Selama Sepekan, Bareskrim Bekuk 959 Pemadat, Polda Sumut Paling Banyak
Merdeka.com - Satuan Tugas Direktorat IV Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri telah berhasil menangkap sebanyak 959 tersangka narkoba. Penangkapan itu dilakukan selama pekan ke IV pada bulan November 2018.
Direktur IV Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Eko Daniyanto mengatakan, 959 tersangka tersebut, 13 diantaranya merupakan bandar narkoba.
"Bandar 13 orang, pengedar 434 orang, penyalahgunaan 511 orang dan penanam 1 orang," kata Eko dalam rilis mingguan, Jakarta, Jumat (23/11).
-
Apa saja kasus polisi narkoba? 'Ada tujuh yang sudah vonis PTDH. Empat sudah keluar surat keputusan (pemecatan), tiga masih menunggu keputusan dari Polda Sulsel,' ujarnya saat rilis akhir tahun di Mapolrestabes Makassar, Sabtu (30/12). Ngajib menyebut personel yang mendapatkan vonis PTDH, mayoritas karena kasus disersi atau pengingkaran tugas atau jabatan tanpa permisi. Sementara dua kasus lainnya adalah keterlibatan anggota dalam penyalahgunaan narkoba.
-
Kenapa Pemprov Jateng sangat fokus memberantas narkoba? Sebab, kasus kejahatan narkoba di Jawa Tengah butuh perhatian khusus.
-
Siapa yang ditangkap polisi terkait kasus narkoba? 'Satu lagi Yogi Gamblez, bukan yang main di Preman Pensiun, tapi Serigala Terakhir. Yang berperan sebagai AKP Jaka. Dari kedua orang ini, dari salah satunya kami menemukan barbuk narkotika jenis ganja dan dua-duanya setelah kami lakukan cek urine awal positif narkoba menggunakan ganja, untuk kedua orang tersebut sampai sekarang kami sedang melakukan pendalaman perannya sebagai apa,' kata Panjiyoga kepada wartawan di Polres Metro Jakarta Barata, Jumat (10/5) malam.
-
Apa yang dilakukan Polda Jatim? DPR melalui Komisi III mengapresiasi langkah Polda Jawa Timur (Jatim) yang memberikan pendampingan kesehatan terhadap Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) saat Pemilu 2024 lalu. Selama bekerja, mereka didampingi 1.000 anggota medis Polri Biddokkes Polda Jatim yang dikomandoi Kepala Biddokkes Polda Jatim, Kombes Pol dr Erwin Zainul Hakim.
-
Dimana saja peredaran narkoba di Cianjur rawan terjadi? Berdasarkan pemetaan oleh polisi, peredaran narkoba rawan terjadi di wilayah utara, selatan dan timur Kabupaten Cianjur.
-
Kenapa Cianjur jadi daerah rawan narkoba? Penyebab dari rawannya peredaran narkoba di sana tidak terlepas dari posisi Kabupaten Cianjur yang dijadikan sebagai destinasi wisata sehingga banyak disinggahi warga luar daerah.
Ia pun mengungkapkan, penangkapan terhadap 959 tersangka tersebut pada pekan ke IV ini ternyata telah mengalami penurunan dari pekan III. Lalu, untuk kasusnya sendiri pun juga mengalami penuranan sebanyak 6,43 persen.
"Jumlah tindak pidana narkoba pada pekan IV bulan November 2018 dibandingkan dengan periode pekan ke III bulan November 2018, menunjukan penurunan dari 778 kasus menjadi 737 Kasus (Turun 6,43 persen), kemudian untuk tersangkanya juga mengalami penurunan dari 1.024 orang menjadi 959 orang (Turun 6,35 persen)," ungkapnya.
Lalu, untuk jumlah barang buktinya sendiri beberapa mengalami penurunan dan kenaikan dari pekan sebelumnya. Karena pada pekan ke IV ini mengalami penurunan jumlah terhadap barang bukti ganja sebesar 89,42 persen, dari 38.703,425 gram menjadi 4.093,506 gram.
"Narkotika jenis sabu mengalami kenaikan dari 58.973,68 gram menjadi 78.198,68 gram (naik 32,60 persen), narkotika jenis ekstasi mengalami kenaikan dari 8.102,5 butir menjadi 14.394,25 butir (naik 77,65 persen), tembakau gorilla mengalami penurunan dari 118,2 gram menjadi 26,83 gram (turun 77,30 persen)," jelasnya.
"Sedangkan untuk barang bukti Psikotropika (Baya) mengalami kenaikan bila dibandingkan pada pekan III bulan November 2018," sambungnya.
Polda Sumut paling banyak
Dari hasil tangkapan itu, untuk wilayah yang dianggap masih rawan terkait tindak pidana narkoba ini masih didominasi oleh Polda Sumatera Utara. Karena Polda Sumut ada sebanyak 135 kasus, Polda Metro Jaya 99 kasus dan Polda Jawa Timur 93 kasus.
"Dari analisa dan evaluasi pekan ke IV bulan November 2018, maka untukrangking jenis narkotika yang beredar di Indonesia adalah sabu, ganja, ekstasi dan daftar G," katanya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari data Polda Sumut untuk jumlah pemberantasan pada 2023, pihaknya mengungkap 5.225 kasus narkoba dengan jumlah tersangka 6.570 orang.
Baca SelengkapnyaPolisi masih mendalami apakah kelima orang itu berada dalam jaringan kelompok narkoba yang sama.
Baca SelengkapnyaKasus narkotika masih menjadi pekerjaan rumah Polda Riau.
Baca SelengkapnyaSatgas Penanggulangan Narkoba berhasil menangkap 1.532 tersangka
Baca SelengkapnyaPemberantasan narkoba di Sumut melibatkan ribuan orang
Baca SelengkapnyaKasus peredaran gelap narkotika di dua wilayah dengan total barang bukti sebanyak 157 kilogram sabu-sabu.
Baca SelengkapnyaOperasi tersebut berlangsung selama 15 hari sejak tanggal 9 sampai 23 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaDari ratusan tersangka itu, barang bukti yang diamankan sebanyak 79,65 kilogram sabu, 30.040 butir ekstasi dan 1,19 Kg ganja.
Baca SelengkapnyaDari kasus ini, polisi berhasil menyita sejumlah barang bukti narkoba, seperti 117 kg sabi-sabu dan 90.000 butir pil ekstasi.
Baca SelengkapnyaBarang bukti tersebut terdiri dari 50 kilogram yang berasal dari Malaysia dan 107 kilogram dari Myanmar.
Baca SelengkapnyaDalam kasus ini, Bareskrim Polri berhasil mengungkap 3 jaringan narkoba internasional dan menangkap 136 orang tersangka melalui joint operation.
Baca SelengkapnyaRazia di tempat hiburan malam kian digalakkan karena di situlah peredaran barang-barang terlarang bersarang.
Baca Selengkapnya