Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sudah sebulan, kasus penyiraman air keras Novel Baswedan masih buram

Sudah sebulan, kasus penyiraman air keras Novel Baswedan masih buram Novel Baswedan dirujuk ke RS JEC Menteng. ©2017 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Sebulan berlalu sejak peristiwa penyiraman air keras kepada penyidik senior KPK Novel Baswedan terjadi, pelaku tak kunjung tertangkap. Pelaku bebas berkeliaran, sementara Novel hingga kini masih berbaring dalam perawatan rumah sakit di Singapura.

Kakak kandung Novel, Taufik Baswedan kecewa dengan kinerja polisi. Dia menilai kinerja Kepolisian dalam hal ini cukup lamban.

"Ya kita lihat bahwa perkembangan perkara ini sangat lambat padahal sekarang sudah satu bulan, tapi pelakunya belum terungkap," kata Taufik kepada merdeka.com melalui pesan singkat, Kamis (11/5).

Padahal, imbuh Taufik, Presiden Joko Widodo sudah menginstruksikan kepada Kepolisan untuk mengusut kasus ini secara cepat agar pelaku bisa segera tertangkap. Taufik pun membandingkan penanganan kasus adiknya tersebut dengan penggerebekan teroris.

"Di perkara seperti teroris dengan bukti yang lebih minim polisi dapat mengungkap dengan cepat, padahal dalam kasus seperti ini kecepatan sangat penting apalagi dalam kasus teror terhadap Novel ini ditemukan banyak alat bukti," ujarnya.

"Jadi kita melihat polisi tidak ada kemauan untuk mengungkap perkara ini," tekannya.

Hingga kini Kepolisian masih berusaha mengungkap kasus yang terjadi 11 April kemarin. Setelah sebelumnya memeriksa dua orang, kemarin polisi kembali memeriksa seorang lagi berinisial AL.

AL dicurigai sebagai pelaku penyiraman. Kecurigaan tersebut berdasarkan foto AL yang diserahkan langsung oleh Novel, saat sejumlah anggota polisi berkunjung ke Singapura.

Polisi kemudian memeriksa posisi sinyal HP AL saat Novel disiram air keras, untuk mengungkap apakah saat kejadian AL berada di lokasi.

"Sedang kami cek CDR, handphone, saat kejadian di mana kami cek. Jadi kami masih bekerja. Ini belum dipastikan ini pelaku atau bukan. Tapi kami masih mendalami dia di mana saat kejadian, sedang apa dan lain-lain," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono.

AL merupakan saudara dari H alias Hasan. Sebelumnya Hasan bersama M alias Mukhlis yang disebut sebagai informan polisi juga sempat diperiksa.

Hasil pemeriksaan Hasan dan Mukhlis, keduanya tak berada di TKP saat kejadian tanggal 11 April. Hasan diketahui berada di Bekasi, sedangkan Mukhlis di Tambun.

"AL dan M ini saudara dulu di Ambon dan ketemu di Jakarta," sambungnya.

Argo menceritakan, pada Januari lalu AL sempat bertemu dengan Hasan. "Lalu mereka ketemu Kalibata mereka foto bersama dengan si Hasan. Foto itu biasalah saudaranya foto-foto. Nah foto itu ada di korban, akhirnya diberikan ke penyidik," kata Argo.

Polisi belum bisa memperdalam pernyataan Novel perihal foto AL. Sebab polisi belum diizinkan memeriksa Novel.

"Jadi sampai saat ini kami belum memeriksa korban di Singapura. Korban baru ngasih foto itu. Kami belum sempat tanya panjang-panjang. Kami tak diberi izin dokter," katanya.

Meskipun demikian, penyidik akan menjadwalkan ulang kembali untuk memeriksa Novel kembali guna mengetahui asal muasal foto itu.

Dalam hal ini, lanjut Argo, pihaknya tak bisa berspekulasi soal bagaimana cara Novel mendapatkan foto AL. Apakah dugaan Novel miliki tim investigasi pribadi atau tidak.

"Ya nanti, nanti setelah kami periksa korban. Karena kemarin kami belum bisa periksa. Karena yang disampaikan hanya foto seperti itu. Kami masih mendalami dari korban," pungkasnya.

Dalam pemeriksaan, AL yang bekerja sebagai sekuriti spa mengaku saat kejadian penyiraman air keras sedang berada di rumannya, daerah Pasar Minggu.

"Dia mengaku saat kerja, berangkat diantar saudaranya ke Stasiun Pasar Minggu. Turun di Sawah Besar dan jalan kaki ke kantor. Saat pulang juga AL diantar rekan kerjanya ke stasiun. Beliau adalah sekuriti di sebuah spa di Jakarta. Jadwalnya kerja berangkat jam 15.00 pulang jam 00.00 WIB. Kalau masuk 17.00 WIB kembali setelah tamu semua pulang," jelas Argo.

"Kebetulan AL ini sejak 10 April pas off, di rumah nonton TV bersama saudaranya. Kemudian besoknya tanggal 11 itu AL, jam 12 siang masuk kantor," sambungnya.

Namun polisi tidak serta merta mempercayainya. Polisi akan lanjut memeriksa keluarga, tempat kerja AL bahkan HP milik sekuriti itu.

"Kami akan cek alibinya dia saat tanggal 10 April itu bener enggak dia libur dan di rumah. Kami periksa saudaranya, bener enggak dia ada di situ. Kami cek juga di tempat kerjanya, kan ada buku mutasi, kami cek dia bener enggak dia kerja di situ. Kami akan cek juga orang orang sekitar dia ada enggak di rumah," pungkasnya.

