Sejarah Aksi Mahasiswa dari Jalan Gejayan Yogyakarta
Merdeka.com - Tagar #GejayanMemanggil menjadi trending di Twitter sejak kemarin, Minggu (22/9).
Tagar #GejayanMemanggil merupakan bentuk seruan untuk aksi damai sebagai protes sejumlah isu seperti RUU KPK yang kini sudah disahkan, RKUHP, RUU Pertanahan, RUU Ketenagakerjaan serta lainnya dinilai merugikan rakyat dan melemahkan pemberantasan korupsi di Indonesia.
Hari ini, Senin (23/9), rencananya sejumlah mahasiswa dan elemen kampus akan melakukan aksi damai di sejumlah wilayah Yogyakarta memprotes isu tersebut.
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Kapan silaturahmi Forkopimda Banyuwangi dengan mahasiswa? Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Banyuwangi menggelar silaturahmi dengan organisasi mahasiswa dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kabupaten Banyuwangi, di Mapolresta Banyuwangi, Selasa (18/7/23).
-
Siapa saja yang ikut demo? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Siapa yang ikut demo? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Siapa yang mengajak mahasiswa untuk menjaga kondusivitas pemilu? Bupati Ipuk mengajak mahasiswa agar berkontribusi positif dalam menyosialisasikan informasi yang benar dan bermanfaat.
Gejayan merupakan nama jalan di Yogyakarta yang memiliki sejarah kelam aksi mahasiswa di tahun 1998, dikenal dengan Peristiwa Gejayan atau Tragedi Yogyakarta.
Tanggal 8 Mei 1998, sejumlah mahasiswa menggelar aksi demonstrasi menuntut reformasi dan turunnya Presiden Soeharto. Pemicunya, perekonomian Indonesia yang semakin buruk dan ketidakadilan terhadap rakyat di bawah kepemimpinan Soeharto. Aksi yang semula damai berujung bentrokan dengan aparat.
Ratusan aparat mencoba membubarkan secara paksa unjuk rasa dengan melakukan penyerbuan dengan panser penyemprot air dan tembakan gas air mata terhadap mahasiswa di depan Hotel Radison yang terletak di pertigaan antara Jalan Gejayan dan Jalan Kolombo.
Aparat memukul mundur pendemo di lokasi tersebut untuk mencegah mereka bergabung dengan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM). Tak hanya mahasiswa pendemo, aparat juga memukuli pedagang kaki lima dan warga di sekitaran lokasi.
Mahasiswa dibantu masyarakat melawan aparat dengan lemparan batu hingga molotov di sekitar Jalan Gejayan, yang membentang dari perempatan Jalan Padjajaran (Ring Road Utara) hingga perempatan Jalan Adi Sutjipto dan Jalan Urip Sumoharjo.
Ratusan korban terluka, didominasi dari mahasiswa dan satu orang mahasiswa bernama Moses Gatutkaca tewas, akibat bentrokan dengan aparat tersebut.
Moses yang merupakan mahasiswa MIPA Universitas Sanata Dharma (USD) ditemukan sekitar Posko PMI Sanata Dharma sesaat setelah aparat melakukan pembersihan di daerah bentrokan sekitar Hotel Radison. Namun nyawanya tak tertolong saat dibawa menuju Rumah Sakit Panti Rapih. Dari hasil visum, Moses mengalami pendarahan di kepala sekitar telinga akibat hantaman benda tumpul.
Moses yang kelahiran Banjarmasin ini diketahui tinggal di Gang Brojolamatan No 9A Mrican Yogyakarta. Lokasi itu juga tak jauh dari kampus Sanata Dharma dan sama-sama berada di wilayah Jalan Gejayan Yogyakarta.
Untuk menghormati Moses, Jalan Kolombo yang berada tepat di sebelah kampus Universitas Sanata Dharma Yogyakarta diubah namanya menjadi Jalan Moses Gatutkaca sejak 20 Mei 1998.
Dihimpun dari Berbagai Sumber
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Fathul Wahid sempat membacakan puisi berjudul 'Sak Karepmu' di depan ribuan massa aksi Jogja Memangg
Baca SelengkapnyaAksi bertajuk "Jogja Memanggil" ini membawa sejumlah tuntutan di antaranya penolakan pada revisi RUU Pilkada.
Baca SelengkapnyaDemo yang dilakukan mahasiswa Universitas Pancasila , Selasa (27/2) sempat diwarnai aksi blokade Jalan Raya Srengseng Sawah yang memicu kemacetan.
Baca SelengkapnyaDemonstrasi terkait RUU Pilkada di Semarang berakhir ricuh. Puluhan mahasiswa harus dirawat di rumah sakit dan puluhan lainnya ditahan polisi
Baca SelengkapnyaKoalisi Mahasiswa Nasional Indonesia menggelar aksi unjuk rasa di Kawasan Patung Kuda.
Baca SelengkapnyaMahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Jaga Demokrasi menolak Politik Dinasti dan Pelanggaran HAM di halaman Kampus Institut Senin Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaAksi ini diikuti oleh lebih kurang 2.000 orang yang terdiri dari mahasiswa hingga elemen masyarakat lainnya.
Baca SelengkapnyaAksi menentang praktik politik dinasti dan menolak pelanggaran HAM ini juga diikuti dosen, budayawan, seniman dan tokoh masyarakat.
Baca SelengkapnyaAksi Mimbar Demokrasi melawan Politik Dinasti dan Menolak Pelanggaran HAM meluas hingga Jambi.
Baca SelengkapnyaPara mahasiswa di Ibu kota tersebut menyatakan siap adu argumentasi dengan Prabowo
Baca SelengkapnyaPuluhan anggota BEM Korwil Jateng DIY berunjuk rasa di depan Kantor Wali Kota Solo sekaligus Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka, Senin (18/12) sore.
Baca SelengkapnyaKehadiran mereka disambut sejumlah mahasiswa yang masih bertahan di sekitar gedung DPR/MPR.
Baca Selengkapnya