Tak mampu biayai sekolah anak, warga Solo ini ingin jual ginjal
Merdeka.com - Sugeng (41) warga Guwosari, Jebres, Solo, Jawa Tengah, ingin menjual salah satu ginjal miliknya. Uang hasil penjualan ginjal tersebut rencananya akan digunakan untuk biaya sekolah ketiga anaknya.
"Anak saya ada tiga mas. Yang paling besar di SMK 1 Cokro Aminoto, sebentar lagi ujian, tapi saya nggak punya uang untuk bayar," kata Sugeng saat ditemui merdeka.com, Rabu (9/4).
Sugeng, setiap harinya bekerja sebagai penjaga pasar dan kuli panggul. Namun penghasilannya tetap tak cukup untuk membiayai sekolah ketiga anaknya. Sang istri Tri Wijayati juga sudah membantu mencari nafkah dengan berjualan makanan di pasar, namun apa daya penghasilannya hanya cukup untuk makan sehari-hari.
-
Siapa yang mengalami kesulitan keuangan? Meskipun kabar suami Zaskia Gotik yang sedang mengalami kesulitan keuangan, rumah tangga mereka dengan Sirajuddin semakin harmonis.
-
Kenapa anak pertama merasa terbebani? Mereka diharapkan untuk sukses dan menjadi contoh bagi adik-adiknya, yang terkadang menciptakan ketakutan akan kegagalan.
-
Siapa yang sering merasakan beban tanggung jawab anak sulung? Sebagai anak pertama, mereka sering diberikan tanggung jawab lebih besar, seperti menjaga adik-adik, membantu pekerjaan rumah, atau menjadi perantara antara orang tua dan adik-adik.
-
Siapa yang merasa terbebani sebagai anak pertama? Anak pertama sering kali merasa tertekan dengan harapan besar yang diletakkan oleh orang tua mereka.
-
Siapa yang merasakan kesulitan dalam solo parenting? Fiona Grinwald, seorang penulis yang menjadi orang tua tunggal setelah kehilangan pasangannya. Grinwald menyoroti perbedaan mendasar dalam solo parenting, di mana tanggung jawab penuh ada pada satu orang tua, tanpa kesempatan berbagi peran dengan pasangan.
-
Kenapa anak stres karena pelajaran? Anak-anak sering kali menghadapi rutinitas sekolah yang padat, termasuk tuntutan nilai akademis yang tinggi. Hal ini dapat menyebabkan stres karena mereka harus menyeimbangkan kegiatan sekolah dengan kegiatan lain seperti les privat, kegiatan ekstrakurikuler, dan tugas rumah yang banyak.
Ketiga anak Sugeng, Mita Pratiwi saat ini masih bersekolah SMK Cokro Aminoto, Yustika Dwi kelas 1 SMK N 3 Gading, Solo dan Revandra yang masih bersekolah Taman Kanak-Kanak.
"Pendidikan SMK kan tidak gratis. Biaya 3 anak saya Rp 8 juta. Uang pembangunan Rp 3 juta juga belum dibayar. Saya bingung, mendesak butuh uang, agar anak saya tidak putus sekolah," urainya.
Sugeng menceritakan, pernah minta bantuan salah satu caleg dan pemkot Solo. Namun upaya tersebut juga tak membuahkan hasil.
"Saya pernah menemui pak wakil wali kota. Tapi titip surat saja tidak bisa. Saya tetap akan menjual ginjal, atau jika perlu salah satu mata saya. Asal anak saya tetap bisa sekolah," keluhnya.
(mdk/gib)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang pemulung asal Palembang harus hidup di jalan padahal memiliki keluarga yang kaya raya.
Baca SelengkapnyaDi usianya yang masih kecil, keduanya terpaksa berjualan entok di jalanan.
Baca SelengkapnyaBekerja sebagai pegawai lepas kantor notaris membuat modal politiknya amat terbatas
Baca SelengkapnyaAhmad Faiq Mubaroq masih berharap bisa melanjutkan sekolah lagi.
Baca SelengkapnyaKisah seorang wanita lansia asal Purworejo benar-benar membuat siapapun yang membaca akan mengelus dada.
Baca SelengkapnyaAksi bocah baru lulus SD jualan tahu bulat keliling ini viral, banjir simpati.
Baca SelengkapnyaIa diketahui berjualan gorengan di daerah Surabaya.
Baca SelengkapnyaSeorang anak SD berusia 13 tahun depresi berat karena HP yang dibeli dengan tabungannya dijual oleh orang tuanya.
Baca SelengkapnyaMereka berharap, pemerintah membantu untuk meningkatkan kualitas lingkungan di Muara Angke.
Baca SelengkapnyaFirman berjuang keras untuk mengangkat derajat keluarganya yang selama ini hidup miskin.
Baca SelengkapnyaSepeninggal ayah berpulang, keduanya terpaksa menjadi tulang punggung.
Baca Selengkapnya