Selain dagang bakso, Musi Amin latih 9 atlet titipan TNI

Merdeka.com - Raut kebanggaan tidak bisa disembunyikan dari wajah Musi Amin saat bercerita tentang masa-masa indahnya sebagai atlet lari nasional. Kepada rekan-rekannya, pengalaman itu menjadi cerita tidak terlupakan.

"Tahun 2001 pernah berjualan bakso sebentar, sekitar tiga bulan. Kemudian ditinggal untuk TC (training centre) persiapan PON 2004," kata Amin saat ditemui di tempatnya berjualan di Pasar Wajak, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang.

Amin adalah atlet nasional peraih perak di Pekan Olah Raga Nasional (PON) 2004 di PON Palembang. Selain itu juga pernah meraih Perunggu di PON 2008.‬ Amin juga pernah mewakili Indonesia di Sea Games 2014 di Hanoi, Vietnam 2014.

Catatan rekor diraih Amin, dalam lari 5.000 meter ditempuh selama 14 menit 58 detik. Sementara di kelas 10 ribu meter diselesaikan selama 31 menit. Namun sejak 2008 dia memilih berjualan di pasar.

Amin terakhir meraih kemenangan saat mendapat undangan dari Pemkab Ngawi, meski kemudian mengalami cedera kaki. Ototnya kaki kanannya sakit.

Amin juga menunjukkan kebanggaan pada sahabatnya yang masih bertahan sebagai atlet. Dia mengaku pernah berkumpul dengan atlet Rianingsing, Agus Prayoga (Jawa Tengah), Jauhari Johan (Sumatera) saat berlatih di Perkebunan Malabar, Jawa Barat.

Selain berjualan bakso, Amin masih melatih diri buat menjaga kebugaran tubuhnya. Ayah dua anak itu sekarang juga melatih para atlet didikan anggota TNI Angkatan Darat Batalyon Infantri 500/Raider.

"Pelatihannya dipasrahkan ke saya. Program pelatihannya dari saya. Ada asistennya yang membantu mencatat. Biasanya lari ke gunung-gunung," ujar Amin.

Ada sembilan atlet dilatihnya sejak 1999. Mereka menjadwalkan latihan saban Senin dan Kamis, di pinggiran hutan di daerah Dusun Jajang, Desa Sumberjo, Kecamatan Wajak.

"Masih rutin menguatkan otot kaki dan napas, ke lokasi dari sini sekitar 45 menit. Dua kali seminggu, Selasa dan Jumat," ucap Amin.