SETARA Institute Bandingkan Jokowi dan SBY Soal Konflik di Papua
Merdeka.com - Direktur Eksekutif SETARA Institute Ismail Hasani mengatakan, Presiden Joko Widodo tidak mempunyai formula dalam menangani konflik yang terjadi di Papua. Hal itu justru berbeda dengan Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Saya membandingkan dalam kasus Papua, ketika kasus Papua meledak, Pak SBY dengan cepat punya formula penyelesaian, Pak Jokowi tidak. Karena Pak Jokowi lebih kurang, udahlah terserah kalian tentara-polisi mau apa, kasarnya kira-kira begitu," kata Ismail di Kantor SETARA Institute, Jakarta Selatan, Selasa (8/10).
Jokowi pun juga dinilai tak mempunyai design atau peta khusus dalam menyelesaikan konflik yang terjadi di Papua. Menurutnya, saat terjadi konflik di Papua, SBY langsung mengutus utusan khusus yang mana dapat meredam konflik dengan cepat.
-
Bagaimana solusi penyelesaian konflik Papua? Semua itu dilakukan melalui pendekatan pengakuan hak sipil politik, ekonomi sosial budaya, memperkuat pendidikan untuk kesadaran hak, dan memperkuat kualitas SDM anak muda dengan pendidikan adat dan pendidikan nasional.
-
Apa yang menjadi masalah akar konflik Papua? Peneliti dari Yayasan Bentala Rakyat, Laksmi Adriani Savitri mengatakan bahwa salah satu akar masalah dari konflik Papua adalah dorongan modernisasi yang dipaksakan.
-
Siapa presiden pertama Indonesia? Siapa nama presiden pertama Indonesia?Jawaban: Ir. Soekarno
-
Siapa yang menjadi juru bicara Indonesia di PBB? Untuk memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia melalui jalur diplomasi, Presiden Soekarno meminta LN Palar untuk menjadi juru bicara Indonesia di pertemuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
-
Siapa yang memimpin delegasi Indonesia di pertemuan Konsultasi? Dalam pertemuan tersebut, delegasi Indonesia dipimpin Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono.
-
Siapa yang membuat pernyataan tentang Indonesia? Tidak ada pembahasan terkait PM Singapura sebut Indonesia sebagai negara yang tidak akan maju karena gila agama.
"Pak Jokowi, sejak awal peristiwa Surabaya kami sudah mengusulkan segera ada utusan khusus, tapi sampai hari ini tidak pernah terjadi yang kemudian melebar kemana-mana," ujarnya.
"Dan kita lihat, aktor utama di Papua ini bukan presiden bukan pemerintahan sipil ya. Tapi tentara dan polisi, baik tentara yang pakai baju polisi atau polisi pakai baju tentara, kebalikan-kebalikannya, kita semua bisa melihat," sambungnya.
Meski sangat percaya kepada aparat keamanan atau militer dalam menangani kasus yang terjadi di Papua. Jokowi tetap dianggap tak punya jiwa seorang pemimpin.
"Ini menggambarkan Pak Jokowi sangat percaya kepada tentara, tapi Pak Jokowi tidak punya leadership dalam konteks isu keamanan dan ketahanan," ujarnya.
Polri dan TNI Tak Mampu Redam Konflik
Dia menegaskan, kehadiran Panglima dan Kapolri tidaklah cukup dalam meredam konflik yang ada di Papua.
"Saya kira enggak cukup, karena dia bukan utusan presiden yang otoritatif. Buat kami, tentara-polisi, panglima-kapolri adalah bagian dari konflik dalam konteks Papua. Mereka dipandang sebagai representasi negara yang aktor konflik," tegasnya.
Selain itu, ia pun memberikan contoh seperti Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang saat itu sedang merintis perdamaian di Aceh. "Misalnya Pak JK bisa diutus atau anak buahnya Pak JK yang waktu itu merintis perdamaian di Aceh Pak Farid namanya, itu kita sebutkan nama waktu itu agar bisa diutus. Jadi supersial info itu mensyaratkan sosok yang diterima dua belah pihak. Kalau yang diutus Panglima TNI dan Kapolri ya jelas tidak betul, karena dia bagian dari konflik," ucapnya.
Dia mengungkapkan, kunci dalam menyelesaikan suatu masalah atau konflik hanya dengan cara saling percaya antara pihak satu dengan yang pihak yang lain.
"Saya ingat betul waktu Kapolri tiba mengimbau silakan yang mau berdialog datang, tapi bagaimana dia silakan yang mau dialog datang sambil bawa senjata kan enggak mungkin. Karena dalam penyelesaian konflik kunci utamanya adalah trust ada kepercayaan kedua belah pihak, kalau belum ada kepercayaan enggak bisa berjalan dialog. Itu yang terlihat Pak Jokowi enggak punya leadership," ungkapnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertemuan dua tokoh pemimpin bangsa ini dinilai sebuah sejarah dalam perjalanan kepemimpinan Indonesia.
Baca Selengkapnyasaat mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Wakil Presiden pada pemerintahan 2004 hingga 2009, JK cenderung berselisih paham dengan SBY.
Baca SelengkapnyaPrediksi itu diperkuat karena kehadiran Presiden Jokowi dan ditambah dengan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Baca SelengkapnyaPrabowo menyebut kekayaan Indonesia juga sudah pernah diperas selama masa penjajahan.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, politik adu domba tersebut sudah usang dan tidak disukai oleh masyarakat kita.
Baca SelengkapnyaAnies menyebut pendekatan ini pernah dia terapkan saat bertugas sebagai gubernur DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaTPN Ganjar Mahfud menyindir langkah Presiden Jokowi sebagai politik yang salah.
Baca SelengkapnyaPertemuan tersebut secara khusus membahas soal peran SBY sebagai penasehat khusus aliansi sedunia untuk membasmi Malaria
Baca SelengkapnyaAgus mengatakan, perhatian presiden pada masalah Papua yang sudah 62 tahun tidak terselesaikan
Baca SelengkapnyaJuri menambahkan, kabar tak benar itu hanya menciptakan ketidakstabilan dan merusak fokus pada agenda pemerintah yang sedang berlangsung.
Baca SelengkapnyaKaesang Pangarep awalnya ditanya terkait isi pertemuan SBY dan Jokowi.
Baca SelengkapnyaKalau pertemuan itu dilaksanakan antar institusi. Misalnya kemarin Mbak Puan selaku ketua DPR bertemu degan Bapak Jokowi sebagai presiden.
Baca Selengkapnya