Selama 39 Tahun, Pasutri Rawat Tiga Anak Penyandang Disabilitas di Rumah Nyaris Roboh
Merdeka.com - Pasangan suami istri (Pasutri) asal Desa Petapa, Kecamatan Parigi Tengah, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng), merawat tiga anak mereka yang sejak lahir, menyandang disabilitas. Pasutri itu, Rahman Abdul Gani Yona dan Zulfidar Maroe.
Keduanya dikaruniai 4 orang anak. Namun, 3 diantaranya mengalami gangguan fisik dan mental. Kondisi ini membuat 3 anak mereka tidak bisa beraktivitas normal seperti anak-anak lainnya.
Dengan penuh kesabaran, Rahman dan Zulfidar menerima kenyataan tersebut. Mereka tak putus asa. Keduanya tetap berupaya merawat dan menafkahi anak itu.
-
Apa arti kesabaran untuk anak? Ajarkan Anak Tentang Arti Kesabaran Jelaskan kepada anak dengan sederhana tentang arti kesabaran dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Gunakan contoh-contoh yang relevan dan mudah dipahami oleh mereka.
-
Bagaimana cara mendukung anak saat menghadapi kesulitan? Orangtua harus menjadi pembimbing yang memberikan dukungan saat anak menghadapi hambatan, bukan mengontrol seluruh aspek kehidupannya.
-
Bagaimana orang tua bisa mensupport anak? Anak-anak membutuhkan pujian, penghargaan, dan dukungan dari orang tua, untuk meningkatkan rasa percaya diri, motivasi, dan kebanggaan atas karya-karya mereka. Orang tua dapat memberikan pujian, penghargaan, dan dukungan bagi anak, dengan cara yang tulus, jujur, dan spesifik.
-
Bagaimana anak terakhir bisa saling membantu? Dalam hal ini, Leman menyarankan agar keduanya bisa menjadi pendengar yang baik bagi satu sama lain. Jangan sampai saling memanipulasi satu sama lain. Hindari sikap defensif, dan berusahalah untuk saling menerima satu sama lain.
-
Bagaimana anak menerima keadaan keluarga yang hancur? Ajari aku bagaimana caranya menerima keadaan tanpa membenci kehidupan.
-
Bagaimana Kemensos tangani disabilitas anak? 'Saya melihat beberapa kasus di sentra atau balai. Menurut saya masih kurang bagaimana menangani dan membimbing anak disabilitas. Salah jika kita memvonis tuna netra hanya bisa diberikan pelatihan musik.'
Rahman bekerja sebagai petani. Akan tetapi di usianya yang sudah tak lagi muda, dia tidak tahu harus bagaimana lagi menghidupi anaknya yang menyandang disabilitas. Begitu juga dengan istrinya. Selain sudah tua, juga tak punya pekerjaan tetap.
"Sekarang sudah tidak mampu lagi saya berkebun nak, fisik saya sudah kalah. Kalau dulu, saya juga jadi tukang bangunan," tutur Rahman.
Mereka kini tinggal di rumah yang reyot dan nyaris roboh akibat terdampak dengan dahsyatnya gempa bumi dan tsunami yang melanda Kota Palu dan sekitarnya pada 28 September 2018 silam.
"Rumah kami nyaris roboh dengan adanya peristiwa gempa dan tsunami," ujarnya.
Disinggung terkait bantuan Pemerintah, ibu 4 anak tersebut mengaku pernah mendapatkan bantuan dari Dinas Sosial Kabupaten Parigi Moutong. Namun, untuk saat ini tak ada lagi.
"Pernah ada, usai kejadian bencana, kini sudah tidak ada lagi sampai sekarang," katanya.
Senada dikatakan Zulfidar, mereka biasanya juga didatangi oleh para relawan yang merasa terpanggil dan peduli dengan kondisi mereka. Mereka pun mendapatkan bantuan dari para relawan tersebut, berupa uang, beras, dan pula kebutuhan pokok lainnya.
"Ada dari relawan ACT dan juga Alkhairaat yang sudah menyambangi kami di sini," imbuhnya.
Ia berbagi cerita rasanya selama 39 Tahun merawat anak penyandang disabilitas. Menurutnya, hanya orang-orang kuat yang mampu melewati apa yang mereka sudah alami saat ini.
"Anak saya ada empat. Anak pertama normal. Anak kedua, ketiga dan yang terakhir ini ada keterbatasan (disabilitas). Anak kedua umur 39 Tahun, kelahiran 1987," kata Zulfidar .
"Ketiga kelahiran Tahun 1990, dan yang keempat ini lahir pada Tahun 1995. Berarti sudah 39 Tahun kalau dihitung dari anak pertama. Alhamdulillah masih Tuhan kasih kekuatan," ucap Zulfidar.
Reporter: Arfandi IbrahimSumber: Liputan6.com
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Momen cinta kasih ibu dan anak ini sukses membuat banyak orang iri.
Baca SelengkapnyaBerikut kisah tiga bersaudara yang dibesarkan oleh sang nenek dan kini jadi orang sukses.
Baca SelengkapnyaMomen mengharuka Rafathar saat jada Rayyanza di rumah sakit
Baca SelengkapnyaMeski tak lagi bersama, Inara Rusli dan Virgoun selalu ada untuk anak-anaknya.
Baca SelengkapnyaMusarofah seorang ibu yang berhasil mendidik tiga anak laki-lakinya menjadi orang sukses. Tiga anak laki-laki Musarofah perwira TNI Polri.
Baca SelengkapnyaAl Dewi dan Al Putri terlahir dalam kondisi kembar siam dan berbagi organ vital seperti hati, pembuluh darah, dan saluran kemih.
Baca SelengkapnyaDi usianya yang baru 13 tahun, Adit harus merawat kedua orang tuanya yang menderita stroke.
Baca SelengkapnyaSosoknya benar-benar sabar menjalani kehidupan. Syarif pun tetap semangat mengajar ngaji anak-anak di kampungnya, meski kondisi tubuhnya kekurangan.
Baca SelengkapnyaDitinggal istri wafat, pria ini harus mengurus tiga balita seorang diri.
Baca SelengkapnyaDi tengah puing bangunan yang hancur oleh serangan Israel, ada pemandangan memilukan sebuah keluarga Palestina di Rafah.
Baca SelengkapnyaPria ini rawat 2 lansia, ibunda dan bibinya yang difabel. ini banjir pujian warganet.
Baca SelengkapnyaViral pasangan suami istri rawat keponakan dan anggap anak sendiri usai kedua orang tuanya meninggal, aksinya tuai pujian.
Baca Selengkapnya