Tetangga bocah tewas dianiaya ayah tiri sering dengar teriakan 'Ampun Bu'

Merdeka.com - Kematian bocah 10 tahun, HS, yang tinggal di Jalan Jakarta 2 Blok D5 Lok Bahu, Samarinda, masih menyimpan pertanyaan. Meski polisi sudah menetapkan ayah tiri, Rahmatullah (31), sebagai tersangka, warga curiga ibu kandungnya, Risnawati, ikut menganiaya HS.

Merdeka.com mendatangi kediaman HS sekira pukul 11.00 Wita. Kawasan perumahan itu, memang tampak sepi. Wajar, jika warga sekitar dengan mudah mendengar kegaduhan, dari rumah yang dihuni Risnawati, dan anak-anaknya.

Belasan warga ikut berkumpul, melihat seksama kepolisian masuk ke dalam rumah korban, yang menjadi saksi bisu peristiwa itu. Mereka dibikin penasaran, dan mencurigai ibunya, turut andil menyiksa HS, hingga akhirnya tewas.

Mereka juga terkejut kalau Risnawati tinggal bersama 2 suami sekaligus, Rahmatullah dan Imam ayah kandung HS, setelah kasus itu terbongkar. Rahmatullah diketahui, tinggal di rumah, kalau Imam berangkat kerja. Sesekali, warga geleng-geleng kepala.

"Warga tahunya cuma satu suami. Dia (Rahmatullah) dibilang oleh ibu Risna itu, cuma adiknya yang tinggal menumpang," kata warga sekitar, Andri Ahmad, dalam perbincangan bersama wartawan.

Risna, diduga warga kerap tidak memberi makan anaknya sendiri. Bahkan, korban HS sebelum meregang nyawa, kerap terlihat meminta makan dengan warga sekitar bahkan tidur di bawah kolong mobil.

"Sering kalau jam 10 atau jam 11 malam, kami ini dengar suara teriakan anak dipukul, teriakan ampun Bu," ujar Andri.

Obrolan bersama warga lainnya, Tirta (28), yang tinggal tepat di belakang rumah korban, juga mendengar teriakan itu sangat jelas.

"Saya ini tinggal tepat di belakang rumahnya. Ya, sering dengar teriakan minta ampun. Itu saya ingat persis, itu suara korban (HS)," kata Tirta.

Tirta pun sangsi, kalau HS dinilai nakal sehingga hanya dianiaya ayah tirinya, Rahmatullah. "Anak itu sebenarnya tidak nakal. Memang sering minta makan dengan warga. Saya juga kaget, ternyata di rumah itu, ya ada 2 suami ibu Risna," demikian Tirta menyudahi perbincangan.