena kegiatannya adalah aksi-aksi sosial. Tapi belakangan saya tahu kalau ada yang salah dari organisasi ini lantaran diminta buka jilbab," tutur Andi Besse.
Lebih rinci soal adiknya ini, Andi Besse mengatakan, mereka empat bersaudara. Dia sendiri anak pertama sementara Andi Muliani anak kedua.
Terkait kronologis adiknya hilang, Andi Besse menceritakan, Andi Muliani pamit ke keluarga untuk berangkat ke Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara dengan alasan suaminya pindah tugas. Sekitar bulan Mei 2015 sempat kontakan dan pembicaraan terakhir saat itu, Andi Muliani kembali minta izin untuk berangkat ke Berau, Kalimantan Timur alasannya suami pindah tugas lagi.
"Sejak saat itu Andi Muliani dan suaminya tidak bisa lagi dihubungi. Nomor-nomor telepon yang pernah digunakannya sudah tidak aktif. Seolah adik saya ini raib begitu saja selama delapan bulan ini," tutur Andi Besse.
Berbulan-bulan keluarga mencoba menelusuri keberadaan Andi Muliani baik melalui media sosial maupun ke keluarga suaminya yang berasal dari Bulu Poddo, Sinjai Utara, Sulsel.
"Keluarga ipar mengaku tidak tahu apa-apa. Sampai akhirnya kami melihat pemberitaan di media tentang orang-orang yang hilang karena bergabung dalam organisasi Gafatar itu. Lalu kami pun melaporkan adik kami dengan harapan dia bisa ditemukan bersama keluarganya," pungkas Andi Besse.
Sementara itu, Kapolres Luwu AKBP Adex Yudiswan mengatakan pihak segera menelusuri kemungkinan adanya organisasi Gafatar wilayah operasinya. Langkah ini sekaligus menanggapi laporan Andi Besse.
"Saya saat sementara berada di atas gunung, ada pelantikan lurah. Terkait laporan itu, saya akan telepon Kasat Reskrim saya untuk mengecek masuknya laporan tersebut apakah benar sudah masuk apa belum. Dan besok pagi saya akan mulai kumpulkan data baik dengan dukungan teknologi maupun dari data-data profil warga yang dilaporkan hilang itu," kata AKBP Adex Yudiswan. (mdk/ang)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Satu keluarga terdiri dari ayah, ibu dan dua anak nekat lompat dari lantai 21 apartemen Penjaringan
Baca SelengkapnyaInfo diterima, kapal mengalami kebocoran dan hilang kontak.
Baca SelengkapnyaSetelah tak ada kabar, keluarga melapor ke polisi. Mereka mengirim pesan singkat agar orangtua tidak mencari karena mengaku sudah bahagia.
Baca SelengkapnyaDi rumah tersebut ditemukan secarik kertas bertuliskan dua nama dan nomor telepon.
Baca SelengkapnyaEmpat orang yang sedang mencari air di hutan tersesat di Alas Purwo. Ini yang terjadi.
Baca SelengkapnyaDari sebuah rekaman CCTV terlihat anak itu dibawa seorang laki-laki dan perempuan yang berboncengan menggunakan sepeda motor.
Baca SelengkapnyaIa ditemukan setelah ada laporan soal orang hilang dari Dinas Sosial.
Baca SelengkapnyaSang suami hanya meminta istrinya pulang untuk menyelesaikan masalah ini.
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan melakukan pencarian ke wilayah perairan Distrik Pulau Tiga. Tim tersebut terdiri atas unsur-unsur TNI Angkatan Laut, Polairud, dan tim SAR.
Baca SelengkapnyaPengantin wanita di Sulawesi Barat ini pun akhirnya menikah dengan kakak calon suami.
Baca SelengkapnyaKM Sanjaya 86 mengangkut 16 anak buah kapal. Petugas SAR masih melakukan pencarian.
Baca SelengkapnyaSeorang ABG laki-laki, RZ (15), hilang saat ikut orang tuanya ke kebun dekat hutan.
Baca Selengkapnya