Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sepak terjang WN China & Taiwan sindikat penipuan Triliunan Rupiah

Sepak terjang WN China & Taiwan sindikat penipuan Triliunan Rupiah WN China pelaku cyber crime. ©2017 merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Dengan wajah tertunduk, 149 warga negara asal China dan Taiwan di Surabaya dan Bali dibawa anggota kepolisian untuk diterbangkan ke Jakarta. Data menyebutkan, 93 WNA di Surabaya terdiri dari 81 orang asal China dan 12 dari Taiwan. Dari Bali, ada 31 orang yang terdiri dari 17 warga asal China, 10 orang warga Taiwan. Di antara mereka ada 4 orang WNI yang juga akan diterbangkan ke Jakarta.

Mereka ditangkap atas tuduhan jaringan penipuan online internasional yang beraksi di Indonesia dengan menyasar korban di luar negeri. Bersamaan dengan penangkapan di Surabaya dan Bali, Bareskrim Mabes Polri juga menangkap 28 WNA asal China di sebuah rumah mewah kawasan Pondok Indah.

"Diduga mereka melakukan cyber lintas negara," kata Wadirkrimum Polda Metro Jaya, AKBP Didik Sugiaryo di lokasi, Sabtu (29/7).

wn china pelaku cyber crime

Dugaan polisi, mereka melakukan penipuan terhadap warganya yang berada di China. Itu terlihat dari identifikasi peralatan yang digunakan. Mereka berpura-pura menjadi polisi dan mengancam korbannya. Diduga, pelaku utama berada di China.

Direktur Tindak Pidana Cyber Crime Bareskrim Pol Brigjen ‎Fadhil Imran menuturkan sepak terjang jaringan ini. Kejahatan yang dilakukan mirip dengan dua kelompok internasional lainnya seperti Nigerian Interprise dan kelompok IS Eropa seperti Bulgaria dan Rumania.

"Yang sering melakukan penipuan tiga garis besar, Nigering interprise, kelompok Is Urope Eropa Timur yang sering melakukan skining, kemudian kelompok telekomunication proud ini yang dari Tiongkok dan Thaiwan," kata Fadil di Polda Metro Jaya, Senin (31/7).

Jaringan pelaku penipuan ini sangat terorganisir. Tidak mengenal batas negara. Fadil melanjutkan, di Indonesia ada juga kelompok serupa‎ yang biasa dikenal dengan sebutan penipuan 'Papa Minta Pulsa'. "Seperti yang sering ditangkap Jatanras seperti salah satu yang di Sulawesi Selatan," kata Fadil.

Selama melakukan kejahatan, pelaku mendapatkan keuntungan hingga triliunan rupiah. "Itu total kerugian selama 1 tahun saja untuk 3 tempat kejadian perkara (Jakarta, Surabaya, Bali) kerugian mencapai Rp 6 triliun, itu sudah dirupiahkan," ujar Wakasatgas Kombes Hery Heriawan.

wn china pelaku cyber crime

Selain di Indonesia, kata Hery, para pelaku juga tersebar di sejumlah negara ASEAN. Mereka melancarkan aksi kejahatan di Thailand, Kamboja, dan Filipina. "Kalau untuk seluruhnya itu mencapai Rp 26 triliun," katanya.

Ketua Tim Penindakan Satgasus Mabes Polri Wilayah Bali, Kombes Pol Turnagogo Sihombing mengatakan, setiap pelaku digaji sekitar Rp 20 juta per bulan. "Keuntungan mereka dalam satu tahun bisa mencapai Rp 20 triliun," terangnya di Denpasar, Minggu (30/7).

Bagaimana mereka bisa meraup uang hingga triliunan rupiah? Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Hendy F Kurniawan menjelaskan, pelaku Cyber Crime berpura-pura sebagai petugas kepolisian dan juga kejaksaan. Korban merasa takut karena diancam akan membeberkan kasusnya hingga sampai ke pengadilan. Sehingga, korban mentransfer sejumlah uang ke para pelaku.

"Jadi korbannya itu mereka sudah punya datanya, mereka dapat dari pelaku yang di sana. Lalu diinformasikan di sini, di Indonesia. Nanti dicari korban yang tengah tersangkut hukum dan bisa diperdaya. Ada yang bisa kirim satu korban sampai Rp 100 juta, Rp 200 juta," katanya.

puluhan wn china diamankan atas kasus penipuan

Mereka memilih Indonesia sebagai markas bukan tanpa alasan. Kondisi geografis Indonesia yang sangat luas, membuat pelaku berpikir dapat dengan leluasa melakukan kejahatannya hingga sulit dideteksi polisi.

"Kenapa dipilih Indonesia, jadi menurut informasi yang digali dari tersangka, ini di Indonesia mudah untuk bersembunyi. Karena lokasinya luas, geografisnya luas. Kalau di daerahnya sana (China), mudah teridentifikasi," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Senin (31/7).

