Selamatkan ribuan warga Rohingya, nelayan Aceh diberi penghargaan
Merdeka.com - Aliansi Masyarakat Aceh Peduli Rohingya (AMAPR) memberikan penghargaan kepada nelayan Aceh. Penghargaan ini diberikan atas dedikasinya hingga menantang maut membantu Rohingya yang terdampar di tengah-tengah laut.
Koordinator AMAPR, Basri Effendy mengatakan, melihat peran nelayan yang cukup heroik menolong ratusan pengungsi Rohingya sudah sepantasnya mendapatkan penghargaan.
Mereka selain menantang maut ganasnya gelombang laut, juga mendapat kecaman dari pihak pemerintah, hingga mengancam izin nelayan dicabut bila menolong mereka saat itu.
-
Apa yang dilakukan Pengungsi Rohingya di Aceh? 'Disana sudah ada pengaturannya, berapa lama di negara transit dan berapa lama sampai di negara tujuan,' sambungnya.
-
Siapa yang mengkoordinasikan Pengungsi Rohingya di Aceh? Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, sejumlah warga yang mengungsi tersebut sudah adanya kesepakatan sebelumnya.'(Rohingya) Sebelumnya ada kesepakatan ya, bahwa terkait dengan pengungsi-pengungsi yang masuk ke negara transit dan akan ke negara tujuan, maka mau tidak mau kita harus menerima.
-
Dimana Pengungsi Rohingya di Aceh singgah? Pantai di Pidie, Bireuen, Aceh Timur, dan Sabang yang menjadi tempat mereka bersandar.
-
Apa itu Rohingya? Etnis Rohingya adalah kelompok etnis minoritas Muslim yang mayoritas tinggal di negara bagian Rakhine di Myanmar.
-
Dimana Rohingya tinggal? Etnis Rohingya adalah kelompok etnis minoritas Muslim yang mayoritas tinggal di negara bagian Rakhine di Myanmar.
-
Bagaimana Rohingya berjuang? Sejarah panjang perjuangan etnis Rohingya ini menunjukkan bahwa mereka terus berjuang untuk diakui sebagai warga negara yang setara di Myanmar, namun hingga kini mereka masih menghadapi tantangan besar dalam mendapatkan hak-hak dasar mereka.
"Melihat peran nelayan cukup heroik menolong Rohingya, AMAPR menginisiasi dengan memberikan penghargaan kepada nelayan Aceh," kata Koordinator AMAPR, Basri Efendy, Senin (25/5).
Basri juga meminta kepada Pemerintah RI dan Pemerintah Aceh perlu memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada para nelayan. Karena nelayan Aceh dengan segala keterbatasan, yang telah turun tangan untuk membantu 'manusia perahu' yang sedang terdampar.
Katanya, nelayan dalam menolong Rohingya bahkan nyaris mengancam dirinya sendiri. Karena saat pertama-pertama Rohingya terdampar di Aceh pemerintah mengancam akan mencabut izin operasional nelayan bila menolong mereka.
"Hal itu sangat paradoks dengan niat tulus yang ditunjukkan para nelayan dalam perjuangannya terhadap kemanusiaan, namun nelayan demi kemanusiaan tetap menolongnya," tukasnya.
Terdamparnya pengungsi Rohingya di Aceh telah membangkitkan solidaritas masyarakat dunia terhadap kemanusiaan. Seluruh dunia melihat Rohingya selaku etnis yang terzalimi di negaranya. Mereka tidak diakui oleh negaranya dan diusir oleh negara-negara tujuan dan yang disinggahinya.
"Dalam kesedihan itu masyarakat Aceh khususnya nelayan Aceh menunjukkan rasa empati di tengah gersangnya rasa kemanusiaan dunia, maka patut diberikan penghargaan," tuturnya lagi.
Persoalan kemudian yang muncul apakah pengungsi tersebut dipengaruhi oleh economic migrant atau lainnya, jelasnya, itu bukanlah sebuah persoalan utama. Hal yang menjadi persoalan adalah bagaimana dedikasi yang ditunjukkan untuk menyelamatkan manusia yang diambang maut.
"Kami menilai kemanusiaan tidak pernah mengenal batas teritorial. Jadi atas nama kemanusiaan kami berharap Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat memberikan penghargaan sebagai pahlawan kemanusiaan pada nelayan Aceh," tutupnya.
Data yang diperoleh merdeka.com, jumlah pengungsi Rohingya dan Bangladesh sejak ditemukan pertama 10 Mei 2015 lalu sebanyak 1.759 jiwa di empat titik.
Diantaranya sebanyak 564 jiwa di Punteut Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe. Lalu 672 jiwa di Pelabuhan Kuala Langsa, Kota Langsa. Ada 476 jiwa di Bireun Bayeun, Kecamatan Rantau Selamat, Kabupaten Aceh Timur; dan sebanyak 47 jiwa di gedung milik Kabupaten Aceh Tamiang. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Satu unit kapal pengangkut pengungsi etnis Rohingya dilaporkan tenggelam di perairan Aceh Barat, Rabu (20/3). Sebagian pengungsi masih terkatung-katung di laut.
Baca SelengkapnyaNelayan Aceh melakukan penyelamatan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka saat cuaca buruk.
Baca SelengkapnyaSeratusan imigran etnis Rohingya tersebut dalam pelayaran menuju Australia.
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya kini mendapat penolakan dari warga Aceh. Pemerintah diminta bertindak tegas.
Baca SelengkapnyaDiketahui jumlah imigran Rohingya yang tiba di Aceh, telah melebihi 800 orang.
Baca SelengkapnyaPolisi menetapkan dua tersangka baru dalam kasus dugaan penyelundupan manusia etnis Rohingya ke Aceh. Dua tersangka itu berinisial MAH (22) dan HB (53).
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya yang selamat mengatakan kapal tersebut sebenarnya mengangkut 151 orang, sedangkan yang sudah berhasil diselamatkan baru 75 orang.
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan mengevakuasi tiga mayat yang telah teridentifikasi sebagai pengungsi Rohingya
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya tersebut sebelumnya ditolak ditampung sementara di sejumlah tempat.
Baca SelengkapnyaWNA itu berperan sebagai nakhoda kapal dari Bangladesh ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaMeski menolak kedatangan pengungsi Rohingya, warga Aceh tetap memberikan bantuan berupa makanan dan minuman.
Baca Selengkapnya"Mereka punya tujuan untuk mencari pekerjaan di negara tujuan," kata Kapolresta Banda Aceh Kombes Fahmi
Baca Selengkapnya