Tolak kenaikan BBM, ratusan mahasiswa gelar demo di Bundaran Gladag
Merdeka.com - Ratusan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), IMM, LMND dan lainnya, menggelar aksi demonstrasi di Bundaran Gladag, Senin (9/1) pagi. Dalam orasinya mereka menolak kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), listrik serta biaya tarif penerbitan STNK/BPKB.
Dalam aksi tersebut mereka membawa sejumlah spanduk dan poster berisi kecaman atas kebijakan pemerintah dan tuntutan agar kenaikan dibatalkan.
Spanduk tersebut antara lain berbunyi 'Mahasiswa bergerak menolak tunduk bangkit melawan!!!', 'Pemerintah dibutakan kekuasaan, Rakyat kecil tak dihiraukan', Derita sudah naik seleher' dan lainnya.
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
-
Dimana demo buruh berlangsung? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Siapa saja yang ikut demo? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Siapa yang protes soal UMP? Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan mogok nasional awalan ini melibatkan sejumlah pabrik di kawasan industri di seluruh Indonesia.
-
Siapa yang ikut demo? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Mengapa mahasiswa demo di tahun 1965? Para mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) itu tidak puas dengan kebijakan pemerintahan Orde Lama. Mereka terus melakukan demonstrasi dan meminta Presiden Sukarno bertindak tegas terhadap PKI dan menteri-menteri yang tidak becus bekerja.
"BBM naik, pajak naik, listrik naik, berarti ada yang harus turun. Siapa teman-teman ?" teriak salah seorang pendemo.
Koordinator aksi Kiyay Okta juga menyampaikan pernyataan sikap kepada pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo. Pertama, menuntut pemerintah mencabut kenaikan harga BBM, listrik, dan biaya tarif penerbitan STNK dan BPKB.
Kedua, pihaknya meminta pemerintah untuk membatalkan kenaikan BBM nonsubsidi yang memicu kenaikan harga pokok. Ketiga, menuntut pemerintah untuk mengembalikan subsidi listrik. Keempat, menuntut pemerintah Indonesia, Polri, Kemenkeu dan instansi pemerintah terkait untuk bersikap tegas dan berhenti lempar tangan terhadap kebijakan yang menyangkut hajat dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
"Terakhir, lanjut dia, menuntut pemerintah agar hadir sebagai solusi terhadap permasalahan yang ada dan menetapkan kebijakan yang berpihak kepada rakyat," tegas Kiyay.
Kiyay menilai kebijakan pemerintah tidak berpihak kepada rakyat. Minimnya sosialisasi dan pemerintah yang terkesan lempar tangan membuat rakyat semakin tercekik dan sesak nafas.
Usai melakukan orasi di Bundaran Gladag, di ujung timur Jalan Slamet Riyadi, mereka bergerak menuju Balai Kota Solo, di Jalan Jenderal Sudirman, yang berjarak sekitar 250 meter. Di depan balai kota, mereka kembali membacakan tuntutan yang sama.
Kapolresta Solo, Kombes Pol Ahmad Lutfi ikut langsung memimpin pengamanan aksi damai tersebut. Ia mengimbau mahasiswa melakukan aksi dengan damai. "Kami menerjunkan sekitar 500 personel untuk mengamankan aksi ini," katanya. (mdk/ang)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia (SI) mengadu ke Komisi X DPR terkait kenaikan biaya uang kuliah
Baca SelengkapnyaMahasiswa berangka pukul 11.30 menggunakan 10 kopaja dan 20 angkot. Mereka juga membawa sejumlah spanduk dan poster.
Baca SelengkapnyaDemonstrasi terkait RUU Pilkada di Semarang berakhir ricuh. Puluhan mahasiswa harus dirawat di rumah sakit dan puluhan lainnya ditahan polisi
Baca SelengkapnyaKehadiran mereka disambut sejumlah mahasiswa yang masih bertahan di sekitar gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaDi tengah gelombang aksi mahasiswa, Ibu Negara Iriana Jokowi melakukan kunjungan kerja di sejumlah tempat di Kota Makassar.
Baca SelengkapnyaSejumlah mahasiswa dari berbagai universitas menyampaikan unek-uneknya dalam rapat di Komisi Pendidikan DPR, Kamis (16/5).
Baca SelengkapnyaDemo yang dilakukan mahasiswa Universitas Pancasila , Selasa (27/2) sempat diwarnai aksi blokade Jalan Raya Srengseng Sawah yang memicu kemacetan.
Baca SelengkapnyaPara mahasiswa ini mendirikan tujuh tenda dan memasang sejumlah karangan bunga.
Baca SelengkapnyaPuluhan anggota BEM Korwil Jateng DIY berunjuk rasa di depan Kantor Wali Kota Solo sekaligus Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka, Senin (18/12) sore.
Baca SelengkapnyaAksi menentang praktik politik dinasti dan menolak pelanggaran HAM ini juga diikuti dosen, budayawan, seniman dan tokoh masyarakat.
Baca SelengkapnyaMereka meminta kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2024 sebesar 15 persen.
Baca SelengkapnyaSetelah merobohkan pintu pagar Gerbang Pancasila, pendemo berkumpul dengan penjagaan ketat dari pihak kepolisian.
Baca Selengkapnya