Terdampak Pandemi, 50 Hotel dan Villa di Bali Dijual
Merdeka.com - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung, Bali, I Gusti Ngurah Rai Surya Wijaya mengakui ada 50 hotel dan villa di Bali yang dijual selama Pandemi Covid-19.
Namun, pihaknya tidak merinci berapa villa dan hotel yang dijual. Tetapi, untuk hotel dari bintang 1 hingga 5 yang ditawarkan dijual imbas Pandemi Covid-19.
"Tidak bangkrut, yang saya tau mau dijual. Kalau, data bangkrut saya tidak tahu, kalau di Denpasar ada yang beberapa close permanen," kata Wijaya, saat dihubungi Senin (6/9).
-
Siapa pemilik hotel di Bali yang terbengkalai? Hotel yang memiliki luas wilayah yang sangat besar ini disebut-sebut sebagai kepunyaan Hutomo Mandala Putra yang juga dikenal sebagai Tommy Soeharto.
-
Siapa pemilik hotel? Pemilik hotel, Jim dan Whit Hanks, mengatakan mereka merasa terhormat memiliki peran dalam sejarah lokal.
-
Kenapa okupansi hotel di Bali diprediksi tinggi? Tingkat okupansi Hotel jaringan HIG diprediksi tertinggi di region Bali dimana Bali menjadi destinasi pilihan wisatawan menghabiskan Libur panjang Idul Fitri 1445H.
-
Apa yang ditawarkan oleh hotel di Bali? Bali, yang dikenal sebagai pulau dewata Indonesia, terus menjadi magnet bagi para wisatawan.Dengan pantai-pantai yang memukau, hutan-hutan hijau yang rimbun, dan kekayaan budaya, Bali menawarkan liburan yang tak terlupakan bagi setiap pengunjung.
-
Kenapa vila di Bali populer? Apalagi vila-vila di Bali kini juga sudah banyak yang menawarkan private pool, sehingga berasa rumah sendiri.
-
Dimana Hotel Indonesia dibangun? Menempati lahan seluas 25.082 meter persegi, hotel ini mempunyai slogan A Dramatic Symbol of Free Nations Working Together.
"Menawarkan (hotel dan villa) belum berarti bangkrut. Kalau pailit atau bangkrut itu keputusan pengadilan. (Pengusaha), harus menutupi biaya operasional atau utang yang ada," imbuhnya.
Dia juga menyatakan, selama pantauannya ada satu villa yang terjual di kawasan Jimbaran. Namun, untuk hotel masih belum ada yang laku. Sementara, untuk harga hotel yang dijual tergantung fasilitas atau luas hotel. Dari perkiraannya kalau hotel bintang 5 ada yang dijual seharga Rp2 triliun.
"Hanya satu atau dua (villa) yang saya pantau sudah laku. Yang lain (hotel) belum, karena daya beli masyarakat sekarang sudah menurun," ungkapnya.
"(Kalau harga hotel) tergantung kelas hotelnya. Bintang 5 ada yang Rp2 triliun juga ada yang mau dijual. Nilainya, kan mereka yang tahu, pengusaha dan investor yang tahu,” tambah dia.
Sementara, untuk 50 hotel dan villa yang dijual paling banyak di kawasan Kabupaten Badung, Bali, karena mayoritas atau 70 persen pariwisata paling banyak di Badung, Bali.
"Di Badung, di daerah lain juga ada di Gianyar dan Karangasem juga ada. Tapi kalau mayoritas 70 persen ada di Kabupaten Badung, sarana pariwisata," jelasnya.
Menurutnya, para pengusaha menjual hotel dan villa karena imbas situasi Pandemi Covid-19 yang berangsur lama dan para pengusaha mau tidak mau harus membuat usaha baru dalam situasi Pandemi Covid-19.
"Karena, situasi pandemi Covid-19, kan panjang tentu pengusaha ada yang melakukan beragam usaha untuk menyelamatkan. Mau tidak mau, mereka harus membuat keputusan mencoba untuk menawarkan," ujarnya.
Dia juga tak memungkiri, jika situasi tetap dalam kondisi Covid-19, daftar villa dan hotel yang dijual di Bali akan bertambah. Namun, pihaknya berharap hal tersebut tidak terjadi.
"Kemungkinan itu ada. Tapi situasi dan kondisi seperti ini yang beli juga belum ada," terangnya.
Sementara, agar para pengusaha hotel dan villa di Bali terus beroperasi, pihaknya berharap dari pemerintah ada dana pinjaman lunak atau soft loan. Kendati demikian hingga saat ini belum ada kepastian dana tersebut kapan dikucurkan.
"Belum ada soft loan. Kita, mengharapkan untuk dapat subsidi atau soft loan dari pemerintah. Jadi, untuk working kapital kalau kita mulai buka usaha, karena ini sudah 1,5 tahun," ujarnya.
"Kalau buka usaha sudah mulai dari awal, karena tentu tingkat hunian kita, kalau kita buka akan sangat di bawah. Karena, bertahap, karena (wisatawan domestik) sampai 2.000 hingga 3.000 sekarang. Sedangkan total kamar (hotel) di Bali itu 146 ribu lebih, kalau hanya isi 2.000 dan 3.000 sehari itu ekornya belum terisi. Makanya untuk sementara ditutup," ujar Wijaya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jumlah vila di Bali mengalami pertumbuhan yang signifikan.
Baca SelengkapnyaRatusan akun hotel Google Bisnis di Bali dan Sumatera menjadi korban peretasan.
Baca SelengkapnyaAdanya moratorium diharapkan dapat menertibkan para investor asing yang membangun vila.
Baca SelengkapnyaMegawati Soekarnoputri menyinggung pengelolaan pariwisata Bali yang tidak terkontrol.
Baca SelengkapnyaSandiaga Uno mengapresiasi pertumbuhan berbagai usaha kecil dan menengah (UKM) di sekitar IKN, serta desa-desa wisata.
Baca SelengkapnyaAgar tidak menimbulkan dampak buruk maka penanganan WNA bermasalah itu perlu dilakukan maksimal.
Baca SelengkapnyaUpaya peninjauan kembali di Mahkamah Konstitusi (MK) terkait besaran pajak spa dan klasifikasinya ke jasa hiburan, diharapkan merevisi besaran tarif pajak spa.
Baca SelengkapnyaTemuan kasus Covid-19 kembali memantik kekhawatiran. Di Bali, ditemukan 43 kasus sejak awal Desember 2024.
Baca SelengkapnyaAda 171 ribu orang yang berwisata ke Bali selama libur lebaran
Baca SelengkapnyaAda pun lini bisnis yang terdampak kenaikan pajak hiburan antara lain karaoke, kelab malam hingga spa.
Baca SelengkapnyaPerhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia meminta kebijakan ini dipertimbangkan secara teliti.
Baca SelengkapnyaBali masih menjadi destinasi wisata utama para orang kaya di Indonesia. Bahkan, crazy rich dari negara-negara sekitar seperti Malaysia dan Australia.
Baca Selengkapnya