Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Termakan rayuan Ramadhan Pohan

Termakan rayuan Ramadhan Pohan ramadhan pohan. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Lambat laun kasus penipuan diduga dilakukan politikus Partai Demokrat, Ramadhan Pohan, terbuka. Pengakuan Laurenz Hanry Hamonangan Sianipar menyibak misteri perkara itu.

Dia mengatakan, kasus itu berawal dari kedatangan Ramadhan Pohan bersama istri ke kediaman orang tuanya, di Jalan Sei Serayu, Medan, pada 8 Desember 2015, sore. Saat itu sehari menjelang pencoblosan Pilkada Kota Medan.

"Saya baru sekali bertemu, dikenalkan Linda Panjaitan. Dia dan istrinya membujuk dan meyakinkan saya bahwa dia butuh uang tunai hari itu juga. Awalnya minta Rp 6 miliar, namun jadi Rp 4,5 miliar, yang akan dikembalikan selama seminggu dan saya akan diberikan imbalan Rp 400 juta," kata Laurenz.

Laurenz awalnya berat mengabulkan kemauan Ramadhan. Apalagi saat itu sudah sore. Namun, Ramadhan mendesaknya pencairan uang dapat dilakukan.

"Dia bilang semua sudah diatur," sambung Laurenz.

Pria tinggal di kawasan Setia Budi, Medan, ini mengaku Ramadhan terus melobinya. Bahkan, Ramadhan meminta Laurenz memeriksa latar belakang keuangannya. Dia menyatakan sebagai calon wali kota Medan terkaya, dengan kekayaan Rp 13 miliar lebih.

"Saya cek ke website KPU, memang benar. Saya minta buat kuitansi, dia tidak mau, tapi dia menyerahkan cek kontan senilai Rp 4,5 miliar yang ditandatangani dan lengkap dengan nama dan tanda tangan di bagian belakang. Dia bilang, ini lebih kuat dari kuitansi," ucap Laurenz.

Laurenz setuju meminjamkan uang. Dia membawa uang tunai Rp 500 juta dari rumah, dan ikut mencairkan Rp 500 juta di Bank Mandiri, Jalan S Parman, Medan, kemudian Rp 3,5 miliar dari Bank Mandiri di Jalan Imam Bonjol.

"Saya tidak tahu menahu uang itu untuk apa. Saya tidak ada ikut-ikutan di Pilkada, kami bukan orang politik," sebut Laurenz.

Uang tunai itu diserahkan di bank kepada Linda. Perempuan itu dikawal aparat kepolisian sesuai perintah Ramadhan. "Sekitar jam 7 malam, dia (Ramadhan) menelepon menyampaikan terima kasih uang sudah sampai," beber Laurenz.

Laurenz belum curiga. Sepekan berlalu, saat Laurenz mencoba mengontak, Ramadhan tidak bisa dihubungi. Dia pun mencoba mencairkan cek yang diberikan. Beberapa kali berupaya, tetap tidak berhasil. Cek tidak bisa dicairkan karena saldonya tidak cukup. Saldonya ternyata hanya Rp 10 juta. Setelah ditelusuri, sejak dibuka jumlah uang ada di rekening itu tetap di angka Rp 10 juta.

Laurenz mulai cemas. Dia mencoba mengontak Ramadhan, tetapi tak bisa dihubungi. Merasa kena tipu, Laurenz melaporkan Ramadan ke Polda Sumut pada 18 Maret 2016. Dalam perkembangannya, Ramadhan dan Linda dijadikan tersangka. Namun dipanggil dua kali, Ramadhan terus mangkir.

Ramadhan kemudian dijemput penyidik Polda Sumut dari Jakarta, Selasa (19/7) malam, setelah dua kali mangkir dari panggilan untuk diperiksa sebagai tersangka kasus penipuan dan penggelapan.

Ramadhan tiba di Polda Sumut, Selasa (19/7) sekitar pukul 24.00 WIB atau Rabu (20/7) pukul 00.00 WIB dinihari. Dia kemudian menjalani pemeriksaan sebagai tersangka di Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumut. Usai diperiksa, penyidik tidak melakukan penahanan terhadapnya. Dia dilaporkan melenggang dari Mapolda Sumut, Rabu (20/7) malam.

Langkah penyidik kasus penipuan dan penggelapan tidak menahan Ramadhan Pohan membuat Laurenz kecewa. Dia tetap meminta politikus Partai Demokrat itu dijebloskan ke balik terali besi.

"Saya tahu dia (Ramadhan Pohan) tidak ditahan dari media massa. Saya sangat kecewa, karena sudah jelas-jelas dia mangkir dan tidak kooperatif dan dijemput hingga ke Jakarta, masa tidak ditahan," imbuh Laurenz.