Setelah melewati serangkaian pemeriksaan, AL akhirnya dilepaskan. Pertimbangan polisi lantaran AL tidak terbukti.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kompolnas Rekomendasikan Audit Investigasi Penyidikan Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Ini Alasannya
Kompolnas Rekomendasikan Audit Investigasi Penyidikan Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Ini Alasannya

Kasus ini kembali ramai diperbincangkan setelah diadaptasi ke layar lebar. Satu DPO yang terakhir ditangkap ada nama Pegi Setiawan.

Baca Selengkapnya
Hotman Paris Turun Tangan Jadi Kuasa Hukum Keluarga Vina Cirebon, Ini Alasannya
Hotman Paris Turun Tangan Jadi Kuasa Hukum Keluarga Vina Cirebon, Ini Alasannya

Hotman menemukan sejumlah kejanggalan dalam proses penanganan perkara

Baca Selengkapnya
Tiga Tahun Berlalu, Kasus Pembunuhan Wanita di Batubara Masih Jadi Misteri
Tiga Tahun Berlalu, Kasus Pembunuhan Wanita di Batubara Masih Jadi Misteri

Kasus pembunuhan seorang wanita di Batubara sampai saat ini belum menemui titik terang.

Baca Selengkapnya
2 Sosok Eks Kapolres Cirebon di Awal Kasus Pembunuhan Vina, Kini Sudah jadi Jenderal Bintang Satu
2 Sosok Eks Kapolres Cirebon di Awal Kasus Pembunuhan Vina, Kini Sudah jadi Jenderal Bintang Satu

Berikut 2 sosok eks Kapolres Cirebon di awal kasus pembunuhan Vina yang belakangan disorot.

Baca Selengkapnya
Tegas, Jenderal Bintang 3 Eks Kabareskrim Buka Suara soal 3 DPO Kasus Vina Cirebon Belum Tertangkap
Tegas, Jenderal Bintang 3 Eks Kabareskrim Buka Suara soal 3 DPO Kasus Vina Cirebon Belum Tertangkap

Polisi menyebut 3 DPO terus diburu. Dalam kasus ini sudah delapan orang divonis, 7 seumur hidup, 1 delapan tahun bui.

Baca Selengkapnya
Bareskrim Tolak Laporan Keluarga Korban Dugaan Penembakan di Seruyan, Minta Tunggu Penyidikan Polda Kalteng
Bareskrim Tolak Laporan Keluarga Korban Dugaan Penembakan di Seruyan, Minta Tunggu Penyidikan Polda Kalteng

Laporan ke Bareskrim Polri dilakukan keluarga korban setelah tidak ada perkembangan penyidikan dari Polda Kalteng.

Baca Selengkapnya
Kasus Mutilasi ASN Semarang, Keluarga Ingin Bertemu Mahfud Tagih Progres Penyelidikan yang Mandek
Kasus Mutilasi ASN Semarang, Keluarga Ingin Bertemu Mahfud Tagih Progres Penyelidikan yang Mandek

Keinginan keluarga bertemu Mahfud itu setelah Mahfud mengungkapkan progres pengusutan kasus pembunuhan pegawai Bapenda Pemkot Semarang tersebut.

Baca Selengkapnya
Ayah Bocah TK Korban Pencabulan di Jember Pertanyakan Nasib Kasus Anaknya, Ini kata Polisi
Ayah Bocah TK Korban Pencabulan di Jember Pertanyakan Nasib Kasus Anaknya, Ini kata Polisi

Korban diduga dicabuli oleh saudara sepupunya sendiri, mahasiswa ilmu kesehatan berinisial I-O, berkuliah di salah satu kampus terkemuka di Jember.

Baca Selengkapnya
3 DPO Kasus Vina di Cirebon Disebut Keluarga Polri, Polisi Angkat Bicara
3 DPO Kasus Vina di Cirebon Disebut Keluarga Polri, Polisi Angkat Bicara

Ia menegaskan bahwa kasus ini masih terus berlanjut.

Baca Selengkapnya
Ini Penyebab Eks Kanit Resmob Polres Subang Jadi Tersangka Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak
Ini Penyebab Eks Kanit Resmob Polres Subang Jadi Tersangka Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak

Saat itu, T menyuruh saksi S untuk menguras bak mandi di TKP tanpa berkoordinasi dan seizin tim Inafis.

Baca Selengkapnya
Murka Jenderal Mantan Kabareskrim Kasus Vina Cirebon, Kritik Keras Eks Kapolres dan Kapolda Jabar
Murka Jenderal Mantan Kabareskrim Kasus Vina Cirebon, Kritik Keras Eks Kapolres dan Kapolda Jabar

Kata Susno masyarakat pasti bertanya-tanya dengan kasus Vina ini, bagaimana polisi bisa menangani kasus-kasus besar, sedang kasus Vina tidak terungkap.

Baca Selengkapnya
Kasus Mutilasi ASN Pemkot Semarang Iwan Budi Belum Terungkap, Ini Kata Mahfud MD
Kasus Mutilasi ASN Pemkot Semarang Iwan Budi Belum Terungkap, Ini Kata Mahfud MD

Aparat Polrestabes Semarang masih terus melakukan penyelidikan temuan mayat yang ditemukan dalam kondisi terbakar di Jalan Marina Raya, Tawangsari.

Baca Selengkapnya