Argo memastikan pihaknya akan mencari semua pelaku kejahatan siber. Termasuk pelaku yang memfasilitasi para pelaku selama di Indonesia.

"Tentunya kepolisian nanti akan mendeteksi, melakukan penyelidikan kenapa orang-orang ini bisa masuk Indonesia. Siapa yang menjadi pemandu, siapa yang mengantar dan memfasilitasi. Semua ini akan kami lakukan penyelidikan di situ," katanya.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Polisi Tangkap Pelaku Penipuan Modus 'Like and Subscribe', Sedot Duit Ratusan Korban hingga Rp1,5 T
Polisi Tangkap Pelaku Penipuan Modus 'Like and Subscribe', Sedot Duit Ratusan Korban hingga Rp1,5 T

kasus bermula dari 189 laporan polisi tersebar di sejumlah Polda.

Baca Selengkapnya
Kaki Tangan Tersangka Kasus Penipuan Like dan Subscribe Konten Ditangkap di Bandung, Ini Perannya
Kaki Tangan Tersangka Kasus Penipuan Like dan Subscribe Konten Ditangkap di Bandung, Ini Perannya

Pelaku mengaku diberi upah 15 juta per bulan oleh pelaku

Baca Selengkapnya
Korban Capai 800 Orang, WN China Ditangkap Bareskrim Ternyata Terlibat Kasus Penipuan Like dan Subscribe Konten
Korban Capai 800 Orang, WN China Ditangkap Bareskrim Ternyata Terlibat Kasus Penipuan Like dan Subscribe Konten

Tersangka SZ terlibat dalam kasus penipuan online berkedok like dan subscribe pada konten tertentu.

Baca Selengkapnya
Otaki Penipuan Online dengan Korban 800 Orang, WN China Ditangkap Bareskrim
Otaki Penipuan Online dengan Korban 800 Orang, WN China Ditangkap Bareskrim

Otaki Penipuan Online dengan Korban 800 Orang, WN China Ditangkap Bareskrim

Baca Selengkapnya
Naas Uang Rp7,8 Miliar Milik Pengusaha di Surabaya Raib usai Ditipu, Begini Modusnya
Naas Uang Rp7,8 Miliar Milik Pengusaha di Surabaya Raib usai Ditipu, Begini Modusnya

Korban pun terpaksa menuruti permintaan penipu dengan mentransfer uang miliknya hingga uang perusahaan.

Baca Selengkapnya
Penipuan Online 'Love Scamming' Internasional, Pelaku Untung Rp50 Miliar per Bulan
Penipuan Online 'Love Scamming' Internasional, Pelaku Untung Rp50 Miliar per Bulan

Mereka mampu menggaet pelaku melalui aplikasi dating Tinder, Bumble, Okcupid, Tantan dan sebagainya.

Baca Selengkapnya
Kronologi Penangkapan Otak Sindikat Penipuan 'Like & Subscribe', Ngumpet di Dubai Beromzet Rp1,5 T
Kronologi Penangkapan Otak Sindikat Penipuan 'Like & Subscribe', Ngumpet di Dubai Beromzet Rp1,5 T

Penyidikan pun masih terus berlanjut, sampai mengarahkan penyidik ke Dubai.

Baca Selengkapnya
Penculik Online Makin Marak Sasar Anak dan Remaja, Begini Cara Kerja Mereka
Penculik Online Makin Marak Sasar Anak dan Remaja, Begini Cara Kerja Mereka

Kasus penculikan online terdengar aneh, tapi ini nyata. Tebusannya uang miliaran rupiah.

Baca Selengkapnya
Tak Hanya Indonesia, Orang-orang di Negara Ini Paling Banyak Jadi Sasaran Penipuan Kerja Lewat WA dan Telegram
Tak Hanya Indonesia, Orang-orang di Negara Ini Paling Banyak Jadi Sasaran Penipuan Kerja Lewat WA dan Telegram

Berikut daftar warga di berbagai negara yang sering kena tipu info pekerjaan.

Baca Selengkapnya
Kompoltan Penjual Akun WhatsApp ke China Dibongkar, Omzet Rp5 Juta Per Hari
Kompoltan Penjual Akun WhatsApp ke China Dibongkar, Omzet Rp5 Juta Per Hari

Akun WA itu terhubung dengan nomor ponsel yang sudah teregister atas nama orang lain.

Baca Selengkapnya
Alasan Indonesia Jadi Sasaran Target Sindikat Penipuan Online Like dan Subscribe
Alasan Indonesia Jadi Sasaran Target Sindikat Penipuan Online Like dan Subscribe

Himawan berharap agar masyarakat harus lebih teliti dalam menerima setiap informasi.

Baca Selengkapnya
FOTO: Tipu Korban Capai Rp210 Triliun, Buronan Interpol Asal China Ditangkap di RI
FOTO: Tipu Korban Capai Rp210 Triliun, Buronan Interpol Asal China Ditangkap di RI

Buronan interpol asal China tersebut diduga menipu ribuan korbannya melalui skema ponzi.

Baca Selengkapnya