Laurenz yang didampingi pengacaranya, Hamdani Harahap, menyatakan Ramadhan sudah sepatutnya ditahan. Alasan mereka Ramadhan tidak menunjukkan itikad baik, padahal dua alat bukti permulaan telah ditemukan.

Bahkan, dia menyampaikan permohonan agar Ramadhan ditahan dalam surat dibuat Hamdani, ditujukan kepada Kapolri dan ditembuskan ke Presiden, Ketua DPR RI, Kabareskrim, Irwasum Polri, Propam Polri, dan Kajati Sumut.

"Soalnya kasus ini juga sangat menarik dan menjadi perhatian masyarakat luas," kata Hamdani.

(mdk/ary)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cerita Korban Penipuan Kerja Paruh Waktu Modus Like dan Subscribe, Duit Rp21 Juta Raib dan Dapat Ancaman
Cerita Korban Penipuan Kerja Paruh Waktu Modus Like dan Subscribe, Duit Rp21 Juta Raib dan Dapat Ancaman

Korban sudah melaporkan penipuan dan ancaman dialaminya ke polisi.

Baca Selengkapnya
Niat Dapat Pinjaman Rp3 Miliar, Pensiunan PNS Malah Jadi Korban Perampokan Hilang Rp85 Juta
Niat Dapat Pinjaman Rp3 Miliar, Pensiunan PNS Malah Jadi Korban Perampokan Hilang Rp85 Juta

Ia menjelaskan bahwa pengungkapan perkara itu berawal dari penemuan seorang lelaki dalam kondisi terikat lakban pada Sabtu.

Baca Selengkapnya
Viral Pria Tak Tega Tagih Utang pada Seorang Kakek, Tuai Simpati
Viral Pria Tak Tega Tagih Utang pada Seorang Kakek, Tuai Simpati

Viral pria tak tega tagih utang pada seorang kakek, tuai simpati.

Baca Selengkapnya
Tertipu Modus Penipuan Telepon Seolah Kenal Keluarga, Duit Rp1,1 Miliar Melayang
Tertipu Modus Penipuan Telepon Seolah Kenal Keluarga, Duit Rp1,1 Miliar Melayang

Hal itulah yang membuat korban akhirnya percaya sehingga mentransferkan sejumlah uang ke rekening si penelepon.

Baca Selengkapnya
Polisi Periksa Pemilik Nomor Rekening Penampungan Uang Pemerasan Ria Ricis, Ini Hasilnya
Polisi Periksa Pemilik Nomor Rekening Penampungan Uang Pemerasan Ria Ricis, Ini Hasilnya

Tersangka pengancaman inisial AP menggunakan nomor rekening Jacky untuk menampung uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya
Janji Dinikahi Cowok yang Dikenal Lewat Aplikasi Perjodohan, Begini Kisah Gadis Trenggalek Tertipu Puluhan Juta Rupiah
Janji Dinikahi Cowok yang Dikenal Lewat Aplikasi Perjodohan, Begini Kisah Gadis Trenggalek Tertipu Puluhan Juta Rupiah

Keluarga besar korban pun ikut tertipu dengan aksi pelaku

Baca Selengkapnya
Perempuan Muda Jadi Bandar Arisan Bodong, Raup Cuan Rp1,2 Miliar
Perempuan Muda Jadi Bandar Arisan Bodong, Raup Cuan Rp1,2 Miliar

Dari hasil pemeriksaan seorang korban membeli lelang arisan sebesar Rp 4,1 juta kemudian ia akan mendapatkan uang Rp 5 juta.

Baca Selengkapnya
Kakek ini Nolak Diberi Uang Banyak dari Pria Baik Hati, Alasannya Luar Biasa
Kakek ini Nolak Diberi Uang Banyak dari Pria Baik Hati, Alasannya Luar Biasa

Sebuah video memperlihatkan seorang kakek yang menolak diberi uang karena alasan akhirat.

Baca Selengkapnya
Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil, Naas Tubuh Lansia di Jaktim Terseret Sampai 3 Meter
Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil, Naas Tubuh Lansia di Jaktim Terseret Sampai 3 Meter

Korban mempertahankan mobil yang merasa ditipu oleh calon pembeli saat akan melakukan transaksi.

Baca Selengkapnya
Ustaz Palsu Jadi Otak Pencurian Modus Penggandaan Uang, Korban Rugi Rp300 Juta
Ustaz Palsu Jadi Otak Pencurian Modus Penggandaan Uang, Korban Rugi Rp300 Juta

Peristiwa itu bermula saat korban tertarik dan akhirnya masuk grup pesugihan di Facebook

Baca Selengkapnya