Sekali produksi pabrik Nata De Coco bisa raup hingga Rp 10juta
Merdeka.com - Dalam sekali produksi pabrik pembuatan nata de coco yang menggunakan bahan pupuk ZA di Godean, Sleman bisa menghasilkan uang Rp 10 juta. Hal tersebut diungkapkan oleh pemilik pabrik, Danang Ari Prasetya saat ditemui di pabriknya, Rabu (1/3).
"Sepuluh juta kotor, itu belum gaji karyawan," katanya.
Jumlah tersebut menurutnya lebih dari cukup untuk membiayai istri dan seorang anaknya serta membayar gaji karyawan yang dibayar harian.
-
Bagaimana mengenali jajanan dengan bahan pengawet? Bahan pengawet berbahaya seperti boraks atau formalin sering kali digunakan untuk memperpanjang umur simpan jajanan.
-
Bagaimana cara BPOM edukasi bahaya BPA? Kampanye bisa dilakukan dengan memanfaatkan berbagai media komunikasi, termasuk media sosial, televisi, radio, dan media cetak, agar pesan terkait bahaya BPA dapat menjangkau masyarakat luas.
-
Apa yang ditemukan BPOM di Semarang pada takjil? Balai Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Semarang menemukan sejumlah makanan takjil berupa mie basah, bakso, dua kue moho, dan satu krupuk mengandung formalin dan rhodamin B atau pewarna tekstil yang berbahaya bagi tubuh.
-
Siapa yang ikut pelatihan keamanan pangan? Pembinaan diikuti pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di Alun-Alun Kota Pasuruan dan sekitarnya, mereka dibekali pengetahuan dan pemahanan terkait bahan pangan yang aman, sehingga peredaran bahan bebahaya dapat dihilangkan khususnya yang berjualan makanan dan minuman yang diolah dan siap disajikan.
-
Bagaimana cara mendeteksi produk berbahaya? Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengecek daftar bahan dalam produk, yang juga bisa dilakukan oleh konsumen.
-
Bagaimana cara BPOM Semarang memeriksa takjil? Fakta itu terungkap setelah tim Kefarmasian dan Perbekalan Medis Dinkes Tulungagung melakukan sidak mengambil sampel makanan dan aneka takjil di area sekitar MAJT Semarang, kamis (4/4).
"Per hari ada yang Rp 25 ribu ada yang Rp 45ribu tergantung dengan beban pekerjaan, yang masak itu yang paling mahal," ujarnya.
Danang sendiri mengatakan dia baru satu bulan berproduksi di gedung bekas SD tersebut. Sebelumnya dia berproduksi di Jetis, Bantul.
"Saya di sini hanya meneruskan, dulu punya orang sudah tidak sanggup lagi, terus saya ambil alih," ungkapnya.
Menurutnya selama dia tidak pernah mendapatkan masalah terkait dengan produk yang dibuatnya. Bahkan sejak awal membuat nata de coco, dia sudah menggunakan pupuk ZA sebagai bahan tambahan.
"Dari awal saya sudah pakai ini, lima tahun yang lalu saya, belajar otodidak dan juga ke FTP UGM dan BPOM juga," tandasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Biasanya, sekali stok Danang bisa membeli hingga 70 sisir pisang memenuhi kebutuhan produksi selama dua hingga tiga hari.
Baca SelengkapnyaPopularitas peyek kacang produksinya mulai meningkat hingga berdampak peningkatan omzet.
Baca SelengkapnyaDedi bercerita bahwa awal mula usahanya berjualan baju secara online pada 2016, namun harus tutup.
Baca SelengkapnyaTerrlahir dari keluarga sederhana, Dadan bermimpi jadi orang sukses yang bisa menaikkan derajat orang tua maupun keluarga, juga bisa membantu banyak orang.
Baca SelengkapnyaTekad yang kuat dan kerja keras mampu membuat yang tak mungkin jadi mungkin.
Baca SelengkapnyaAsna memasarkan Enting Geti Krida Sari dengan menjualnya kepada reseller, agen, ecer serta konsumen secara langsung.
Baca SelengkapnyaKeberadaan para pengrajin bawang di Kampung Jaha tak lepas dari peran Soeparno yang dianggap sebagai 'guru'.
Baca SelengkapnyaDegan Jelly Malang (CocoNa) menawarkan sebuah produk segar yang diminati oleh banyak orang.
Baca Selengkapnya"Untuk mengelola kafe, saya dibantu oleh 5 karyawan. Sedangkan pengelolaan kebun kopi dibantu 3 orang," kata Deni.
Baca SelengkapnyaDi awal, dia hanya membuat adonan 5 kg per hari, kini meningkat 20 kali lipat.
Baca SelengkapnyaKisah mantan kuli pembuatan batu bata berhasil sukses dari berjualan pisang goreng di pinggir jalan.
Baca Selengkapnya