Tanah akibat longsor di Penajam terus bergerak, 47 warga mengungsi
Merdeka.com - Pergerakan tanah akibat longsor di desa Telemow, kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, sejak Senin (9/4) lalu, terus meluas. Tercatat 47 warga desa setempat, telah mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melansir, hingga pukul 05.58 Wita pagi ini tadi, 16 kepala keluarga (KK) atau sekitar 47 jiwa telah diungsikan ke wilayah yang lebih aman.
"Masih di desa Telemow, ada 60 KK atau sekitar 120 jiwa terdampak longsor, dan juga 84 KK atau sekitar 168 jiwa terancam. Dan di kelurahan Maridan, 4 jiwa sudah mengungsi," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangannya, Kamis (12/4).
-
Bagaimana warga Pesisir Selatan terdampak banjir dan longsor? 'Warga sudah kembali ke rumah mereka, namun terkendala air bersih. Untuk bantuan cukup banyak, hari ini juga akan kita distribusikan kepada warga,' tuturnya.
-
Siapa yang terdampak banjir dan longsor di Pesisir Selatan? Data sementara hingga Senin (11/3), 21.000 keluarga (KK) terdampak dengan kerusakan rumah, fasilitas umum, lahan pertanian dan peternakan, yang ditimbulkan bencana itu.
-
Di mana wilayah terdampak banjir dan longsor di Pesisir Selatan? 'Paling parah terjadi di Kecamatan XI Koto Tarusan, Kecamatan IV Jurai, Kecamatan Batang Kapas, Kecamatan Lengayang dan Kecamatan Sutera,' tuturnya.
-
Dimana longsor itu terjadi? Pada 6 Februari 2024, terjadi longsor di Dusun Sigadung, Desa Kalitlaga, Pagentan, Banjarnegara.
-
Siapa saja yang menjadi korban longsor? Empat korban itu yakni; Caisar Sofian (28), Putri Amanda (26), Sofia Putri (10) dan Ghibran Naufa (5).
-
Kapan tanah longsor terjadi di Pemalang? Salah satu bencana longsor itu terjadi di Desa Tundagan, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang, pada Minggu (3/3) petang.
Diterangkan Sutopo, BNPB juga mencatat, dari inventarisir BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, longsor juga mengakibatkan 12 rumah ambruk, 40 rumah terdampak retakan, beserta 55 rumah lainnya ikut terancam.
"Ini diakibatkan hujan dengan intensitas tinggi, disertai pergerakan tanah," ujar Sutopo.
Pascapenetapan tanggap darurat oleh Pemkab PPU, Rabu (11/4) kemarin, BPBD melalui kepala desa, telah mengimbau warga terancam longsor, agar bersiap-siap untuk proses evakuasi dari rumah masing-masing.
Longsor di Penajam Paser Utara ©2018 Merdeka.com/BPBD Penajam Paser Utara
Selain itu juga, tim reaksi cepat BPBD, sudah mendirikan satu posko pengungsian, beserta 2 dapur umum. Juga, bersama instansi terkait seperti Dinas Sosial, TNI dan Polri serta Dinkes, memberikan pelayanan dan penanganan kepada para pengungsi.
"Jadi, informasi terkini pagi ini, retakan semakin melebar. BPBD juga mensterilkan area pemukiman, apabila ada warga yang masih mendiami rumah yang terancam longsor. Radius sterilisasi longsoran, kurang lebih 300 meter, untuk mengantisipasi korban jiwa," demikian Sutopo.
Diketahui, longsor menerjang RT 6 dan RT 7 di Desa Telemow, Rabu (11/4) pagi lalu sekitar pukul 04.20 Wita, dan 20 rumah terdampak longsor. Retakan tanah di badan jalan yang mengakibatkan longsor sudah diketahui sejak Sabtu (7/4) lalu. Tidak ada korban jiwa dari peristiwa itu. Namun Pemkab telah menetapkan masa tanggap darurat, sejak Rabu (11/4) kemarin.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gempa susulan masih terjadi di Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, banyak warga yang enggan kembali ke rumah dan lebih memilih untuk mengungsi.
Baca SelengkapnyaBencana longsor di Sragen menyebabkan seorang ayah dan anak perempuannya tewas tertimbun tanah
Baca SelengkapnyaSebanyak 26 warga Kabupaten Luwu terpaksa jalan kaki 6 jam menuju ke pengungsian setelah desanya terisolasi akibat banjir dan longsor.
Baca SelengkapnyaTebing yang longsor diperkirakan mencapai tinggi 50 meter.
Baca SelengkapnyaSebanyak dua kali longsor menerjang Toraja Utara hari ini.
Baca SelengkapnyaRetakan tampak membentang sejauh sejauh 480 meter dengan kedalaman mencapai 12 meter.
Baca SelengkapnyaJalan Trans Sulawesi yang menghubungkan Mamuju, ibukota Sulbar, dan Provinsi Sulteng, di Kabupaten Mamuju Tengah, tertutup longsor akibat hujan deras
Baca SelengkapnyaNamun tidak menutup kemungkinan akan diperpanjang ketika pergerakan tanah masih terjadi
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta waspada karena potensi cuaca ekstrem merujuk keterangan BMKG berpotensi terjadi hingga 21 April 2024.
Baca SelengkapnyaTidak ada lagi jalan setapak menuju desa. Semua tenggelam dalam rob.
Baca SelengkapnyaLongsor itu terjadi di dua desa di Kabupaten Tana Toraja pada Sabtu (13/4) malam.
Baca SelengkapnyaDasyatnya Banjir Lahar Semeru, Putus Jembatan Hingga buat Ratusan Warga Mengungsi
Baca Selengkapnya