Tetangga curiga Robert kerap bonceng anak perempuan berbeda
Merdeka.com - Butuh waktu 40 menit dari Denpasar buat melacak kediaman dari warga Australia, Robert Endrew (70), di desa Selemadeg, Kabupaten Tabanan. Bule uzur itu kini berurusan dengan polisi karena diduga merupakan pengidap paedofilia.
Seorang tetangga Robert, I Nengah Rotog (60), mengaku dia kerap melihat Robert membawa anak perempuan berbeda.
"Dia (Robert) tinggal di sini sudah 14 bulan yang lalu. Warga sini sering lihat dia bonceng anak-anak kecil, ya semua wanita," kata Rotog di Desa Selemadeg, Rabu (13/1).
-
Gimana cara membentak anak bisa bikin anak jadi pembully? Banyak orangtua beranggapan bahwa berteriak atau membentak adalah solusi untuk mengubah perilaku buruk anak. Sayangnya, penelitian menunjukkan sebaliknya. Membentak justru dapat memperburuk perilaku anak, meskipun mungkin mereka berperilaku baik di depan orangtua. Di lingkungan lain, mereka dapat menjadi nakal bahkan hingga membully orang lain. Ini menciptakan siklus kehidupan yang sulit dihentikan.
-
Perubahan apa yang dialami pria tersebut? Hanya berselang dua tahun saja, si pria tampak mengalami perubahan drastis yang membuat publik pangling akan penampilannya.
-
Bagaimana anak menjadi pelaku bullying? Anak-anak yang cenderung melakukan bullying sering kali merasa senang atau puas ketika berhasil membuat orang lain merasa tidak nyaman atau takut.
-
Bagaimana membentak anak mengubah otak? 'Membentak merupakan hasil dari sejumlah emosi negatif. Pikiran negatif ini bisa berdampak buruk terhadap otak anak,' kata Dr. Neha Mehta, MD.
-
Mengapa anak balita suka memukul? Balita sering kali melakukan tindakan memukul sebagai cara untuk menguji batasan yang ada di sekitar mereka. Hal ini terjadi karena mereka masih dalam tahap perkembangan yang belum sepenuhnya memahami bahwa tindakan memukul merupakan perilaku yang tidak baik dan dapat menyakiti orang lain. Selain itu, kurangnya pengendalian diri pada usia ini juga berkontribusi terhadap perilaku tersebut, di mana mereka belum sepenuhnya mengerti konsekuensi dari tindakan mereka.
-
Kapan anak korban perang mengalami perubahan perilaku? Beberapa anak dapat menunjukkan perubahan dalam perilaku mereka setelah mengalami trauma perang. Mereka mungkin menjadi agresif, sulit diatur, atau menarik diri dari interaksi sosial.
Sebagian warga setempat nyaris mengaku tak mengenal Robert. Hanya saja mereka bisa menunjukkan rumah Robert kerap mondar-mandir masuk desa.
"Kita tahunya bule berewok. Kalau nama kami tidak tahu. Soalnya mister itu juga ramah kalau lewat desa kami," kata Rotog.
Robert di desa dengan nama lengkap Robert Andrew Fiddes Ellis. Rumahnya di Banjar Campuhan, Desa Tangguntiti, Kecamatan Selemdeg Timur, Tabanan letaknya agak jauh dari rumah warga. Rumah dengan luas empat are itu dikelilingi tembok setinggi empat meter memiliki dua pintu masuk. Masing-masing di sebelah selatan dan timur. Buat menuju ke rumah ini, kita harus menuju jalan desa melewati jalan batu kapur berlubang dan bergelombang.
Rotog sukarela mengantar menuju lokasi. Dengan jalan berbelok-belok melintasi tegalan dipadati kayu, akhirnya sampai di sebelah barat pintu masuk rumah Robert.
Di dalam rumah itu ada dua kamar berukuran 4x4 meter. Satu berisi tempat tidur dan televisi 14 inci. Satu kamar lagi berada di sebelah timur difungsikan sebagai dapur. Sementara kamar tengah dibiarkan terbuka berisi kulkas dan barang lainnya. Di halaman rumah terlihat tumbuh pohon tinggi. Ada juga kolam, tetapi sudah tidak ada airnya.
Di dalam kolam itu juga ada ayunan anak-anak terbuat dari tali plastik dengan posisi diikat di atas pepohonan. Rumah itu dilengkapi dengan kamar mandi berisi pancuran letaknya terpisah di sebelah selatan. Terlihat hamparan rumput Jepang tampak kurang terurus.
Dikatakan Rotog, tanah itu dibeli oleh Robert dari pemiliknya asal Seminyak, Kuta, bernama Pak Diana. Saat membangun rumahnya, Robert menggunakan buruh dari luar Bali.
Pada awalnya, Robert biasa bergaul dengan warga, bahkan sering belanja di warung yang ada di sekitar banjar campuhan. Namun, setelah sebulan dia tinggal di sana, Robert berubah. Dia seakan tertutup dengan warga sekitar. Kecurigaan warga semakin menjadi saat melihat Robert dilihat sering membonceng anak-anak perempuan diajak ke dalam rumahnya.
"Kami sangat kecewa kalau benar rumah ini dijadikan tempat untuk mencabuli anak-anak yang berada di bawah umur," lanjut Rotog.
Rotog mengatakan, Robert fasih berbahasa Indonesia dan bisa bahasa Bali sedikit demi sedikit. Menurut dia, warga setempat sempat melaporkan hal itu secara lisan ke polisi. Namun saat itu tidak ada tindaklanjutnya.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku mengakui pada penyidik jika apa yang dilakukannya, yaitu memberikan obat jenis Deksametason dan Pronicy pada bayi adalah hal yang biasa dikalangan teman.
Baca SelengkapnyaAnsori tak mengetahui secara pasti penyebab Ngantiani tidur di gubuk.
Baca SelengkapnyaPelaku berusia 70 tahun itu sudah tetapkan sebagai tersangka
Baca SelengkapnyaPelaku berkali-kali meminta maaf dan mengaku khilaf serta berdalih perbuatan bejat itu bukan atas keinginannya.
Baca SelengkapnyaPenganiayaan terhadap RML (5) dilakukan berbulan-bulan. Akibatnya, korban luka-luka di sekujur tubuh.
Baca SelengkapnyaAtas perbuatannya, pelaku MA terancam hukuman 5 tahun penjara.
Baca Selengkapnya