Terjangan 'wedus gembel' Sinabung renggut nyawa 7 warga
Merdeka.com - Tidak ada yang menyangka jika Sabtu (21/5) kemarin, bakal menjadi musibah bagi warga di lereng Gunung Sinabung. Kala itu, sembilan warga sedang giat berkebun di ladang Desa Gamber, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Secara keselamatan, memang area tersebut berada di dalam radius 4 kilometer dari kawah gunung dan masuk zona merah. Namun apa daya, masyarakat yang semestinya dilarang masuk memilih nekat kembali berkebun.
Selama ini, mereka terbiasa berangkat kerja ke kebun pada siang hari dan kembali ke pengungsian di malam hari.
-
Mengapa warga Puncak meninggal? Kematian karena diare dan dehidrasi,“ Abdul menyebutkan berdasarkan laporan tersebut, kekeringan ini telah berdampak pada kurang lebih 7.500 jiwa.
-
Siapa korban kebakaran? Atas kejadian itu, mengakibatkan satu orang meninggal dunia atas nama Cornelius Agung Dewabrata (59).
-
Siapa saja korban sambaran petir? Ketiga korban yakni dua orang ibu, FT (35) dan WR (30), dan seorang remaja laki-laki AR (18).
-
Siapa yang menjadi korban kebakaran? Tragedi kebakaran ini pertama kali ditemukan oleh keponakannya, Nurul Mufid (40). Ia melihat api berkobar di belakang rumah dan langsung mengecek sumbernya, menemukan tumpukan daun dan ranting bambu kering di pekarangan. Namun, saat itu Mufid belum menyadari bahwa pamannya terjebak di tengah api yang berkobar.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
Saat sedang di kebun, tiba-tiba dari kawah terjadi erupsi disusul luncuran awan panas atau biasa disebut juga wedus gembel. Tak bisa mengelak, sembilan warga terbakar. Tujuh meninggal dunia, sementara dua lagi kritis.
Ketujuh warga adalah Karman Meliala (60), Irwansyah Sembiring, Nanin beru Sitepu (50), Leo Perangin-angin (25), Mulia Ginting (45), Ersada Ginting (55), Ibrahim Sembiring (51). Semuanya warga Desa Gamber.
Sedangkan dua warga lagi dalam kondisi kritis yakni cahaya Sembiring (57) dan Cahaya beru Tarigan (45) yang kini dirawat di RS Efarina Etaham di Berastagi akan diamputasi kakinya lantaran mengalami luka bakar yang cukup parah. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banjir bandang melanda Pekalongan, Jawa Tengah usai hujan deras
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem yang terjadi di Kabupaten Luwu menyebabkan bencana banjir bandang dan tanah longsor.
Baca SelengkapnyaPara pengunjung Mattabulu berteduh karena saat itu hujan deras. Di saat bersamaan, pohon besar di dekat pondok tumbang akibat angin kencang.
Baca SelengkapnyaEnam kabupaten yang terkena dampak banjir dan longsor adalah Luwu, Enrekang, Wajo, Sidrap, Sinjai, dan Pinrang.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal merupakan pasangan suami-istri, bernama Ida Bagus Eka Widya Cipta (40) dan Ida Ayu Putu Mutiari (38).
Baca SelengkapnyaDinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) sedang melakukan asesmen rumah terdampak bencana untuk pemberian bantuan.
Baca SelengkapnyaJumlah korban tewas akibat robohnya crane girder pembangunan Fly Over Bantaian, Muara Enim, Sumatera Selatan, bertambah menjadi dua orang.
Baca SelengkapnyaDilaporkan bahwa sekolah beserta sejumlah rumah yang berada di lereng gunung terbakar dan rusak berat akibat lontaran material gunung.
Baca SelengkapnyaKebakaran sudah berhasil dipadamkan dan sedang dalam tahap pendinginan
Baca SelengkapnyaSebanyak 35 unit mobil pemadam kebakaran telah dikerahkan ke lokasi kejadian.
Baca SelengkapnyaBencana longsor di Sragen menyebabkan seorang ayah dan anak perempuannya tewas tertimbun tanah
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan mengevakuasi korban pasca-letusannya gunung api Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Baca Selengkapnya