Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tak ada biaya, Mr Kalend tinggalkan Gontor dan merantau ke Kediri

Tak ada biaya, Mr Kalend tinggalkan Gontor dan merantau ke Kediri kampung inggris di kediri. ©2015 merdeka.com/imam mubarok

Merdeka.com - Langkah berani Mr Kalend untuk belajar Bahasa Inggris setelah melihat 'ketidakberdayaan' sarjana di Ponpes Modern Gontor tidak pandai berbahasa Inggris patut diacungi jempol. Bahkan selama mondok di Ponpes Gontor, Mr Kalend sering dihukum karena mengesampingkan ilmu pelajaran lain selain bahasa Inggris.

"Nekat saja, melihat sarjana yang tak pandai berbahasa Inggris membuat saya harus pandai Bahasa Inggris. Hingga akhirnya saya lengah pelajaran lain. Saya agak singkirkan pelajaran lain, kurang saya perhatikan. Bahkan saya sanggup menerima hukuman karena lebih konsentrasi dalam belajar Bahasa Inggris. Mulai didirikan, dihukum apapun saya terima. Karena kalau saya kuasai semua ndak mungkin, otak saya ndak kuat, fokus ke bahasa Inggris," cerita Mr kalend kepada merdeka.com, Rabu (11/3).

Mr Kalend mengaku kalau pelajaran yang bersifat memahami, dirinya tidak mau ketinggalan. "Menghafal dan memahami kan lebih mudah memahami, begitu saya paham selesai. Ndak harus saya buang waktu menghafal segalanya. Saya pikir itu bisa saya cari di luar, asal punya bukunya bisa saya pelajari," terangnya.

Orang lain juga bertanya?

Dicontohkan, misalnya pelajaran Hadist, dirinya bisa belajar di luar. "Mengapa saya repot-repot, tanpa teman bisa dipelajari. Tapi bahasa Inggris, nggak ada teman nggak bisa," tuturnya.

Memasuki tahun kelima, Kalend mulai memikirkan biaya belajar di Ponpes Modern Gontor mulai menipis. Tak ada lagi

orang yang memberinya uang begitu juga adiknya yang di kampung. Faktor ekonomi itulah yang akhirnya memaksa dia memutuskan untuk berhenti belajar di pesantren Gontor.

"Saya keluar dan kebetulan pula saya juga mendengar bahwa di Kecamatan Pare Kabupaten Kediri ada seorang kiai bernama Kiai Yazid yang menguasai 9 bahasa ( Arab, Inggris, Belanda, Prancis, Italy, Jerman, India, Ibrani dan Mesir)," katanya.

Ketertarikan pada Kiai Yazid juga salah satu pemicu dia rela meninggalkan Gontor, meski alasan utama soal biaya. "Saya nekat, tabungan tinggal satu celengan jago. Saya pecah dan isinya Rp 19 ribu. Cukup untuk hijrah ke Pare sekitar tahun 1976," ujarnya.

Diungkapkannya uang Rp 19 ribu kala itu sudah cukup banyak, apalagi tak butuh uang banyak untuk berangkat ke Kediri dan meneruskan belajar pada Ustaz Yazid.

"Sampai di Pare, saya mencari tempat kos di daerah Pelem. Akhirnya saya menemukan rumah Pak Sirodj. Saya kos pertama kali di rumah Pak Sirodj hanya Rp 4.000 per bulan, itu sudah termasuk makan," ungkapnya.

Sudah bermukim di Pare, Kalend mulai berpikir bahwa dia harus tetap bertahan hidup, sebab uangnya tak mungkin mencukupi untuk bertahan hidup jika dia tidak bekerja.

Kemudian dia mencari informasi soal pekerjaan pada warga sekitar. Ada yang menawari mencetak batu-bata, mencabuti rumput di sawah (matun).

"Akhirnya saya memilih mencabuti rumput yang temannya rata-rata ibu-ibu yang sudah tua, tidak ada satu bulan kemudian saya ganti profesi," pungkasnya. (mdk/hhw)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cerita Guru Honorer Terdampak Cleansing di DKI Jakarta, Diputus Kontrak secara Lisan
Cerita Guru Honorer Terdampak Cleansing di DKI Jakarta, Diputus Kontrak secara Lisan

Ara erkena cleansing pada Mei 2024 lalu usai disampaikan secara lisan oleh kepala sekolah tanpa surat apapun.

Baca Selengkapnya
Pernah Tidak Naik Kelas hingga Tak Lulus Kuliah, Sinta Nuriyah Ungkap Sisi Lain Gus Dur yang Jarang Diketahui Orang
Pernah Tidak Naik Kelas hingga Tak Lulus Kuliah, Sinta Nuriyah Ungkap Sisi Lain Gus Dur yang Jarang Diketahui Orang

Sosok Gus Dur tak bisa dilepaskan dari kisah-kisah humoris semasa hidupnya.

Baca Selengkapnya
Ganjar Bebastugaskan Kepala Sekolah yang Tarik Pungli ke Siswa
Ganjar Bebastugaskan Kepala Sekolah yang Tarik Pungli ke Siswa

Pungutan atau infak pembangunan musala itu dilakukan pada tahun 2022. Dari total 534 siswa, 460 di antaranya sudah membayar.

Baca Selengkapnya
Deretan Guru Dimutasi, Ada yang Karena Tidak Menghadiri Undangan
Deretan Guru Dimutasi, Ada yang Karena Tidak Menghadiri Undangan

Terdapat segelintir pengajar yang terkena mutasi diikuti dengan berbagai alasan.

Baca Selengkapnya