Sebarkan kebencian di medsos, Keling terancam 11 tahun penjara
Merdeka.com - Suyanto alias Keling warga Desa Sidorejo Kabupaten Lampung Selatan ditangkap Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Lampung. Penangkapan Keling terkait aksinya menyebarkan ujaran kebencian di sosial media. Pejabat Sementara Kepala Subdit II Ditreskrimsus Polda Lampung Kompol I Ketut Suryana menjelaskan, tersangka telah diincar selama dua minggu.
"Dia memakai akun FB untuk menyebarkan ujaran kebencian dengan menghina salah satu suku dan partai politik, sehingga menimbulkan keresahan di Lampung. Dari hasil penyelidikan, kita dapati ujaran kebencian juga di dalam ponsel Suyanto," kata Ketut kepada wartawan, Senin (7/5).
Akun FB atas inisial AS yang dipakai Suyanto merupakan milik temannya, dan AS kini telah ditetapkan sebagai saksi. Nama akun dan foto juga telah diubah Suyanto tanpa sepengetahuan AS.
-
Bagaimana polisi menyita akun Aiman? Penyitaan berlaku untuk benda bergerak atau tidak bergerak, benda berwujud atau tidak berwujud. Sebagai benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak pidana yang dilakukan.
-
Apa yang dilakukan akun Facebook palsu terkait Jusuf Hamka? Akun Facebook yang diklaim milik Jusuf Hamka membagikan uang kepada masyarakat umum untuk membangun rumah.
-
Siapa yang mengunggah foto itu? 'Muslims in Indonesia stand with Israel (Muslimah Indonesia mendukung Israel),' tulis akun Mercy Linda Trio dikutip merdeka.com, Jumat (28/6).
-
Siapa pelaku aksi bullying tersebut? Kepolisian Resor Bulukumba telah mengamankan dua pelaku.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
"Sejauh ini masih kita dalami, apakah masih ada akun-akun lain yang digunakan untuk menyampaikan ujaran kebencian. Hasil pengembangan petugas, Suyanto dengan diam-diam meminjam akun AS, dan AS mengaku tidak mengetahui akan terjadi hal seperti ini," ungkapnya.
Ketut menjelaskan, pada saat proses penangkapan, Suyanto sedang duduk santai di teras rumah. Penangkapan itu tidak mengalami kendala berarti.
"Tidak ada perlawanan pada saat diamankan. Dia ini merupakan lulusan SMA dan mempelajari penyebaran ujaran kebencian dari belajar sendiri atau otodidak. Awalnya dari utak-atik ponsel dan mem-browsing internet," jelasnya.
Ia mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudah mempercayai setiap posting-an berita yang beredar di medsos dan kemudian membagikan. Pastikan terlebih dahulu sumber dan baca secara lengkap konten yang sedang ditemui di media sosial.
"Tolong hati-hati menyebarkan informasi. Harus dibaca secara keseluruhan dulu. Dibaca dululah termasuk sumbernya dari mana. Karena zaman sekarang sudah eranya 'jarimu harimaumu'. Jangan sampai kejadian yang sama terulang seperti orang-orang yang sudah diamankan Subdit II," katanya.
Ketut menyebutkan dari penangkapan Suyanto, didapati barang bukti satu ponsel, satu lembar capture berisi ujaran kebencian dan satu akun Facebook atas nama Fitrahh Wong.
"Suyanto ditetapkan sebagai tersangka dan kita kenakan dua pasal berbeda. Pasal tentang ujaran kebencian SARA dan diskriminasi ras atau etnis," tegasnya.
Sementara itu tersangka Suyanto mengaku kerap melakukan ujaran kebencian dengan isu utama menyoal SARA.
"Saya sadar melakukan ujaran kebencian itu. Saya posting melalui akun Facebook yang semula bernama AS dan mengubahnya menjadi Fitrah Wong," katanya.
Pelaku dikenakan Pasal 45A ayat (2) UU No 19 tahun 2016 tentang perubahan atas UU No 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, dengan ancaman penjara 6 tahun dan denda Rp 1 miliar. Lalu, UU No 40 tahun 2008 tentang penghapusan diskriminasi ras atau etnis Pasal 16 Jo Pasal 4 huruf B angka 1 dengan penjara 5 tahun dan dengan Rp 500 juta.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
AP membuat banyak sekali akun medsos yang ditujukan hanya untuk sekedar "meneror" korban.
Baca SelengkapnyaAkibat perbuatannya, pelaku terancam hukuman enam tahun penjara.
Baca Selengkapnyaberkas perkara dinyatakan lengkap pada tanggal 7 Februari 2024 dengan satu orang tersangka
Baca SelengkapnyaAlvin Lim ditetapkan tersangka terkait pernyataannya yang menyebut Kejaksaan sarang mafia di akun YouTube Quotient TV.
Baca SelengkapnyaPolisi secara marathon memeriksa sebanyak 13 orang saksi kasus konten video boleh tukar pasangan yang dibuat oleh Samsudin alias Gus Samsudin.
Baca SelengkapnyaPolisi membebaskan tersangka karena alasan tidak menemukan niat jahat.
Baca SelengkapnyaPemilik akun Tiktok yang ancam tembak Anies Baswedan dijerat dengan Pasal 29 Undang-Undang ITE.
Baca SelengkapnyaAyah dari selebgram Salmafisunan ini mengunggah story seperti berada di ruang perawatan sebuah rumah sakit.
Baca Selengkapnya