Setya Novanto apresiasi Ridwan Mukti mundur dari Gubernur Bengkulu

Merdeka.com - Ketua umum Partai Golkar, Setya Novanto (Setnov) mengaku telah mendengar kabar bahwa kadernya Ridwan Mukti terjaring operasi tangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus suap proyek jalan di Bengkulu. Ketua DPD 1 Partai Golkar tersebut pun langsung mengundurkan diri dari jabatannya di partai dan sebagai Gubernur Bengkulu.

"Saya mendengar tadi pagi bahwa saudara gubernur dan ketua DPD 1 partai Golkar itu menyampaikan di dalam pers pengunduran diri baik sebagai gubernur maupun Ketua DPD 1 Golkar," ujar Setya Novanto di Komplek DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (21/6).

Novanto mengapresiasi sikap kesatria Ridwan Mukti. Ini menunjukkan sikap kooperatif untuk mendukung proses hukum yang dijalani.

"Tentu saya melihat apresiasi yang sangat besar sebagai kader Golkar yang langsung melakukan hal hal yang terbaik untuk kepentingan penyidikan lebih lanjut," kata Novanto.

Novanto mengaku selalu mengingatkan kader partainya untuk tidak terlibat dalam masalah korupsi, Kolusi maupun nepotisme. "Kita sudah sampaikan bahwa pada saat kita Rapimnas kita minta semua agar tidak terlibat dengan nepotisme KKN korupsi karena ini sangat merugikan bagi kepentingan bangsa dan negara kepada rakyat," ungkap Setnov.

Meski kadernya bermasalah, Novanto mendorong penuh supremasi hukum yang ada di Indonesia. Dia juga mengatakan akan memberikan pendampingan hukum untuk Ridwan dan Istrinya Lily Martiani Maddari.

"Kita berikan pendampingan untuk masalah-masalah hukum dan tentu itu bisa memberikan arti yang sangat besar supaya dalam pemeriksaan ini bisa berjalan lancar. Dan tentu segala sesuatunya kita serahkan kepada KPK,"ujarnya.

"Saya sangat mendukung atas apa yang sudah dilakukan pihak-pihak atas proses hukum yang sedang berjalan," ucapnya.